[02]

6.1K 817 7
                                    

Budayakan vote sebelum membaca ! ! !

____

JENNIE tak pernah bermimpi mempunyai keluarga yang hancur. Karena lima tahun yang lalu, hidupnya masih sangat bahagia. Lagi pula, memangnya ada orang yang menginginkan keluarganya hancur? Hanya orang gila yang menginginkan hal itu terjadi.

"Jennie." Suara tegas Siwon Agatha terdengar. Membuat Jennie yang sedang flashback pada masa lalu kini duduk terkesiap.

"Ya Pah?"

"Abang kamu mana?"

Jennie terdiam selama beberapa detik. Ini lah pertanyaan yang paling ia takuti. Kakak Jennie memang selalu keluyuran. Penyebab utama dia seperti itu adalah Siwon sendiri.

"Abang tadi chat Jennie katanya ada tugas kelompok. Abang mau kerjain sama temennya. Mungkin bakal lembur, terus nginep deh," dustanya. Jennie tersenyum miris. Kenapa hidupnya penuh kebohongan begini? Dan entah kenapa kebohongan yang ia buat, selalu ia jadikan mimpi.

Seperti saat ini, Jennie bilang Agatha Suga Ma-Putra alias Kakak Jennie mengechatnya. Mengechat? Saling bertukar sapa dan memiliki nomor masing-masing saja tidak, apalagi meminta izin begitu. Suga itu anak malam, berangkat sore, pulangnya pagi. Dia juga terkesan sangat cuek, bahkan kepada adiknya sendiri.

Siwon mengangguk percaya. Setelahnya, ia berdehem sebentar. "Gimana sekolah baru kamu?"

Sudah Jennie tebak. Ayahnya pasti hanya akan menanyakan perihal sekolah dan nilai. Sementara kondisi fisik juga batin Jennie tak pernah ia tanyakan.

"Baik, sekolahannya juga bagus. Guru-guru di sana juga nggak bertele-tele kalo ngejelasin materi," jawab Jennie seadanya.

"Temen? Kalo teman? Kamu udah dapat belum?" Siwon tak pernah tahu kalau anaknya itu sangat antisosial jika berada di luar rumah.

Jennie mengangguk walaupun ragu.

Mata Siwon sedikit berbinar. "Siapa yang jadi teman pertama kamu?"

Jennie tampak berfikir. Ia tak mengenal satu pun teman kelasnya. Akhirnya ia memutuskan untuk mengorbankan nama seseorang. "Taehyung, Valerian Taehyung Dirgantara."

Alis Siwon terangkat sebelah. "Cowok?"

Jennie mengangguk, masih dalam rasa ragu yang sama. "Heum, tapi dia baik kok." Cih! Baik apanya? Yang ada hanya mengganggu.

Siwon mengangguk mengerti. Dia menatap lekat manik Jennie sebelum kembali berbicara. "Nanti kamu mau kuliah di mana?"

Hell! Jennie bahkan belum kelas tiga. Ia masih kelas dua kalau kalian lupa. Lalu, apakah ini waktu yang tepat untuk ia memikirkan nama universitas tempatnya melanjutkan pendidikan? Jennie rasa ini belum waktunya memikirkan itu.

"Jennie kan masih kelas dua, Pah. Masih lama lulusnya," keluhnya.

Mata Siwon sedikit memicing. "Kan persiapan, Jen. Biar kamu mantep aja gitu."

Jennie menghela nafasnya pelan. "Jennie mau kampus mana aja, yang pasti masih deket daerah sini. Jennie nggak mau keluar kota, apalagi keluar negri. Pokoknya Jennie cuma mau di sini."

[✔] Ms. ColdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang