20 | PASRAH

350 30 0
                                    

Arga berlari mengejar Kanilya kemudian memeluknya dari belakang, dia benar-benar tak rela jika harus kehilangan perempuan yang telah dia sayangi. "Izinin aku meluk kamu buat terakhir kalinya"

Perkataan Arga barusan sangat menggores hatinya Kanilya, seakan-akan perpisahan ini adalah suatu perpisahan yang sangat menyakitkan bagi mereka.

Kanilya hanya terdiam membiarkan Arga memeluknya untuk yang terakhir kalinya, terdiam dengan tangisan kepedihan. Lalu dia merasakan kedua tangan Arga menggenggam erat tangannya.

"Hapus ingatan Kanilya tentang jati diri gue sebagai hantu, dan rubah Kanilya jadi manusia yang lebih baik lagi. Jangan biarin dia punya jiwa yang jahat" Ucap Arga di dalam hatinya.

Tanpa sepengetahuan Kanilya, tangannya yang digenggam Arga terliharkan memancarkan sinar biru muda. Arga baru saja menghapus ingatan Kanilya.

Arga menghapus ingatan Kanilya tentang jati dirinya sebagai hantu, dan membuat jiwa jahat yang ada dalam diri Kanilya lenyap hingga Kanilya menjadi manusia baik.

Setelah melakukan hal tersebut, Arga pun melepas pelukannya dengan perlahan. Kanilya pun langsung berbalik ke arahnya, setelah sebagian memorinya hilang.

"Kok kita bisa ada di deket pohon sih? Bukannya tadi kita ada di tepi jalanan ya?"

Arga terdiam sejenak. "Jaga diri baik-baik ya? Aku pulang duluan"

"Nggak!" Kanilya memegang lengan Arga dengan erat, menahannya untuk tak pergi. "Please Arga, ayo kita perjuangin hubungan kita sama-sama"

Arga menggelengkan kepalanya. "Aku nggak bisa, aku minta maaf"

"Maksud kamu itu apa sih? Tadi kamu bilang kamu sayang sama aku kamu cinta sama aku, tapi kenapa kamu nggak mau berjuang sih buat tetep ngejalanin hubungan kita?"

"Keluarga aku itu pendendam yang abadi, sekalinya udah benci sama seseorang, sulit buat ngemaafin. Jadi sia-sia aja kalau kita berjuang buat dapetin restu dari Papah aku, karena itu hal yang mustahil"

"Jadi kamu main nyerah gitu aja tanpa mau gerak dulu?"

Arga terdiam dan menundukkan kepalanya.

"Oke, mungkin ini emang udah jalan yang terbaik buat kita. Kamu bukan jodoh aku, dan kita bukan cinta sejati. Makasih ya Arga, kamu udah mau ngasih perhatian kamu sama aku, walaupun kamu tahu hubungan kita itu awalnya cuma paksaan"

Arga pun kembali memandangi Kanilya dengan air mata yang tiada hentinya menetes.

"Salam buat orangtua kamu, buat Reno. Sampein maaf aku yang sebesar-besarnya" Isak Kanilya. "Good bye, Arga Rendiana"

Mereka saling memandang dengan mata yang mengalirkan air mata, sampai kemudian Kanilya pergi memasuki mobilnya lalu melaju pulang kembali ke rumahnya.

Kanilya melajukan mobilnya dengan cepat, dia mengendarai mobilnya dengan penuh tangisan kepedihan. Arga pun memandangi kepergiannya dengan tangisan kepatah hatian.

"Ternyata kehilangan orang yang disayang itu bener-bener sakit banget, sakitnya bener-bener kerasa. Ini pasti juga bentuk karma buat gue karena gue udah banyak nyakitin perasaan setiap perempuan"

Tiba-tiba, hembusan angin datang menerpa Arga. Membuat Arga langsung memandangi keadaan di sekitarnya. Tak lama kemudian, sebuah suara terdengar.

Sebuah suara yang terdengar tak asing bagi Arga. "Kesalahan terbesar karena telah mengungkap jati dirimu yang sedang dihukum pada orang lain, kau akan menerima hukuman yang lebih berat"

Arga langsung terkejut begitu mendengar suara tersebut, sebab suara tersebut adalah suara yang menegurnya ketika dia tewas dulu. Sekarang suara itu terdengar kembali.

Hantu Tampan [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang