"Apa aku perlu mengajak Seulgi berkencan ?"
Ucapan Taeyong berhasil membuat asisten Jung membulatkan matanya dengan sempurna. Mulutnya sedikit terbuka. Ia mengerjapkan matanya berkali kali sambil menatap Tuannya yang sedang menatap lurus sambil tersenyum layaknya orang gila.
Suara klakson mobil di belakang mulai terdengar, tanpa memikirkan apa penyebabnya asisten Jung bisa menebak lampu lalu lintas sudah berganti. Dengan cepat ia menginjak gas mobil membawa ia dan Tuan Muda menuju ke rumah.
Sesampainya di halaman rumah. Taeyong segera keluar dari mobil dan berlari masuk. Asisten Jung menatap punggung tuannya tersebut. Ia menggaruk kepalanya, ia tidak habis pikir dengan tuannya.
"Dia tidak bercanda kan?" gumam asisten Jung menutup pintu mobil. Ia merapikan dasinya sambil berjalan menuju rumah. Dari arah belakang ia mendengar suara langkah kaki, dengan penasaran asisten Jung menolehkan kepalanya. Ia mendapati asisten Lim yang berpakaian serba hitam. Asisten Lim melewati asisten Jung begitu saja. Namun sebagai junior asisten Jung membungkukkan badannya. Dari posisinya asisten Jung menatap sepasang sepatu coklat gelap yang digunakan asisten Lim. Persis seperti milik seorang di pemberhentian bus tadi.
"Kali ini kebenaran terungkap." asisten Jung tersenyum sinis. Ia kembali menegakkan tubuhnya. Tanpa berpikir panjang asisten Jung masuk ke rumah, berjalan menaiki tangga.
***
Asisten Lim duduk di tepi ranjangnya. Melepas topi dan maskernya. Ia mengeluarkan ponselnya, melihat sebuah pesan kembali muncul dari Tuan Kim.
"Istirahatkan dirimu, asisten Lim. Biarkan aku yang bertindak." sebuah pesan membuat asisten Lim menghembuskan napas berat, ia kembali mengetik balasan, menekan tombol send. Tanpa berharap balasan kembali, asisten Lim meletakkan ponselnya di meja samping ia duduk.
"Apa semua akan baik-baik saja?" tanya asisten Lim dalam hati.
***
Asisten Jung sudah duduk di kursi belajar Taeyong. Menyaksikan Taeyong yang sibuk menempelkan semua pakaiannya di tubuhnya. Melempar sembarangan pakaian yang dirasa tidak cocok.
"Apa yang akan terjadi setelah ini? Apa nanti malam asisten Lim akan ikut campur lagi?" begitu banyak pertanyaan yang muncul di pikiran asisten Jung. Ia takut akan terjadi sesuatu dengan Tuan Taeyong.
"Apa ini cocok?" terdengar hembusan napas berat dari Taeyong. Sepertinya pertanyaan itu sudah terlontar untuk kesekian kalinya.
Asisten Jung menegakkan tubuhnya tiba-tiba saat Taeyong melempas sebuah kaos hitam polos tepat ke wajahnya. Dengan muka kesal asisten Jung meraih kaos tersebut. Menatap Taeyong yang tersenyum.
"Apa yang kau pikirkan ?" tanya Taeyong. Ia kembali menuju lemari pakaiannya.
"Tidak ada." asisten Jung kembali berbohong. Ia tidak tahu ini saat yang tepat atau tidak untuk mengatakan semuanya.
"Benarkah?"
"Tentu." Taeyong yang mendengarnya hanya berdehem. Ia kembali fokus pada kegiatannya. Begitu pula asisten Jung yang masih setia duduk,
***
"Seulgi apa yang kamu lakukan?" bibi Kang berkacak pinggang di pintu kamar Seulgi, menatap beberapa pakaian tergeletak di ranjang.
"Ibu bantu aku memilih pakaian." Seulgi sibuk memadukan pakaiannya di depan kaca.
"Untuk apa? Pakai saja secara acak." bibi Kang merapikan pakaian tersebut.
"Tidak bisa ibu."
"Kenapa?"
"Aku akan pergi kencan. Jadi pakaian yang aku kenakan harus bagus." bibi Kang yang mendengarnya membulatkan matanya sesaat. Ia tersenyum,
"Kencan? Dengan Taeyong?" bibi Kang duduk di tepi ranjang. Menangkap ekspresi kaget Seulgi melalui kaca di depannya.
"Dia bukan tipeku." balas Seulgi cuek.
Bibi Kang yang mendengarnya hanya tersenyum.
"Arraseo. Rapikan kembali pakaiannya jika sudah selesai." bibi Kang meletakkan pakaian yang diambilnya tadi ke lemari. Menutup pintu kamar Seulgi.
***
"Apa? Malam ini?" Yeri yang asyik bermain ponsel menatap Tuan Kim dengan mata membulat.
"Hm. Kau harus datang." Tuan Kim menyesap secangkir teh. Memejamkan matanya sesaat, menikmati kehangatan yang menjalar di seluruh tubuhnya.
"Aku sudah ada janji-
" Batalkan." Tuan Kim memotong ucapan Yeri. Membuat anaknya tersebut hampir saja mengeluarkan umpatan.
Dengan kesak Yeri mengetik sebuah pesan.
"Lihat! " Yeri menunjukkan ponselnya kepada Tuan Kim. Pesan tersebut menunjukkan Yeri yang memilih untuk tidak datang dalam sebuah acara dengan teman-temannya."Bagus." Yeri mengabaikan begitu saja pujian ayahnya. Dengan langkah kesal ia menaiki tangga dan bersiap untuk menemui Taeyong.
TBC.
Wahh udh masuk part 09. Sebenernya ada 2000 kata yang aku tulis. Heheheh keasikan nulis sih.
Jadi aku putuskan untuk post sampe 600 kata mungkin. Maaf kalau terlalu pendek. Jangan lupa komen dan vote. Terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything To You : SeulYong [√]
FanfictionSebuah pertemuan yang membawa Taeyong dan Seulgi dalam situasi yang menyulitkan.