🕊 06 : Jaket Untukmu

119 20 0
                                    

Taiwan

"Apa semua keperluanku sudah lengkap?" Tanya seorang laki-laki bertubuh jangkung dengan dingin.

Garis wajah itu terlihat tegas dan penuh kharisma, membuat yang berada disekitarnya merasa seperti terintimidasi. "Sudah tuan, semua yang kau butuhkan sudah di siapkan, tanpa ada yang tertinggal." Jawab salah satu orang kepercayaan, mewakili pelayan lain.

"Bawa semua itu kebandara, aku akan berangkat 30 menit lagi." Titahnya, mengenakan jaket kulit lalu berjalan keluar dari kamarnya yang luas. Beberapa pelayan berpakaian hitam membungkuk, memanuti perintah dari sang tuan muda.

Sampai dibandara, sekarang hanya tinggal menunggu kedatangan seseorang lagi. Menunggu cukup lama, sampai dia kesal.. tapi yang ditunggu belum juga tiba.

Apa dia harus memutuskan untuk meninggalkannya?

"Guanlin!!"

Suara itu mengintrupsi, membuat si penunggu menghembuskan nafas lega. "Akhirnya. Dari mana saja kau ini, untung kita menggunakan jet pribadi.. jika tidak mungkin kau akan ku tinggal."

"Maaf, kau tidak tahu semacet apa jalanan tadi." Jawab laki-laki yang baru datang dengan nafasnya terengah.

Yang bernama Guanlin merotasikan bola mata malas. "Sudahlah, ayo berangkat!"

"Lo kayaknya gak sabar banget ketemu adek gue ya, Guan?"

-•-

20.30 wib

Saga, berjalan dari satu meja ke meja lain.. mencatatat pesanan pelanggan pun dengan note kecil setia bertengger di leher, seta bulpoin yang dia sematkan di perpotongan telinga. Senyum manis tak pernah pudar kala berhadapan dengan pelanggan, kharisma tersembunyi dari seorang Sagara Mujahid.

"Permisi!" Seseorang diujung sana mengacungkan tangannya, berniat memesan menu.

Dengan langkah ikhlas, Saga menghampiri meja tersebut. "Iya, ingin memasan ap- Lho?"

"Hai!" Gadis itu menyapa dengan ceria. Alisha Rosella, datang mengunjungi retoran tempat Saga bekerja ditemani Xiera, ya.. siapa lagi. Eric sedang ada keperluan pribadi, Shasha tak bisa melarang.. semua orang memiliki urusan masing-masing bukan?

Saga memperhatikan pakaian Shasha, keadaannya tak jauh berbeda dengan awal mereka bertemu. Dia menggunakan baru sabrina yang mengekspose sebagian bahunya, dipadukan dengan rok hitam diatas lutut. Sedangkan Xiera sendiri menggunakan, levis yang benar pendek.. atasannya berupa kaos tanpa lengan dibalut belzer panjang. Dalam hati, Saga sudah mengucapkan kalimat istighfar berulang kali. "Kalian ingin memesan apa?"

"Menu paling best disini." Ujar Xiera menjawab, Shasha mengangguk setuju.

Setelah mencatatat, Saga lebih memilih pergi dari hadapan mereka. Dapur adalah tujuannya sekarang, untuk memberikan beberapa lembar pesanan selama ada pelanggan datang.

Disisi lain

Dua sahabat ini tengah berbicara banyak hal, mulai dari kompetisi dance, Xiera yang membicarakan mengenai Jeno, tentang B.G grup dan tentang apapun itu. "Eh Sha, gue boleh ngomong sesuatu gak?"

"Ngomong aja." Tantang Shasha, memasukkan satu kentang goreng sebagai menu pembuka.

Xiera tersenyum, dia ingin menjahili sang sahabat. "Kalau di lihat-lihat, lo ini kayak beda sama Saga ya."

"Maksud lo?" Dia menautkan alis bingung.

"Lo suka sama Saga gitu."

Uhuk.. uhuk..

[✔] I. Different // Yeh ShuhuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang