Four leaf clover atau daun semanggi Empat merupakan tanaman yang berasal dari Eropa.
Setiap helai daun Four leaf clover melambangkan : FAITH, HOPE, LOVE, and LUCK.
Sekarang gantungan kunci indah berbentuk clover itu, bertengger sempurna nan indah pada retsleting tas milik seorang laki-laki bernama Sagara Mujahid. Ini bukan miliknya, dia juga tidak mencuri, walaupun dia terpana akan keindahan gantungan kunci tersebut.. tapi tetap harus dikembalikan kepada si pemilik asli. Siapapun yang kehilangan benda sederhana sarat akan makna itu, pasti akan sangat sedih dan kecewa.
Netra milik Saga beralih menatap arloji di pergelangan tangan kirinya, sudah jam 06.00.. dia harus segera bersiap untuk berangkat ke sekolah. Mengambil tas tersebut dan keluar dari kamar.
"Bunda, Saga berangkat dulu ya." Dia menghampiri sang bunda yang sedang merapihkan meja makan.. lalu mencium punggung tangan Wena. "Assalamualaikum."
"Wa'alaikum salam. Hati-hati ya Saga!"
Sepeda terus dia kayuh, menyisir jalur pesepeda yang tak begitu padat seperti jalanan disisi kanannya, banyak kendaraan beroda dua dan beroda tiga saling mendahului, suara klakson pun tak luput terdengar.. bahkan ada banyak kendaraan umum, termasuk bus. Untung saja Saga hobi menaiki sepeda, jika tidak pasti sekarang sedang terjebak oleh macet.
Dengan waktu 15 menit, dia sudah sampai di area sekolah. Meletakkan sepedanya di parkiran khusus, hanya ada 5 orang yang menggunakan sepeda.. sisanya memilih menggunakan motor, bahkan mobil. Apa tidak takut terjebak macet?
"Sagara!" Seruan seorang gadis berhasil masuk ke rungu Saga saat ingin memasuki gedung, dia menoleh.. ada Shasha baru turun dari mobilnya.
Yang disapa tersenyum, namun semua itu seakan pudar saat dia sadar bahwa Shasha sedang berada dalam rangkulan seorang laki-laki jangkung berwajah dingin. Saga memutuskan untuk melanjutkan langkah, seakan tidak melihat apapun barusan.
"Saga tunggu!" Dia kembali menoleh. Dilihatnya, Shasha akan menghampiri seraya membawa jaket yang dipinjamkan tadi malam.
"Lo mau ngapain sih?! Ayo masuk!" Kembali, Shasha ditarik paksa untuk masuk kedalam gedung meninggalkan Saga disana.
Hembusan nafas berat terdengar, Saga menggusak rambutnya sendiri dengan kasar. "Kamu kenapa sih Saga?" Tak peduli, dia masuk kedalam gedung dan menuju kelasnya.
Namun, belum sampai tujuan.. atensi Saga melihat dari kelas 11-4 seorang gadis tengah kesulitan dengan banyak tumpukan buku ditangannya. Saga tahu itu Sara, karena dialah satu-satunya muslimah yang berkerudung disini. "Sara! Boleh aku bantu?" Dia bertanya ketika sudah berada dihadapan si gadis.
Sara menoleh lantas tersenyum. "Eh, Saga. Boleh kok, kalo gak ngerepotin."
Dia balas tersenyum. "Gak sama sekali kok, mana sini bukunya." Saga mengambil setengah buku dari tumpukan yang Sara bawa. "Btw, mau dibawa kemana bukunya, Sar?"
"Ke perpus, tadi disuruh sama Bu Anya." Jawab Sara.
Si laki-laki hanya mengangguk, berjalan ke arah perpus yang letaknya di ujung gedung melewati beberapa kelas, termasuk kelasnya.. 11-2.
-•-
Shasha mencebik kesal, duduk di bangkunya dengan kasar. "Lo kenapa sih Sha?" Xiera sebagai teman sebangku yang baik pun bertanya.
Tak ada jawaban, lantas Xiera menoleh kebelakang dimana itu adalah tempat duduk Eric. Memberi kode dengan lirikan mata, seakan bertanya 'sepupu lo kenapa?' Namun jawabannya hanya menggedikkan bahu tanpa tak tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] I. Different // Yeh Shuhua
Fiksi Remaja"Kalo gitu, gue bisa gak masuk islam?" "Hah?!" ------------------------------------ Kamu, laki-laki yang membuat aku langsung tertarik.. kamu membuatku penasaran dan kamu terlihat lebih menonjol dari pada orang lain disekitar. Kamu memiliki kharisma...