04

514 82 3
                                    

04.

Asisten Jung terus mencengkeram kuat tangan orang tersebut. Mencoba menahan agar mangsanya itu tidak lari. Asisten Jung tidak ingin kehilangan lagi mata-mata yang selalu menyebarkan informasi Tuan Muda yang akhir akhir diketahui orang luar.

"Katakan siapa dirimu sebenarnya ? Apa alasanmu bersembunyi disini dengan mata yang terus berfokus pada Tuan Muda ?" serang Asisten Jung dengan perkataannya.

"Jung Jaehyun. Kau bodoh sekali." ucap seorang tersebut. Suaranya tidak begitu jelas terdengar. Hanya samar samar. Asisten Jung mengerutkan dahinya, ia sulit mengenali suara orang tersebut di karenakan mulutnya yang ditutupi masker.

"Hentikan omong kosongmu itu. Katakan saja apa tujuanmu memata matai Tuan Muda!" asisten Jung kini mulai mencengkeram kuat kerah jaket hitam orang tersebut.

***
Taeyong yang berdiri di belakang Seulgi sibuk memandangi setiap Sungai Han. Sampai akhirnya ia mendapati Asisten Jung sedang menatap tajam seseorang. Taeyong yang melihat hal itu segera berlari mengahmpiri dua orang tersebut. Suara langkah Taeyong membuat Seulgi dan Yeri menolehkan kepalanya bersamaan.

Taeyong sudah berdiri di samping laki-laki yang sedang ditatap tajam oleh Asisten Jung. Laki-laki tersebut mulai menyadari kehadiran Taeyong, --"Tidak. Jangan sampai dia mengetahui bahwa ini adalah aku."--- ucap sosok tersebut dalam hati. Laki-laki tersebut melepaskan dirinya dari cengkraman asisten Jung. Tapi nihil, rentan umur yang terlalu jauh dengan asisten Jung membuat tenaga laki-laki itu terbuang sia-sia.

"Ahjussi, sebelum aku membuka penyamaranmu secara paksa lebih baik anda mengaku saja." ucap Taeyong dingin. Ia menatap laki-laki tersebut tepat di depan wajahnya. Laki-laki tersebut terus menundukkan kepalanya. Menghindari kontak mata dengan Taeyong.

"Hei! Apa terjadi sesuatu?" teriak Seulgi dari bibir Sungai Han. Taeyong dan Asisten Jung menolehkan kepalanya menatap Seulgi dan Yeri. Yeri bersiap menghampiri Taeyong dan Asisten Jung.

"Nona Yeri tidak boleh mengetahui hal ini." asisten Jung mencoba memberitahu Taeyong. Taeyong yang mendengar hal itu kembali menatap laki-laki itu. --"Katakan. Siapa yang menyuruhmu melakukan hal ini?"-- Taeyong mencoba memancing laki-laki tersebut.
Yeri terus mengikis jarak, ia terus berjalan. Sedangkan Seulgi masih di tempatnya. Ia tidak ingin ikut campur hal semacam ini.
"Cepat katakan!" bentak asisten Jung dengan suara yang sedikit meninggi.
Yeri kini sudah berada tepat di belakang laki-laki tersebut. Ia terus menatap punggung laki-laki itu. Menatap mantel hitam dengan gambar bunga mawar di kerah belakang.

"Apa terjadi sesuatu? Kalian terlihat sedang berselisih ?" tanya Yeri. Ia kembali berjalan mendekat. Sosok laki-laki tersebut mulai ketakutan. Ia takut Yeri akan mengenalinya. Tidak. Mungkin saja Yeri sudah mengenalinya. Kembali laki-laki tersebut meronta. Kali ini bahkan lebih kuat, ia mengeluarkan semua sisa tenaganya. --"Aish-" umpat Assiten Jung saat laki-laki tersebut berhasil kabur. Asisten Jung berniat mengejar laki-laki tersebut, namun Taeyong menahannya. --"Sudahlah. Kita sering menjumpai hal semacam ini. Dan setelah diselidiki lebih jauh. Mereka semua hanyalah orang iseng" Taeyong kembali beragumen. Tidak, ini mungkin fakta di masa lalu. Saat Taeyong masih duduk di bangku menengah atas ada banyak orang yang melakukan hal semacam ini. Dan rata-rata mereka adalah penggemar Taeyong. Dan sekarang ini Taeyong yang sudah duduk di bangku kuliah pasti juga memiliki bayak penggemar. Mengingat bagaimana ia begitu tampan. Bisa jadi seseorang tadi adalah penggemarnya.

"Sudah menjelang malam Tuan Muda. Sebaiknya anda dan Nona kembali ke rumah bibi Kang atau saya antarkan ke rumah Presdir Lee." asisten Jung merapikan dasinya. Menatap Taeyong. Sedangkan Taeyong menghembuskan nafas kasar. Ia memasukkan tangannya ke dalam jaketnya. Ia menatap Seulgi yang juga sedang menatapnya.

Everything To You : SeulYong [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang