Seoyeon
Beberapa jam setelah makan siang kami habiskan untuk mengobrol bersama di ruang tengah. Kebanyakan kak Doyoung yang sibuk menjawab pertanyaan ayah dan bunda tentang volunteer-nya selama di Kalimantan. Dan saat kami sudah selesai mengobrol, Jiho keluar dari kamarku sambil mengusap matanya dan mencari Jeno. Jeno pun segera memangku Jiho yang masih setengah mengantuk dan
Bunda mengajakku untuk membantunya mencuci piring dan ayah sepertinya ke kebun untuk menyirami tanamannya yang aku tidak tahu sejak kapan dia tanam. Lebih tepatnya, sejak kapan ayah suka tanaman?
"Aku numpang mandi ya?" ucap kak Doyoung sebelum aku beranjak dari ruang tengah.
"Mandi aja."
"Numpang bongkar ini juga." tunjuk kak Doyoung pada koper besarnya sambil menghela nafas. Sesaat dia terlihat seperti menyesal karena sudah membawa kopernya itu ke rumahku. Belum lagi barang - barang yang masih ada di bagasi mobil Jeno.
Aku hanya bisa menjawab sambil tertawa, "Lagian kenapa ngga balik ke apartemen dulu sih tadi?"
"Hmm" kak Doyoung menggeleng, "Pengen cepet - cepet ketemu bunda sama ayah."
"Yaelah..."
"Lagian kalo balik ke apartemen ngga ada yang nungguin. Mending langsung ke sini kan, ditungguin bunda sama ayah."
"Dih. Padahal kalo aku pulang, bunda sama ayah ngga pernah nyiapin kayak gini."
"Cemburu?"
Kak Doyoung segera mencubit pipiku karena aku tidak menjawab, "Jadi boleh berantakin ruang tamunya ngga ini?"
Aku buru - buru memalingkan mukaku sebelum kak Doyoung dapat melihat semburat merah di kedua pipiku, "Beresin sendiri ntar."
"Iyaaa bawel."
"Yaudah aku bantu bunda nyuci piring dulu ya."
Kak Doyoung hanya mengangguk sambil bersiap untuk membongkar kopernya. Aku melirik Jeno sekilas yang masih memangku Jiho dan menepuk - nepuk punggungnya sebelum benar - benar meninggalkan ruang tengah.
Jeno
Dih? Ngapain dah Seoyeon nahan - nahan senyum gitu? Kayak baru kemaren pacaran sama kak Doyoung aja.
Gue malingin muka ke TV yang gatau nampilin acara apaan. Gue liatin aja ini acara TV ngga jelas soalnya gue males ngeliat pasangan di seberang gue ini sampe gue tiba - tiba sadar, kenapa gue harus males ngeliat mereka? Perasaan biasanya gue juga ngga masalah ngeliat Seoyeon sama kak Doyoung barengan kek gini. Kan wajar sih, mereka emang pacaran.
Gue geleng - geleng ke diri sendiri buat cepet - cepet ngilangin pikiran ngga bener gue. Gue lanjutin aja nepuk - nepukin punggung Jiho yang mulai rewel gara - gara kebangun dari tidurnya dan pura - pura ngerti acara apa yang lagi gue tonton sekarang.
Kak Doyoung udah bongkarin kopernya. Kita berdua sama - sama ngga ngomong apa - apa, cuam fokus sama aktivitas kita masing - masing. Sekitar 10 menit setelah itu kak Doyoung pergi, kayaknya mau mandi kayak yang dia bilang tadi.
Entah kenapa gue langsung ngehela nafas panjang seakan - akan gue nahan nafas dari tadi dan gue ngga tahu alasannya kenapa?? Gue nyenderin kepala gue ke sofa sambil mandang langit - langit ruang tengah dengan Jiho yang udah tidur lagi di pangkuan gue.
Tiba - tiba pipi gue kerasa dingin sampe gue ngelonjak dikit di sofa dan bikin Jiho jadi kebangun dari tidurnya.
"Diem - diem bae."
Gue noleh dan Seoyeon senyum - senyum duduk di sebelah gue sambil nyodorin sebotol minuman. Lemon tea favorit dia.
Pipi gue yang tadinya dingin langsung berasa panas.
KAMU SEDANG MEMBACA
autour • lee jeno
Fanfiction[facade sequel] lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. meskipun itu membutuhkan waktu yang lama, semuanya pasti setimpal. 190617