"Sheil, itu Hana bukan sih?" Saga bertanya, seraya menunjuk objek yang dia maksud.
Sheila ikut memincing, tangan lembut itu menarik pergelangan si laki-laki untuk menuju kuda kemidi. Namun ternyata pupus sudah harapan mereka, karena ternyata gadis kecil yang sedang menaiki kuda kemidi itu bukan Hana, melainkan orang lain. "Yah Saga, bukan Hana ternyata. Terus dimana dia sekarang?" Pasrah Sheila.
Pandangan mereka mengedar, kali saja sosok gadis kecil bernama Hana kembali terlihat. Nihil, alun-alun juga mulai sepi.. apa Hana benar hilang? Rasa khawatir mulai menyeruak, Saga bingung harus mencari kemana lagi.. pun dengan Sheila yang tak kalah cemas. Mereka merasa bersalah, bunda pasti akan sangat kecewa.
"Ya Allah, Hana. Kamu dimana sih dek?" Suara Saga bergetar, bersamaan dengan tangan yang meremat rambutnya sendiri.
Saraga rasa, dia ini bodoh.. bagaimana bisa dia kehilangan Hana? Harusnya dia lebih bisa menjadi kakak yang becus dalam menjaga sang adik, bukan menghancurkan kepercayaan bunda seperti ini.
Bak sebuah keajaiban, seorang anak kecil tiba-tiba berlari, pergelangannya terikat balon berisikan gas helium.. berakhir dengan memeluk kaki jenjang Saga. Dia terkejut, lantas menoleh ke belakang dan betapa terkejutnya Saga saat tahu anak kecil itu adalah Dania Hana, adik yang sedari tadi dia cari. "Astagfirullah, Hana sayang. Kamu dari mana aja?" Saga segera menggendonk Hana, saking bahagianya.
"Ya Allah, Hana ketemu juga kamu. Kakak khawatir tahu!" Cibir Sheila, merajuk seraya mengelur surai lembut si adik kecil.
Hana memeluk lembut perpotongan leher Saga, mungkin dia juga ketakutan tadi karena terpisah dari kedua kakaknya. "Maafin Hana ya kak, tadi Hana langsung pergi gitu aja.. gak nyamperin kakak dulu." Sesal si kecil hampir menangis.
"Ssstt.. iya udah, yang penting kamu gak kenapa-napa kan?" Saga bertanya, menatap lembut netra kecoklatan milik Dania Hana.
Si kecil mengangguk lucu. "Hana baik kok, tadi juga aku sama kakak cantik baik lagi.. dia beliin Hana balon juga."
"Kakak?" Sheila mengrenyit heran, takut jika ternyata Hana bertemu orang jahat. "Kakak siapa?"
"Namanya Kak Ella, udah baik cantik juga. Tadi dia yang nemenin Hana buat naik kuda kemidi." Jelasnya, menunjuk wahana yang tadi Saga hampiri.
"Trus, sekarang kakaknya dimana?" Saga kembali bertanya, berniat mengucapkan terimakasih. Setidaknya Hana ada yang menjaga dan itu bukan orang jahat seperti dugaan mereka.
Jemari Hana bergerak, menunjuk salah satu stand es krim didekat wahana kora kora.. lantas mengerutkan kening. "Tadi dia disana lagi beli es krim, tapi kok sekarang gak ada ya?"
"Yaudah lah, mungkin kakaknya ada keperluan jadi langsung pergi. Yang penting sekarang Hana udah ketemu sama kita lagi." Sheila menengahi. "Sekarang, kita pulang yuk! Udah malem, kamu juga pasti udah ngantuk."
Setelah mengedarkan pandangan namun tak kunjung menemukan sosok Kak Ella, akhirnya Hana mengangguk toh benar dia sudah mengantuk sekarang.. ini sudah lewat jam tidur. Mereka berjalan meninggalkan arena alun-alun, dengan Hana masih dalam gendongan Saga.. gadis kecil itu melingkarkan tangannya kembali pada perpotongan leher si kakak, dapat dipastikan jika sebentar lagi dia akan tertidur. Pelukan dari seorang Sagara Mujahid ini sangat hangat, makanya Hana akan merasa nyaman.
Datang kemari mereka hanya menggunakan angkot, jadi pulang pun demikian. Mereka duduk menunggu di halte, sampai angkot jurusannya tiba.. Hana benar-benar nyaman diposisinya, jika bergerak sedikit dia pasti terbangun. Seulas senyum terlukis di garis bibir seorang gadis bernama Sheila Putri, melihat Saga seperti ini adalah hal paling damai dalam hidupnya. "Lo kenapa sih bisa se-soft ini, apa salah kalo gue suka sama lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] I. Different // Yeh Shuhua
Roman pour Adolescents"Kalo gitu, gue bisa gak masuk islam?" "Hah?!" ------------------------------------ Kamu, laki-laki yang membuat aku langsung tertarik.. kamu membuatku penasaran dan kamu terlihat lebih menonjol dari pada orang lain disekitar. Kamu memiliki kharisma...