Open eyes

50 11 3
                                    

Sudah lama tidak mendengar kabar Seungmin, bukan? Well, Seungmin masih menjaga Woojin. Woojin juga telah sadar kemarin malam dan kondisinya masih belum stabil.

Nara sendiri beberapa kali menyempatkan diri menemui Woojin sembari mengintrogasi, apa yang membuatnya menggores nadinya sendiri. Dan jawabannya,

"Bukan aku yang melakukannya, tetapi Lisa..."

Soal Hyoyeong juga, kondisinya mulai membaik. Tekanan darahnya juga kembali membaik. Riwayat darah tinggi yang Hyoyeong alami bukanlah hal sepele. Hyoyeong bisa saja drop ketika stress, shock, dan lainnya.

Seungmin memperhatikan Woojin yang nampak damai di tengah lelapnya. Ia bahkan terlalu kaget untuk mengatahui jika Woojin memiliki sisi lain dalam dirinya. Terlalu tiba-tiba. Atau mungkin ia saja yang tidak ingat? Entahlah.

Sudah satu minggu Fara tidak menghubungi Seungmin. Entah kenapa, tetapi perasaan Seungmin seolah mengatakan ada sesuatu yang tidak beres.

"Kemana Fara? Kenapa satu minggu ini tidak ada kabar apapun darinya?"

***

Sepi dan dingin di ruang ICU. Semua sudah kembali ke rumah. Melvyn juga harus bertugas pada kasus barunya. Hanya Yohan saja yang bisa menemani Fara.

Yohan semakin stress. Ujian praktik berlalu, tetapi masalahnya tidak berlalu. Kemarin Sian terus meminta perlindungannya dengan alibi jika Jiho tengah mengincarnya. Yohan dengan tegas menolak, oarena masih ada yang lebih membutuhkan perlindungan sekarang.

Yohan sedari-tadi menggenggam tangan Fara. Ia gelisah. Ia masih terpikir dengan perjodohannya. Ia tidak sudi menikahi jalang yang menuutnya seperti Sian. Tidak rela, sungguh.

"Ra, jika aku mengatakan kita teman sejak kecil, kau percaya, tidak?" Yohan bergumam, "Kau tahu, sejak kecil kita adalah teman, Ra... Kau, aku, Yooji, Hyunjin, Felix. Tapi kau melupakan kami begitu saja," Yohan tersenyum miris, "Bisa tidak kau mengingat kita semua?" Lanjutbya.

Lama Yohan bergumam trntang mada kecil yang dirinya dan Fara beserta sahabat lainnya lalui. Hingga Yohan mendadak menghentikan bicaranya kala tangan yang di genggamnya bergerak-gerak perlahan, membalas genggamannya. Kedua matanya terbuka perlahan. Fara, gadis itu sudah siuman setelah satu minggu koma.

"Ra..?" Yohan mencsri tombol pemanggil dokter. Tetapi sebuah tangan lain menahannya. Tangan Fara.

"Biar aku panggil doter dulu, oke?" Yohan menemukan tobol yang di maksud dan menekanbya. Fara diam, tidak bisa berkata-kata.

"Yojun..." Panggil Fara tiba-tiba. Yohan terkejut bukan main, "Ap-apa?"

***

Tok... Tok... Tok...

Aneh. Ini malam hari, tetapi kenapa ada yang datang? Pikir Sian.

Tok... Tok... Tok...

"Tunggu sebentar..." Sian yang hanya mengenakan cropty, menujukkan setengah badannya membuka pintu perlahan.

"Lee Sian..." Sian langsung meneguk salivanya takut. Jitu Lee Jiho, dengan seringaiannya dan juga pisau yang di genggamnya.

"Ma-mau apa k-kau?" Gagap Sian, "Heol, kau sudah membuat Fara tidak ada lagi di dunia ini. Aku sudah melakukannya dengan baik seperti perintahmu, tetapi konsekuensinya..." Jiho menggantungkan ucapannya, "Ap-apa?" Sian masih so berani pada psikopat gila di hadapnnya.

"Aku juga akan membunuhmu..."

"Ap-apa..?!"

***

Hening selama beberapa waktu. Tidak ada yang membuka suara
Semua sibuk dengan pikirannya masing-masing.

Fara yabg sibuk menyatukan memori masa lalunya, sementara Yohan yang mungkin tidak bisa di deskrpisikan apa saja yang di pikirakannya. Mulai dari Fara, lalu Hyejin yang terus mengganjali hatinya, kemudian cara membatalkan perjodohannya dengan Sian, dan lain-lain. Terlalu banyak madalah yang merambati Yohan.

"Yojun..." Fara memanggil namanya dengan nama kecil Yohan. Yohan lagi-lagi terkejut, "Apa kau—"

"Kenapa kau tidak mengingatkanku!" Potong Fara, "Kenapa kau tidak mengingatkanku, Yohan oppa..?!" Fara berseru emosional, Yohan tertunduk, "Kau tahu, betapa jahatnya aku yang melupakan kalian begitu saja?! Kenapa kau tidak ada usaha untuk membuat ingat semua?!" Fara semakin emosi. Yohan semakin menunduk.

"Kenapa? Kita teman sejak kecil, Kim Yojun. Aku dulu memanggilmu begitu," Fara terisak, sembari melepas oksigennya.

"Kau jahat!" Fara mendudukkan dirinya bersandar. Lutuhnya ia tekuk. Ia terisak di balik lutut yang terlapisi oleh selimut.

"Maaf, aku tidak bermaksud—"

"Kau pabbo!" Fara terus terisak, membuat Yohan juga merasa ikut teriris hatinya. Fara temannya. Temannya sejak kecil.

Yohan berdiri, kemudian menarik bahu Fara menuju pelukannya. Fara tetap diam masih terisak. Fara menangis di balik dada Yohan.

"Aku jahat, kau jahat, kalian semua jahat!" Ucapnya mengeluarkan emosi sembari tangannya mengepal kuat, memukuli dada Yohan. Yohan merasa sesak, tetapi ia biarkan. Yohan mengerti jika Fara membutuhkan pelampiasan emosi.

"Kau... Kenapa Yojun..? Kenapa..?"

"Maaf Ra... Maaf, aku tidak bisa..." Ujar Yohan memberikan alasan sembari mengelus kepala belakang Fara.

"Aku ingat semua. Aku jelas telah mengingat semua..."

"Iya, Ra... Iya, kau ingat semua dan aku senang dengan kembalinya ingatanmu..." Ungkap Yohan, "Bisakah, kita seperti dahulu. Saat masih kecil?"

__________________

To be continued.

713 words. Pendek emang. Lanjt, ga?

👇Voment...

Dubious reality... 🔥Kim Seungmin🔥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang