16

405 60 7
                                    

Taeyong menghentikan mobilnya mendadak di tepi jalan. Mendengarkan seseorang di seberang sana tertawa untuknya.
Taeyong memejamkan matanya sesaat sebelum akhirnya ia bersuara

"Dimana Seulgi ?" Taeyong bertanya dengan suara rendahnya. Menatap tajam ke depan.

Tuan Kim menghembuskan nafas kasar, ia melirik Seulgi yang terduduk lemas di hadapannya.

"Di hadapanku. Dia sedang tidur. Oh, tidak dia mungkin pingsan oh, atau mati." Tuan Kim bangkit dari duduknya. Menarik wajah Seulgi yang pucat untuk menatapnya. Seulgi merintih pelan, memanggil nama Taeyong membuat yang dipanggil mengeratkan cengkramannya di ponsel.

"Tarik tangan anda. Kuperingatkan jangan menyentuhnya." ancam Taeyong. Nafasnya memburu.

"Kenapa? Dia cukup cantik untuk disentuh." Tuan Kim mengeluarkan smirk-nya. Menyentuh wajah Seulgi, membuat gadis itu membuang muka.

"Kuperingatkan sekali kali lagi. Jika anda menyentuh nya akan kupastikan tangan anda patah." Taeyong menahan amarahnya. Saat ini ia harus mengetahui dimana keberadaan mereka.

"Oke. Maaf Tuan Lee Taeyong." Tuan Kim terkekeh.

"Apa yang kau mau?" Taeyong menghembuskan nafas berat. Ia menyalakan mesinnya kembali. Mengemudi dengan kecepatan sedang.

"Anda. Yang ku mau hanyalah anda."

"Arraseo."

"Datanglah ke XX. Aku akan menunggu." Taeyong mengakhiri panggilannya. Ia kembali menghubungi Asisten Jung. Memastikan laki laki itu mencatat dengan baik. Setelah mendapat jawaban dari asisten Jung. Taeyong menambah kecepatannya.

•••

"Beruntung sekali dirimu Nona. Taeyong begitu mencintaimu." Gumam Tuan Kim
Ia mengamati Seulgi yang sudah lelah. Gadis itu tadi terus menerus meronta, sehingga tenaganya terkuras habis.

"Tapi apa kau tahu? Jika kalian tidak bertemu, Kau tidak akan ada disini. Mungkin sekarang kamu sudah tidur nyenyak." Tuan Kim duduk di hadapan Seulgi dengan kaki menyilang.
Sedangkan gadis yang ditatap hanya bisa merintih.

"Jangan menyakitinya." gumam Seulgi. Saat Tuan Kim menghubungi Taeyong. Ia bisa mendengar tuan Kim ingin Taeyong datang kesini. Itu buruk. Karena sejak awal tujuan Tuan Kim adalah Taeyong.

"Apa? Pedulikan dirimu sendiri jalang." Tuan Kim tersenyum sinis.

Seulgi terus memohon pada Tuan Kim. Namun selalu berakhir dengan tamparan di kedua pipinya. Sakit. Tapi saat ini yang dipikirkan Seulgi adalah Taeyong.

•••

Taeyong menyusuri jalanan yang berbatu. Jalan nya bahkan begitu gelap. Ia hanya mengandalkan penerangan dari lampu mobilnya. Sedetik kemudian Taeyong menyadari ada satu mobil di depannya. Mobil tersebut berjalan cukup pelan sebelum akhirnya menepi. Taeyong sengaja memperlambat laju mobilnya. Mengamati siapa yang ada di dalam mobil tersebut. Betapa terkejutnya dia saat Kai turun dari mobil tersebut.

"Kai?" Taeyong menghentikan mobilnya tepat di belakang mobil Kai. Laki-laki menolehkan kepalanya dan mendapati Taeyong keluar dari kursi kemudi.

"Taeyong-ssi?" gumam Kai.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Kai.

Taeyong menimbang jawabannya. Apakah ia harus memberitahu Kai ?

"Seulgi menghilang dan seseorang memintaku datang ke suatu tempat dan aku harus melewati jalan ini." ucap Taeyong hati hati.

"Mwo? Seseorang juga mengirimkan pesan padaku." jawab Kai. Ia cukup terkejut dengan jawaban Taeyong.

Everything To You : SeulYong [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang