Revenge again

40 11 0
                                    

"Terserah... Pokok aku ingin gadis sialan itu mati!"

"Tapi ia selalu diawasi kuat oleh akakknya dan juga jodohmu sendiri, Yohan. Aku tidak bisa melakukannya..."

"Kau payah! Bagaimana bisa kau takut dengan bocah itu?"

"Aku tidak takut, Lee Sian. Aku hanya berhati-hati..."

"Dengar, dalam watu sebulan lagi, aku akan menikah secara tertutup dengan Yohan. Kau harus menyingkirkannya dari kehidupan Yohan. Terserah kau apakah dia, bahkan kau bunuh dia pun tidak masalah..." Titah Sian kejam pada seseorang di seberang sana.

"Kau gila? Aku bahkan masih SMA sama sepertimu. Jika aku membunuhnya, aku akan masuk penjara di usia muda..." Lawan bicaranya berkilah.

"Dasar bodoh. Kau 'kan bisa menutupinya dengan rapi..." Ujar Sian enteng, "Kau yang bodoh. Memangnya kau tidak ingat jika kakaknya merupakan seorang setektif?" Cerca si lawan bicara telponnya, "Benar juga. Bagaimana jika kau memanipulasi seseorang yang bisa di anggap seakan-akan orang itu adalah pembunuhnya?" Saran Sian, "Baiklah, aku akan mencobanya..."

***

Yohan membuka matanya perlahan. Ia masih mengerjabkan matanya. Setelah beradaptasi sesuai dengan cahaya, kepalanya menoleh. Nampak dari jendela timbul cahaya. Sepertinya sudah pagi.

Yohan mencoba duduk. Saki sekali, sungguh. Yohan merasa nyeri di bagian perutnya.

"Yohan, kau sudah bangun?" Biyeong memasuki kamar Yohan. Yohan hanya mengangguk, tanpa menjawab. Ia malas untuk membuka suaranya.

"Hai ini kau izin saja, ya..."

"Tidak perlu! Aku masih kuat..." Yohan menjawab dengan datar dan dingin, "Kau yakin, sayang? Semalam kau pingsan..."

"Aku yakin, ma... Lagi pula aku tidak ingin bertemu appa hari ini..." Sarkas Yohan terdengar miris, "Baiklah sayang..." Biyeong mengizinkan sembari mengelus puncak kepala Yohan.

Yohan beranjak dari ranjang menuju kamar mandi dengan langkah agak tertatih. Biyeong tak tega pada anak bungsu tirinya.

***

"Baiklah, kali ini harus berhasil..." Mobil yang awalnya melaju dengan kecepatan normal itu, mendadak melaju dengan sangat cepat. Targetnya adalah seorang gadis yang berjalan kaki di depannya.

Grep...

Mendadak seseorang menarik tubuh Fara hingga Fara terpendam dalam pelukannya. Mobil yang melaju kencang ke arahnya hampir menabraknya lagi. Fara mengangkat kepala. Yohan— orang yang menarik Fara.

"Kau baik-baik saja, Ra..?" Tanya Yohan sembari wajahnya ia pendamkan di balik bahu sempit Fara. Fara hanya mengangguk, tak bisa menjawab. Ini terlalu tiba-tiba.

Dubious reality... 🔥Kim Seungmin🔥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang