Budayakan vote sebelum membaca !
_______
TAEHYUNG memutar bola matanya jengah tatkala kedua insan di depannya tak kunjung mengakhiri drama murahan mereka. Mereka adalah Jimin dan Rose. Katanya sih sudah jadian. Entah sejak kapan, Taehyung pun baru mengetahuinya sekarang.
"Udah kek! Pesawat bentar lagi lepas landas nih!" Taehyung menegur.
Keduanya saling melepaskan pelukan. Bertatapan sebentar, kemudian kembali berpelukan singkat. Melihat Rose mengucapkan salam perpisahan pada Jimin membuat Taehyung ingin juga mendapat salam perpisahan dari Jennie. Tapi, rasanya itu mungkin hanya akan terjadi di mimpi Taehyung. Cewek itu pasti tak akan sudi memeluk dan menangisi kepergian Taehyung.
"Rose," Taehyung memanggil kekasih sahabatnya.
Rose sedikit mengusap air matanya. "Apa?"
Taehyung mengulurkan sepucuk surat pada Rose. Membuat cewek itu mau tak mau menerimanya.
"Buat gue?"
Taehyung mendelik tak suka. "Enak aja! Buat Jennie itu. Jan lupa disampein loh."
Rose tersenyum kecil. "Iya dah."
Mereka berdua sama-sama pergi dari hadapan Rose setelah Jimin kembali berpamitan tentunya.
Taehyung dan Jimin mendapatkan tempat duduk di bagian tengah. Untungnya, kursi mereka berdampingan, jadi nanti mereka tak perlu takut akan hilang.
Taehyung menatap tanah lapang yang makin lama menghilang itu dengan tatapan sendu.
Selamat tinggal, Tanah airku. Aku berjanji, tak akan melupakan segala keindahan yang selama ini kau berikan.
Dan, teruntuk Jennie, cewek dingin yang paling aku suka. Selamat tinggal, semoga kamu bahagia bersama dia.
*****
Jennie menatap ponselnya untuk yang kesekian kali. Ia berharap mendapat notif pesan dari seseorang yang sudah ia tunggu kabarnya dari semalam. Entah kenapa, perasaan Jennie sudah tak enak sejak semalam. Maka dari itu ia terus memikirkan cowok bermarga Dirgantara itu.
Tok.... tok....
"Non!"
"Masuk aja Mbok. Pintunya nggak dikunci kok!" Jennie sedikit berteriak.
Pembantu Jennie menyembulkan kepalanya. "Ada temen Non di bawah. Katanya mau ketemu Non Jennie. Ya udah, Mbok permisi dulu."
Jennie segera meloncat dari duduknya. Sedikit berkaca pada cermin, kemudian berjalan keluar dari dalam kamar.
Entah kenapa, tapi Jennie sangat yakin kalau yang datang itu adalah Taehyung. Tapi, harapannya pupus saat ia justru menemukan wajah yang sama seperti di halte beberapa minggu lalu.
"Maaf, lo ngapain di sini?" Jennie bertanya sembari melipat tangannya di depan dada.
Tanpa basa-basi, Rose melemparkan surat Taehyung di atas meja ruang tamu. Membuat Jennie memandangi sang pelempar dan juga bendanya bergantian.
"Buat lo, dari Taehyung," Rose menunjuk sepucuk surat itu menggunakan dagunya.
Mendengar nama orang yang tengah ditunggu kehadirannya membuat Jennie segera memungut amplop berwarna hijau muda itu.
Rose bangkit dari duduknya. "Gue cuma mau nyampein itu. Gue harap, setelah lo baca surat itu, lo sadar. Gue permisi," Rose pergi dari rumah Jennie.
"Loh? Temennya mana Non? Kok nggak ada?" pembantu Jennie datang sembari membawa penampan di tangannya.
Jennie melambaikan tangannya di udara. "Mending Mbok taruh aja di dapur. Temen Jennie udah pulang. Jennie masuk dulu."
Jennie berjalan menuju kamarnya dengan langkah terburu-buru. Demi apapun! Jennie teramat penasaran dengan isi surat itu.
Jennie duduk bersila di bibir ranjang. Dengan jantung yang tak mau berhenti berdegup kencang, Jennie membuka surat itu.
Untuk Si Cantik Jennie,
Dari Si Ganteng Taehyung.Hai Jen! Gimana kabar lo? Pasti baik dong. Apalagi sekarang nggak ada gue, hehehe.
"Maksudnya apa sih?" Jennie mengernyitkan alis bingung.
Mungkin lo bertanya-tanya, kesambet apa gue ampe kirim surat ke lo? Ya kan? Jadi gue mau jawab di sini. Jujur, kemaren gue sakit ati karena omongan Bokap lo. Tapi, gue berusaha buat maklumin. Cuma, yang namanya omongan orang pasti kebayang-bayang terus dong. Jadi anggep aja gue bersikap layaknya manusia lain.
Lo nggak perlu minta maaf. Karena harusnya gue yang minta maaf. Maaf udah bikin semuanya makin hancur.
Malam setelah penolakan itu, gue ke rumah Jimin. Gue curahin semuanya ke dia. Setelah itu, gue pulang ke rumah. Lo tau apa yang terjadi selanjutnya? Gue disidang gara-gara nilai gue anjlok parah. Ayah kecewa, Bunda apalagi. Maka dari itu, gue sekarang udah nggak ada di Indonesia.
Butiran kristal mulai jatuh menelusuri pipi mandu cewek itu.
Gue sekarang ada di negara kembaran gue, Korea. Lo tau V BTS? Nah itu kembaran gue.
Jennie terkekeh di sela-sela tangisnya. "Kepedean!"
Gue di sini mau nuntut ilmu, Jen. Lo jangan kaget kalo pas pulang gue udah berubah drastis. Sekarang lo bebas, Jen. Nggak akan ada lagi yang gangguin hari-hari lo. Btw, kalo lo jadi nikah, selamat yah? Maaf gue nggak bisa hadir.
Sebenarnya gue tuh sakit ati pas denger lo mau nikah sama cowok lain. Gue juga nggak tau kenapa gue jadi kayak gitu. Tapi ternyata gue dapet pencerahan dari sang pakar cinta, Jimin. Maaf kalo ungkapan gue yang satu ini ganggu pikiran lo. Tapi gue berani sumpah, gue cinta sama lo Agatha Jennie Claritha.
Maaf kalo lancang, tapi gue cuma pengen lo tau perasaan lebih gue ke lo. Kalo lo mau muntah bacanya juga nggak papa. Mumpung gue lagi nggak ada di situ.
Sekali lagi maaf atas semua kesalahan yang pernah gue lakuin ke lo, Jennie. Dan juga gue mau bilang makasih. Makasih karena udah ngenalin yang namanya cinta ke cowok labil kayak gue.
Tertanda,
Orang terganteng seantero IndonesiaJennie meremat surat berisi tulisan acak-acakan itu dengan kuat. Cewek itu mengigit bibir bawahnya hingga berdarah hanya demi menahan isakan.
"Gue benci ngakuin ini ... tapi ... gue juga cinta sama lo, Taehyung." []
_______
(A/N)
Cringe banget part kali ini huhu T.T
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Ms. Cold
Fanfiction[COMPLETED] Sikapnya yang dingin membuat Taehyung bertekad ingin menghangatkannya. Sikapnya yang acuh tak acuh membuat Taehyung ingin dipedulikan olehnya. Sikapnya yang kaku membuat Taehyung ingin membuatnya menjadi lebih luwes. Juga bibirnya yang...