⚠️WARNING!
GAYS LOVE STORY.
Mature Content.🔞
Homophobic, Normal people, Saint, PLEASE STAY AWAY!
Tetep baca resiko tanggung sendiri :)
**********************************
Pernah nggak lo lagi curhat ke temen tentang mantan yang lo nggak bisa move...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Whatsapp chat gue belum juga dibalas buna dari kemarin. Malahan pas gue ngirim pesan lagi jadi centang satu.
Voice call maupun video call juga nggak bisa.
Oke buna, I know.
Gue di block.
Tapi itu nggak menyurutkan gue untuk kembali mendekati buna.
"Mbak, nitip bekal makan siang buat dokter Romeo ya."
Gue kembali memberikan bekal untuk buna melalui admin RS.
"Iya mas. Nanti saya berikan." Si mbak membalas ramah.
Belum sempat gue bertanya lebih banyak, seseorang memanggil gue dari belakang.
"Julian!"
Shit! Suara Kevin.
"Weh bro, ngapain lo kesini? Tumben banget." Sapa Kevin sambil mendekat ke arah gue.
Si mbak admin yang gue ajak ngomong tadi malah melongo bingung saat melihat gue yang bro-hug sama Kevin.
"Ah, nggak papa. Lagi nanyain jadwal praktek dokter spesialis paru." Gue mencari alasan.
"Kan lo bisa nelpon gue aja kali, nggak usah repot kesini. Btw siapa yang sakit?" Kevin kembali bertanya.
Mampus. Jadi panjang kan urusannya.
"Salah satu pegawai di pabrik tadi. Batuknya aneh, mau gue anterin ke dokter." Gue menjawab asal.
"Totalitas lo ya jadi bos. Eh, ngopi dulu yuk di kantin. Mumpung lo disini. Harus selfi nih, biar yang lain envy lo main ke tempat gue." Ajak Kevin yang langsung menyeretku.