Fara terbangun dari tidurnya. Mata coklat terangnya melihat kesana kemari.
Ini hari minggu, jadi Fara akan berjalan-jalan pagi ini, mengisi weekend. Anggap saja refeshing.
Fara langsung bergegas menuju kamar mandi. Mandi pagi, sarapan, dan keluar rumah, jalan-jalan menikmati weekend.
***
"Selamat pagi..."
Sapaan lembut itu mengalihkan perhatian Fara yang tengah mengeringkan rambutnya menggunakan handuk. Mata Fara berbinar.
"Eoh? Amelda eonni? Kapan eonni kesini?"
"Baru saja..." Amelda melanjutkan kegiatan memasak sarapan.
"Dimana Melvyn oppa?" Fara celingukkan mencari kakaknya.
"Siapa yang mencariku? Apakah ia rindu denganku?" Melvyn berada di ambang pintu dapur dengan senyuman jahilnya.
"Ew... Sepertinya tidak,"
"Wah, ternyata adikku tidak ada kapok-kapoknya ya, di gelitikin..." Melvyn bersiap, mengambil ancang-ancang.
"Sudah, sudah. Lebih baik kita sarapan..." Amelda menghentikan adu mulut antara adik kakak Lee Vagant itu.
Tanpa basa-basi, mereka bertiga menikmati sarapan buatan Amelda.
Diam-diam Fara memperhatikan Melvyn yang tengah menyuapi Amelda. Begitu pula setelahnya.
Fara yang masih sendiri—belum punya pacar hanya bisa diam. Toh siapa juga yang ingin memacari atau berkencan dengan gadis monoton seperti Fara?
***
Woojin membuka matanya perlahan ketika merasakan nyeri di bagian lengan yang tidak di balut perban.
"Oh? Kau sudah bangun rupanya..." Suara seorang wanita membuatnya tersentak kaget. Woojin kira itu Hyoyeong, tetapi bukan. Malah wanita lain.
"HYAAA... NUGUSEYO???" Teriak Woojin yang mengira jika seorang wanita asing memasuki kamarnya. Padahal ruangan yang semalam ia tumpang tidur bukan kamarnya sama sekali.
"Hei, tenanglah..."
"Hyaa... Sedang apa kau ke kamarku?"
"Heol? Kamarmu? Ini kamarku! Kau semalam pingsan, makanya aku bawa kemari," Ketus wanita itu tidak suka.
Woojin masih tidak bisa mencerna apa yang sebenarnya terjadi semalam, karena ia tidak sadar apa yang di lakukannya semalam setelah debat dengan aang ayah. Apakah Lisa menguasai tubuhnya lagi? Mungkin saja! Pikirannya.
"Bagaimana lukamu?" Wanita itu kembali bertanya.
"Masih sakit!" Ketus Woojin.
"Sebentar, biar aku ambilkan obat luka." Ujar wanita itu berlalu, pergi meninggalkan kamarnya.
Woojin memperhatikan luka sayatan baru karya Lisa. Padahal lengan satunya saja belum sembuh, sudah mendapatkan luka kembali.
"Mana lenganmu yang terluka?" Wanita asing kembali dengan kotak obat yang ia bawa.
Dengan cepat, wanita yang nampak seumuran Woojin itu membersihkan luka sayatan Woojin dengan antiseptik luka, memberinya obat, dan membalutnya dengan perban. Cekatan dan hati-hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dubious reality... 🔥Kim Seungmin🔥
Fiksi PenggemarSemua rumit, begitu kabar tentang Kim Seungmin yang katanya mencoba bunuh diri. Nafara Ariana Lee Vagant- gadis yang masih berdarah Australia itu bingung. Seungmin, teman satu angkatannya itu pintar, populer, dan berasal dari keluarga mapan. Tetapi...