06

515 67 8
                                    

Sedang apa kau disini?" Seulgi balik bertanya pada Taeyong. Gadis itu masih terkejut akan kedatangan Taeyong dan bagaimana bisa Taeyong disini. Di kampus tempat ia sekolah.

***

Seulgi masih terpaku di tempatnya. Sedangkan Taeyong malah mengubah posisinya, menatap ke bawah.

"YA. Aku bertanya padamu bodoh." Seulgi menarik paksa tangan Taeyong, membuat laki-laki itu refleks menghadap Seulgi.

"Aku kuliah disini. Aku ini juniormu." Taeyong kembali ke posisinya. Menatap Kai yang sedang bermain basket di lapangan.

"Sebentar? Apa ini? Kenapa ? Bagaimana bisa?" Seulgi masih tidak percaya. Pasalnya, ia selalu saja bertemu dengan Taeyong.

"Berhentilah berbicara. Kau membuat telingaku sakit." pinta Taeyong.

Seulgi yang mendengar hal itu mendegus kesal. Ia mengikuti posisi Taeyong. Menatap ke bawah, memfokuskan pandangannya kepada Kai.

Untuk beberapa saat keduanya hanya diam. Membiarkan pikiran mereka melayang mengikuti naluri hati masing-masing. Sampai akhirnya sebuah suara dari ponsel Seulgi menyadarkan lamunan Seulgi.
Dengan segera Seulgi mengeluarkan ponselnya dari saku celananya. Membaca pesan singkat tersebut segera. Dan sedetik kemudian, Seulgi sudah berlari meninggalkan Taeyong yang terus menatapnya. -"Dia bahkan tidak mengatakan apapun padaku. Dasar"- cibir Taeyong.

Taeyong melirik Kai yang sedang berdiri sambil berkacak pinggang di tengah lapangan. Menatap pria itu dengan wajah bertanya-tanya. "Dia mungkin saja cinta pertama nya." ucap Taeyong dengan senyum tipis.

***

Asisten Lim terlihat menatap penuh kemarahan asisten Jung yang berada di seberang sana. Laki-laki berdimple itu sibuk berdiri di samping Taeyong yang tengah memandang sebuah pohon besar di pekarangan. Asisten Lim kembali mengingat bagaimana tatapan tajam asisten Jung beberapa hari yang lalu saat dia mencoba mengikuti Taeyong.

Tiba tiba saja ponsel asisten Lim bergetar. Dengan cekatan pria kepala tiga itu mengambil ponselnya dari saku jas yang ia kenakan. Mengeser layar ponselnya dan mulai mendengarkan seseorang di seberang sana.

"Nde?" tanya asisten Lim. Ia menatap Taeyong dan asistem Jung yang masih berada di tempatnya.

"..."

"Saat saya mengikuti tuan Muda. Saya mendapati Nona Yeri, Asisten Jung dan satu orang gadis."

"..."

"Baik. Saya akan segera mencari tahu." asistem Lim memutuskan sambungan teleponnya dan bergegas pergi.

***

" Akhir - akhir ini Tuan Muda sering berada di sini. Apa ada yang special ?" tanya Asisten Jung yang masih setia berdiri di samping Taeyong yang menatap pohon besar tua di hadapannya.

" Aku tidak tahu apakah itu special atau tidak. Hanya saja itu terus terekam di otakku."

"Apa maksut tuan Muda ?"

Taeyong mengubah posisinya. Ia berjalan menuju sebuah bangku panjang yang tak jauh dari pohon tersebut. Duduk sambil menatap ke atas.

"Duduklah" pinta Taeyong pada asisten Jung yang saja berdiri.

"Tuan tidak perlu-,

" Ini perintah" tegas Taeyong. Tidak punya pilihan lain asisten Jung mengambil tempat di samping Taeyong.

"Jaehyun-ah, apa tempat ini special bagimu?" Taeyong memanggil asistem Jung dengan nama nya. Dan itu cukup membuat asisten Jung terkejut.

"Aku menghabiskan waktu selama 2 tahun disini. Sebagai asisten tuan muda. Aku hidup dengan orang orang yang Tuan Muda kenal dengan baik. Tentu saja ini tempat yang special. Disini aku menemukan kebahagian tersendiri."

Everything To You : SeulYong [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang