🕊09 : Pindah Agama?

116 19 2
                                    

Seharian Shasha menghindari kedua mantan temannya, selalu berperang dengan tatapan sinis, perihal masalah beberapa hari lalu itu belum bisa dimaafkan. Istirahat saat mereka manfaatkan untuk latihan, Shasha pusing, dia kacau.. dia baru menciptakan beberapa bait lirik dan sudah ada masalah dengan Nancy Haize. Dirasa, kompetisi dance kali ini akan sia-sia, mereka akan kalah dengan begitu mudah karena dirusak dari dalam.. bukan karena pengaruh luar.

Diam

Satu kata yang menggambarkan keadaan mereka, malas rasanya bibir ini untuk berbicara dengan pengkhianat seperti mereka.

"Jadi ini gimana?" Xiera bertanya membuka obrolan, dia jengah jika terus seperti ini.

"Eekkmm.." Haize berdeham, menyita atensi seisi ruang dance. Sebenarnya, anggota club dance ini cukup banyak.. namun yang terpilih untuk mewakili kompetisi selalu ada Nancy, Haize, Shasha dan Xiera.. visual serta bakat mereka sangat mendukung. "Ck. Ini semua gak akan beres ngerti! Gue yakin sekarang ini Shasha belum kelar nulis lagunya."

Gadis yang dimaksud menatap sinis, lagi. "Kalo emang gue belum kelar gimana?"

Xiera menatap tak percaya, kenapa Shasha seperti ini? Biasanya dia sangat fokus dalam mengerjakan sesuatu, dia ini profesional, dia tidak akan menghancurkan kepercayaan, apalagi jika sudah terpilih sebagai tim kompetisi. "Sha? Lo lagi gak bercanda kan?"

"Lo masih aja percaya sama dia, Xi? Jelas aja dia belum kelar, kan yang diotak dia cuma Saga. Ya gak?" Cibir Nancy santai.

Shasha benar muak, selalu saja saat bertemu.. Saga yang menjadi topik permasalahannya, bukan Saga.. laki-laki itu sama sekali tidak bersalah. Justru harusnya merekalah yang bercermin, karena dengan seenaknya menilai seseorang. "Gue gak ngerti ya sama omongan kalian! Yang gue tahu, ternyata selama ini sahabat gue itu murahan, mereka rendah.. sial banget gue punya sahabat macem lo semua!"

Nancy yang sudah tersulut emosi bangkit dari duduk melantainya, mengcekal kerah baju Shasha.. memaksakan gadis itu berdiri secara paksa. Tentu saja hal tersebut memancing yang lain untuk ikut berdiri, tidak mungkin kan jika hanya duduk santai juga. "Heh! Jaga ucapan lo ya! Sadar diri kenapa siapa disini yang rendahan, siapa disini yang murahan! Masih aja caper sama Saga padahal udah puanya Guan yang jauh lebih baik. Dasar bego!"

Plak!

Bukan Shasha pelakunya, itu adalah Xiera yang tidak tahan jika sang sahabat sedari duduk di bangku SMP dihina begitu saja. "Lepasin dia Nancy!"

Brugh!

Dihempaskan Shasha begitu saja, terasa sakit di bagian dudukannya. Xiera menatap Nancy nyalang, mungkin persahabatan mereka akan benar hancur sekarang. "Shasha gak salah, karena menurut gue.. lo yang murahan. Gue tahu, lo lagi berusaha buat deketin Guan kan? Makanya lo jatuhina Shasha di depan tu cowok."

Setelah mengatakan hal itu, Xiera pun membawa Shasha pergi dari sana.. suasana di dalam ruang latihan tidak baik saat ini, grup mereka benar hancur, B.G grup akan senang dengan hal ini. "Ck. Liat aja nanti, gue akan rebut Guan dari Shasha, dan buat dia nyesel."

-•-

"Rivan! Ih yang bener ngajinya. Kamu udah salah 5 kali lho. Kapan mau lancar kalo kayak gini?" Geram Sara tertahan.

Si laki-laki justru merengek sok manis. "Dari tadi udah bener Sara, kamu yang selalu nyalahin."

Sekarang, mereka sedang berada di ruangan khusus yang kepala sediakan bebera hari lalu untuk murid penganut agama islam terletak dekat halaman belakang agar mendapatkan suasana asri.. ini semua karena Sara yang terus datang ke perpustakaan untuk mengaji karena mencari suasana tenang. Bukan mengganggu sebenarnya, tapi jika dipikir mayoritas murid disini bukanlah islam, mereka masuk SMA Zeus pun mendapat beasiswa. Kepala sekolah mencoba memberi peluang dan fasilitas, bagi murid pandai juga gigih seperi Rivan, Sara terlebih Saga.

[✔] I. Different // Yeh ShuhuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang