[08]

4.3K 713 25
                                    

Budayakan vote sebelum membaca ! ! !

Makin sini komenannya makin sepi. Jadi males update_-

_______

TAEHYUNG berdiri gemetaran di hadapan Jungkook. Sementara Jimin berdiri di belakangnya tengah menahan tawa habis-habisan.

"Ngapain lo ke sini?! Mau jadi pahlawan kesiangan?! Hah?!" Jungkook mencengkram kerah seragam Taehyung.

Wajah Taehyung melongo. Nampak sangat bodoh karena kini nyawanya sedang di ambang batas, sedangkan wajahnya sangat pantas dijadikan meme di mading sekolah.

"G-gue mau nolong adek gue lah!" jawabnya sedikit ngegas juga gemetar.

Jungkook meludah tepat di wajah Taehyung, membuat cowok itu mengumpat dalam hati. Masa wajah tampan yang katanya mirip Zayn Malik, V BTS, serta Ayah Suho itu diludahi bocah tengik macam Jungkook? Taehyung tak terima. Tapi, bagaimana mau melawan? Memukul saja ia tak tahu caranya.

"Adek? Jennie nggak ada hubungan apa-apa sama lo! Kemaren lo boongin gue kan?!" Jungkook berteriak di hadapan wajah Taehyung.

Taehyung mengerutkan hidungnya yang mancung bak perosotan anak TK. "Kalo ngomong jangan deket-deket! Bau tau!"

Semua yang mendengar itu pasti akan tertawa. Tapi kali ini tidak. Karena kalau mereka berani tersenyum bahkan satu detik saja, maka nyawa mereka akan melayang pada saat itu juga.

"BERANI LO SAMA GUE?!" teriakan Jungkook bertambah menggelegar. Membuat para murid yang tadi berdiri mengerubuni ia dan sang lawan tersentak mundur.

Taehyung melirik ke arah Jennie. Cewek itu masih saja memasang wajah datarnya. Membuat Taehyung gemas ingin mencubit ginjalnya.

BUGH!

Jungkook menjatuhkan satu pukulan mutlak di pipi kanan Taehyung. Ia tersenyum miring saat melihat Taehyung tersungkur di atas lebatnya rumput taman belakang.

Taehyung mengusap sudut bibirnya yang berdarah. Rasanya ia ingin sekali meminta cermin pada salah satu murid. Ingin memeriksa wajahnya masih tampan atau malah justru berkurang. Tapi bagi mereka yng menonton, Taehyung lebih tampan saat mendapat luka di situ. Katanya bertambah keren dan tampan pastinya. Padahal apanya yang keren?

Jungkook kembali menarik Taehyung untuk berdiri. Ia memendeliki Taehyung, kemudian kembali berujar. "Jangan deketi cewek gue! CEWEK GUE! Paham?!"

Taehyung tersenyum miring. "Cewek lo yang mana? Degem lo kan bertebaran. Gue mana paham siapa yang dimaksud sama lo."

Jimin yang ada di belakang Taehyung menganga lebar. Benarkah Taehyung seberani itu? Perasaan tadi tubuh cowok itu bergetar hebat saat baru mendapat sentakan pertama dari Jungkook.

"Sialan!"

BUGH!

Satu pukulan mulus kembali mendarat di rahang serta perut Taehyung. Taehyung meringis. Ia jatuh tersungkur di hadapan Jennie.

Taehyung mendongak ke arah atas. Menatap wajah Jennie yang terlihat sedikit khawatir?

Tangan Taehyung bergeranggam mencapai kaki Jennie. Ia tersenyum di balik ringisannya yang tak mau berhenti keluar. Katakan Taehyung lemah sekarang. Tapi, Taehyung tak peduli kalaupun ia menjadi buah bibir murid SMA Garuda.

Jennie berjongkok. Ia mencapai tangan Taehyung yang mencekal sepatunya. Kemudian ia bangkit untuk membantu Taehyung berdiri. Sebelah tangan Jennie terangkat sebatas kepala ketika ia melihat Jungkook akan mendekat.

"Cukup! Sekarang lo pergi!" Jennie menunjuk ke arah lain.

"Tapi, Jen-"

"GUE BILANG PERGI YA PERGI!"

Jungkook mendesah gusar. Ia berjalan keluar dari kerumunan itu.

"Heh! Lo bantet! Bantuin kek!" pekik Jennie ke arah Jimin.

Bibir Jimin mencebik, tapi tetap mendekat membantu Jennie memapah tubuh bongsor Taehyung menuju UKS.

Sesampainya mereka di UKS, hanya sepi yang mereka dapati. Bahkan petugas yang biasanya duduk di meja UKS pun pergi entah kemana.

"Petugasnya di mana?" tanya Taehyung celingukan.

Jimin menjatuhkan tubuh Taehyung di atas ranjang UKS. Ia merenggangkan ototnya yang tadi terasa tegang karena memapah tubuh Taehyung yang beratnya tak main-main.

"Gue balik ke kelas dulu yah? Biar Jennie aja yang ngobatin," tanpa menunggu jawaban, Jimin langsung berlari keluar dari UKS.

Jennie mendesah kasar. Tak mau ambil pusing, ia segera mencari kotak P3K yang berada di loker.

"Udah tau nggak bisa bela diri ngapain pake sok-sokan!" dumal Jennie seraya mengobati luka di wajah Taehyung.

Taehyung tersenyum lebar. "Kan mau nolongin Tuan Putri."

Jennie mendecih terang-terangan. "Udah! Lo diem aja!"

Taehyung menggerutu dalam hati. Bukannya tadi Jennie yang mengajaknya mengobrol? Tapi kenapa justru cewek itu yang menyuruhnya diam? Sungguh memusingkan.

"Selesai! Sana lo balik ke kelas!" Jennie beranjak ingin menaruh kotak P3K pada tempatnya semula.

Taehyung malah berguling ria di atas ranjang UKS. "Lo aja sana yang balik. Perut gue masih sakit nih," Taehyung memegangi perutnya seraya meringis. Kali ini ia tidak bohong. Perutnya memang masih sering nyeri jika ia bergerak.

Mata kucing Jennie sedikit memicing. "Lo mau bolos?"

Taehyung menggaruk kepalanya. "Sumpah deh, Jen. Perut gue masih sakit."

Jennie sedikit percaya saat Taehyung selalu meringis ketika bergerak. Ia mengendikkan kedua bahu acuh. Toh, Taehyung mau membolos pun itu bukan urusannya.

"Oh yah, nanti malem jan lupa yah? Dandan yang cantik. Mau ketemu camer nih," kata Taehyung.

Bibir Jennie sedikit mencebik seperti bebek. "Gue inget! Lagian gue nggak dandan juga udah cantik!"

Taehyung berdecak sebal. Tapi, di lain sisi juga ia senang karena Jennie sudah mu berbicara dengannya. Tidak seperti di awal.

"Ya udah sana balik ke kelas," usir Taehyung.

Jennie tak menanggapi ucapan Taehyung. Ia segera berlalu dari UKS menuju kelasnya yang mungkin saja sudah mulai.

Taehyung terus memandangi pintu yang baru saja menelan habis punggung Jennie. Tanpa sadar, senyum manis cowok berwajah tampan itu terbit.

"Jangan dingin-dingin, Jen. Musim panas di sini nggak kayak musim panas di negara non tropis. Musim panas di sini panasnya biasa aja. Gue kan takut kalau salju lo nggak bakal cair. Tapi, kalo gue yang disuruh ngelelehin salju lo sih, ayo-ayo aja!" []

[✔] Ms. ColdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang