Fara semakin lemas selama pelajaran berlangsung. Ia tahu, kondisi tubuhnya sangat tidak fit. Apalagi sempat pingsan tiga hari yang lalu.
Yooji memperhatikan Fara dari bangkunya. Ia terlihat khawatir, apalagi terlihat beberapa kali Fara yang memijat pelipis dan pangkal hidungnya. Yooji juga melihat wajahnya yang pucat. Membuat rasa ke khawatirannya menjadi.
"Saem, saya izin ke toilet." Fara mengangkat tangan, meminta izin pada guru pembimbing pelajaran fisika, "Baik. 5 menit. Jiak terlambat, berikan alasan yang jelas!"
"Baik saem..." Fara berdiri dengan agak susah. Kepalanya semakin pening ketikabia mencoba berdiri dari bangkunya. Tetapi Fara pandai menutupi rasa sakitnya melalui wajahnya. Yooji yang nampak semakin cemas akhirnya turut izin ke toilet— dengan alibi ia sakit perut.
Yooji melihat memperhatikan Fara secara sembunyi. Gadis itu nampak memandang pantulan dirinya di cermin awalnya. Tetapi kemudian, Yooji terkejut saat tiba-tiba cairan merah keluar melalui hidung Fara. Yooji lantas berlari, menghampiri Fara yang tengah membasuh hidungnya.
"Astaga, Fara..." Fara menegang kala suara yang ia kenali menghampirinya khawatir. Ia tertangkap basah.
"Yooji-ah..." Panggil Fara lemah, tetapi ia berusaha tidak limbung sekarang, "Hei Fara... Kau kenapa? Kau sakit? Kenapa kau tidak izin hari ini?"
"Tidak Yooji, aku baik-baik saja. Aku hanya sedikit merasa lelah akhir-akhir ini..."
"Nafara, kau tak pandai berbohong. Aku tahu kau sakit. Suhu tubuhmu hangat..." Elak Yooji, "Yooji, aku tidak apa-apa, sungguh..." Pada akhirnya Yooji mengalah pada anak keras kepala seperti Fara.
Fara berjalan agak pelan, sementara Yooji membututinya dari belakang. Tak lama setelah itu, tepat di depan kelas XII IPA-2, Fara ambruk tak sadarkan diri. Yooji berlari panik menghampiri, sementara guru yang mengajar di kelas akhir IPA itu mengernyit bingung, kala mendapati dua siswi kelas dua yang terlihat panik salah satunya.
"Kim Yooji? Kenapa kau berteriak histeris? Apa yang terjadi?"
"Saem, saya mohon tolong Fara. Dia pingsan..." Jelas Yooji dengan air mata yang siap banjir, hujan.
Guru yang menegurnya pun kebingungan. Apa yang harus ia lakukan?
"Biar saya saja, saem..." Guru yang hampir berkepala tiga itu menoleh, mendapati Lee Minhyung— Mark Lee— salah satu murid kebanggaan sekolah karena kepintarannya itu hanya mengangguk. Lantas Mark Lee perlahan menggendong Fara dengan gaya bridal stylenya menuju ruang kesehatan siswa.
***
"Terimakasih, Mark sunbae... Maaf merepotkat."
"Tidak masalah, uhm... Kim Yoo Ji." Ujar Mark sambil membaca nametag gadis di hadapannya.
Mark berlalu, menyisakan Yooji yang menunggu Fara sadar.
"Dasar keras kepala. Seharusnya kau beristirahat, Nafara..." Gumam Yooji sembari menggenggam lembut tangan pucat dan terasa hangat.
"Heran aku padamu, padahal kau itu sebenarnya cantik, manis, dan juga pintar. Kau juga tidak banyak bicara. Seharusnya mereka senang, bukan? Dengan tingkah lakumu?"
"Tapi kenapa mereka malah justru menindasmu. Lihat, sampai sakit begini..." Lanjutnya.
"Aku kembali ke kelas dulu, Nafara... Istirahatlah..."
***
Pusing kembali melanda Yohan. Gejala itu kembali muncul dan Yohan benci ini. Sakit. Jelas sakit, vertigo yang di alaminya karena benturan yang menyebabkan gagar otak ringan hingga terjadi vertigo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dubious reality... 🔥Kim Seungmin🔥
FanficSemua rumit, begitu kabar tentang Kim Seungmin yang katanya mencoba bunuh diri. Nafara Ariana Lee Vagant- gadis yang masih berdarah Australia itu bingung. Seungmin, teman satu angkatannya itu pintar, populer, dan berasal dari keluarga mapan. Tetapi...