Budayakan vote sebelum membaca !
____
WAKTU terus berjalan. Namun, berjalannya waktu ternyata tak cukup membantu membuka kedua mata yang sudah satu bulan ini terpejam. Satu bulan bukanlah waktu yang lama, tapi terasa begitu lama bagi cewek Agatha itu.
Tak ada pertengkaran kecil, tak ada seorang penggombal, tak ada suara tawa berat khas seorang Taehyung, dan tak ada lagi semangat dalam hidup Jennie. Hidup Jennie kembali seperti dulu, monoton. Kegiatannya hanya makan-tidur-berkunjung ke ruang rawat Taehyung, terus begitu bahkan sampai lebaran monyet tiba.
Suara alat yang selama ini membantu Taehyung agar bisa lebih lama hidup terdengar cukup nyaring di telinga Jennie. Dirinya tentu sudah tak asing dengan bunyi itu. Bunyi seperti itu sudah menjadi makanan telinga Jennie sehari-hari, juga pengganti lagunya.
"Taehyung, kamu kapan bangun?" Pedih, itulah gurat yang terpancar dari manik kecoklatan milik sang cewek.
"Kamu mimpi apasih? Indah banget yah sampe nggak mau balik lagi?" Bibir Jennie mulai bergetar.
"Seenggaknya bangun hari ini Taehyung, walau cuma satu detik aja. Pandang aku, kamu inget 'kan? Hari ini adalah hari di mana aku lahir ke dunia." Tangan Jennie bergerak menyusuri setiap bagian wajah tampan tunangannya.
"Kamu pernah janji kalo kamu bakal jadi orang pertama yang ngucapin 'selamat ulang tahun' buat aku. Tapi mana janji kamu?" Wajah Jennie menunduk dalam. Cewek itu ingin menangis, tapi dia tak bisa. Air matanya sudah mengering, tak bisa lagi dikeluarkan.
"Je ... nnie."
Kepala Jennie sontak mendongak. Cewek itu langsung menekan bel pemanggil Dokter.
Tak lama setelahnya, rombongan Dokter bersama para perawatnya datang berbondong-bondong. Berlarian ke sana kemari dan saling meneriaki. Sementara itu, Jennie tengah digiring untuk keluar dari ruangan. Cewek itu langsung menyambar ponsel ketika dirinya sudah berada di luar ruangan. Jennie berniat memberitahukan kabar gembira ini pada seluruh anggota keluarga.
Suara kenop pintu diputar membuat Jennie yang tadi sedang mondar-mandir di lorong depan ruangan Taehyung berhenti. Cewek itu langsung beringsut mendekati sang Dokter.
"Gimana keadaannya Dok?" tanya Jennie.
Dokter itu menunduk dalam, menghela nafas, kemudian menepuk sebelah pundak Jennie. "Tunangan Anda sekarat."
Oh, Jennie merasa langit runtuh menimpa tubuhnya.
"B-boleh saya menemuinya?" tanya Jennie gelagapan.
Dokter itu mengangguk. Ia mempersilahkan Jennie masuk dengan senang hati.
Kaki yang terbalut jeans berwarna hitam itu melangkah lemas menuju brankar rumah sakit. Inilah yang Jennie takutkan, kembali ditinggalkan.
"Taehyung," Jennie mengusap kepala Taehyung hati-hati.
Taehyung membuka mulutnya hendak berbicara. Tapi sepertinya cowok itu tampak kesulitan berbicara dikarenakan oksigennya yang semakin menipis. "J-Jennie."
Oh, Jennie teramat rindu dengan suara berat itu.
"Iya?" Jennie mengangguk.
"Ja-jangan nan-nangis." Tangan bergetar Taehyung bergerak mengusap pipi tembam milik tunangannya.
Jennie menggelemg mati-matian menahan air matanya. "Aku nggak nangis kok."
Taehyung tersenyum. "Ka-kamu ca-cari yang-yang leb-ih pantas y-yah?"
Pertahanan Jennie hancur. Air mata lolos meluncur meraba pipinya. "Nggak ada yang lebih pantes dari kamu."
"Ja-jangan dingin-dingin. Ba-banyakin sen-nyum," Taehyung menarik kedua sudut bibir Jennie.
Jennie tersenyum dibalik kepedihannya. "Iya."
"Ja-jaga di-ri ka-kamu b-baik-baik. A-aku ng-nggak bi-sa terus di-di samping k-kamu," Taehyung ikut menitihkan air matanya.
"Cin-cincin i-ini jang-an pernah ka-kamu lepas," Taehyung menunjuk ke arah cincin pertunangannya dan Jennie.
Lagi-lagi, Jennie hanya bisa mengangguk.
"Aku-aku cuma bisa bil-bilang ma-af. Ak-aku s-sayang sa-sama ka-kamu, Jennie."
Semuanya berhenti. Napas Taehyung, detak jantung Taehyung, aliran darah Taehyung, juga ... harapan Jennie.
Mata Jennie terpejam. Cewek itu berhambur memeluk tubuh kaku yang tak akan bisa lagi menahannya ketika ia sedang jatuh. Air mata Jennie jatuh membasahi baju pasien yang masih dikenakan oleh Taehyung.
Sejak dulu, yang Jennie takutkan dari pertemuan pertama adalah perpisahan. Taehyung telah membuktikan segalanya. Cowok itu datang bersama virus hangatnya. Menaburkannya pada manusia salju yang dingin dan tak tersentuh. Ketika sang manusia salju sudah meleleh dan mulai tersentuh, virus itu menghilang dari peradaban. Virus itu menghilang, karena Tuannya pun sudah tak berada di sini. Ia sudah berada di tempat paling indah bersama Sang Kuasa.
"Taehyung! Kamu jahat tau nggak?!"
Jennie meraung mengguncang tubuh tak berdaya Taehyung. Sekacau inilah Jennie jika ditinggalkan. Karena ini, untuk yang kedua kalinya.
Karena hal ini juga, Jennie semakin benci pada angka enambelas. Enambelas selalu merenggut segalanya dari Jennie. Dan untuk yang kedua kalinya juga, Jennie benar-benar akan menjadi manusia salju yang tak bisa disentuh bahkan oleh lava gunung sekalipun.
Tapi,
"HAPPY BIRTHDAY TO YOU! HAPPY BIRTHDAY TO YOU! HAPPY BIRTHDAY! HAPPY BIRTHDAY JENNIE!"
Jennie menengok pada para orang yang datang ke ruangan rawat Taehyung. Mulutnya terbuka lebar, matanya juga berkaca-kaca.
Jennie kembali melihat ke arah ranjang, Taehyung tidak ada. Lalu dia kembali melihat ke arah orang-orang yang tak lain adalah keluarganya juga keluarga Taehyung.
Dia langsung berlari mendekat kala matanya menangkap presensi Taehyung. Dia, berada di sana. Berdiri sembari tersenyum juga membawa kue ulang tahun.
Taehyung memberikan kue itu pada Jisoo. Merentangan tangan, menyambut Jennie yang berhambur memeluknya.
Jennie terisak selagi menenggelamkan wajah pada dada Taehyung. Taehyung terkekeh sejenak, kemudian mendekatkan bibirnya pada telinga Jennie.
"Selamat ulang tahun, jangan benci lagi sama tanggal enam belas yah?"
[ T A M A T ]
Pre Question:
1. Menurut kalian, cerita ini gimana sih?
2. Sebutkan kesalahan yang paling sering aku perbuat di book ini!
3. Nyangka nggak sih endingnya bakal kek gini?
4. Menurut kalian, cerita ini lebih banyak bikin ketawa, baper, atau justru nangis?
5. Bagian mana yang paling buat kalian baper nggak karuan?
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Ms. Cold
Fanfiction[COMPLETED] Sikapnya yang dingin membuat Taehyung bertekad ingin menghangatkannya. Sikapnya yang acuh tak acuh membuat Taehyung ingin dipedulikan olehnya. Sikapnya yang kaku membuat Taehyung ingin membuatnya menjadi lebih luwes. Juga bibirnya yang...