Beribu kata maaf aku ucapkan, hanya kepadamu dan hanya untukmu. Maaf, karena aku pergi begitu saja tanpa pamit atau sekedar memberikan senyum terakhir.. aku hanya menghilang setelah pertemuan kita kala itu. Jelas aku salah, namun akan lebih salah lagi bila aku menetap.
Ku rasa, ucapan 'terimakasih' dengan hormat pantas untukmu.. maka aku amat teramat sangat berterimakasih, karena kamu adalah laki-laki yang bisa mengubah diriku menjadi lebih baik, mengajarkanku arti persahabatan sesungguhnya bahwa kita tidak perlu mengenal kata perbedaan.. apapun itu, seperti kamu yang menerima perbedaanku.
Aku pergi, jaga dirimu baik baik.. kurasa mulai sekarang, tidak akan ada yang mengganggumu disekolah.
Tertanda
Alisha RosellaUntukmu
Sagara Mujahid-•-
"Apa maksudnya ini, Eric?"
"Ga, seperti yang lo baca.. Shasha pergi ninggalin kita." Eric menjawab frustasi.
Pagi-pagi sekali, sebelum sang surya menunjukkan kuasanya.. Shasha pergi ke apartement Eric dengan pakaian rapih namun tak mengenakan hijab. Dia masuk kedalam lift, menekan tombol menuju lantai 3.. hentakan dari flatshoes yang dikenakan begitu terdengar karena bangunan ini pun masih sepi. Sampai di depan sebuah pintu bernomor 80, dimana kamar Eric berada si gadis menarik nafas dalam sebelum menekan bell nya.
Ding.. dong.
Hanya sekali Shasha menekan bell, tak lama ada balasan seseorang dari dalam.. suaranya seperti baru bangun tidur. "Yaa.. sebentar."
Clek
Pintu terbuka, menampilkan sosok Alendero Eric dengan kaos putih dan celana kolor pendek berwarna merah kotak-kotak, serta rambut yang tidak tertata rapih.. dia benar baru bangkit dari ranjang rupanya. "Shasaha? Lo ngapain kesini, pagi-pagi?!" Eric sedikit terkejut, tumben sekali Shasha berkunjung di waktu seperti ini. "Masuk dulu!"
Shasha menuruti, dia melangkah memasuki apartement yang tidak terlalu besar namun juga tidak terlalu kecil.. di dalam nampak rapih dan bersih, mengingat Eric adalah laki-laki yang cukup teladan.. tidak seperti Guan, rumah bersih karena ada asisten rumah tangga disana. Si gadis duduk disalah satu sofa membelakangi jendela, menunggu Eric yang sedang membasuh muka dan mungkin sekalian menggosok gigi.
Tak seberapa lama, Eric kembali duduk disisi Shasha masih mengenakan pakaian yang sama.. namun raut wajahnya sudah cukup segar, tidak seperti benang kusut. "Jadi, kenapa lo kesini?"
Gadis itu belum menjawab, dia menunduk menjatuhkan pandangan pada jari yang sedang bermain dengan gelisah. "Eric."
"Hm?" Lawan bicara memfokuskan diri, menyadari pembicaraan dan tujuan kedatangan Shasha kemari bukan lah sebuah keisengan semata, pasti ada satu hal yang jelas tak bisa disepelekan. "Lo bisa cerita apa aja sama gue, Sha."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] I. Different // Yeh Shuhua
Teen Fiction"Kalo gitu, gue bisa gak masuk islam?" "Hah?!" ------------------------------------ Kamu, laki-laki yang membuat aku langsung tertarik.. kamu membuatku penasaran dan kamu terlihat lebih menonjol dari pada orang lain disekitar. Kamu memiliki kharisma...