Untuk malam ini, Saga pergi menginap dirumah Rivan karena keadaannya seperti ini jadi dari pada membuat yang lain heboh plus khawatir berlebihan, toh besok adalah hari libur. Kebetulan.. kedua orang tua Rivan sedang pergi ke Yogyakarta, salah satu kerabatnya ada yang mengadakan pernikahan.. mereka berangkat sejak pagi, jadi rumah sederhana ini kosong. Senang sekali Saga bisa menginap, setidaknya Rivan tidak benar sendirian dirumah.. jangan heran karena Rivan ini penakut, dia terlalu percaya dengan namanya setan. Kalau kata Saga, itu bukanlah setan tapi jin yang menyerupai manusia guna menakuti kita.
Keduanya sudah bebersi tubuh, Rivan meminjamkan bajunya untuk Saga.. cukup kok, jangan kira tubuh Rivan kecil jadi tidak muat ditubuh Saga. Selesai dengan semua kegiatan, mereka lebih memilih terjaga sebentar duduk bersila diatap rumah Rivan, seraya ditemani dua cangkir bandrek hangat ditengah hembusan angin sejuk.. Rivan mengambil gitarnya memetik senar satu persatu.
Jadi, rumah sederhana ini tidak tingkat.. hanya saja, sebagai permintaan Rivan.. sang ayah jadi membuat rumah dengan atap rata, disanalah Rivan biasanya bersantai pada malam hari atau digunakan untuk menjemur pakaian di siang hari. Saga pun sering menongkrong disini, atau sekedar mengerjakan pr saat sore tiba. Ada kursi gantung berbentuk sangkar berwana hitam juga disana, milik Rivan yang dibeli dengan tabungannya demi menciptakan suasana bersantai lebih lagi.
"Jadi, hubungan lo sama Shasha gimana?" Rivan memulai percakapan, membuat Saga yang sedang meminum bandrek sontak terkejut ditambah minuman khas sunda ini masih panas.
Cepat, Saga kembali meletakkan cangkir itu lantas mengelap bibirnya menggunakan lengan baju.. mungkin lupa jika ini adalah baju Rivan. Biarlah, nanti dia cuci. "Kamu ngomong apa sih Van, gak usah bahas kayak gitu ah."
"Napa lo, malu?" Kekeh Rivan, dia meletakkan gitarnya disisi kiri. "Gini ya Ga, gue tahu di agama kita gak boleh ada yang namanya pacaran.. dan gue juga tahu lo ini anaknya religius banget gak kayak gue yang masih selengean."
Saga mendengarkan dengan seksama, menyeruput perlahan bandrek digenggamannya. "Lo pasti gak mau pacaran kan, lo pasti mau nya taaruf?" Lawan bicara mengangguk. "Nah, Shasha perlahan-lahan berubah jadi lebih baik dan mau masuk islam itu karena lo Ga."
"Aku?" Saga menunjuk diri sendiri, wajahnya keheranan.. kenapa dia?
Rivan mengangguk, membenarkan. "Gue rasa dia suka sama lo, seperti yang lo bilang ke Xiera.. orang yang baik akan mendapatkan pasangan yang baik juga. Alisha Rosella itu orang baik, dia punya tekat besar untuk meninggalkan dunia gelapnya apalagi sekarang dia udah gak lagi berteman sama Nancy, jadi bisa aja kan Shasha ini jodoh lo?"
Selesai juga Rivan berbicara panjang lebar seperti itu, sampai Saga tertawa aneh.. dari mana sahabatnya memiliki pemikiran begini? Tidak mungkin dia langsung memutuskan bahwa Shasha menyukai Saga hanya karena mereka dekat, dan Shasha ingin jadi mualaf. Mungkin saja si gadis merasa senang berteman dengannya, tidak lebih.. hanya teman. "Ya Allah, Rivan.. Rivan.. kamu kebanyakan nonton sinetron dimana sih? Perasaan di indosiar gak ada sinetron kayak gini."
"Gue serius Ga, coba kalo Shasha emang beneran suka sama lo gimana?" Rivan bertanya, memajukan wajahnya seraya menaik turunkan alis.
"Ya...." kalimat panjang itu Saga berikan selama beberapa detik, seraya menahan tawa melihat ekspresi kepo dari sang sahabat. "Ya.. mana aku tahu. Udah ah, aku mau tidur besok bangun pagi aku mau jogging dan kamu harus ikut!!"
Saga mengacir dari atap, menuruni tangga dengan cepat lantas pergi ke kamar mandi sebelum pergi tidur. Dan Rivan disana masih terkekeh, mengklaim bahwa Saga sedang salting saat ini. "Saga! Lo tu terlalu polos deh, curiga gue di panti lo gak ada ceweknya."
Dia menghela nafas dalam, kembali menyeruput bandrek hangatnya. "Hah.. Ya Allah, hamba mohon jodohkan lah sahabat hamba dengan Shasha Ya Allah.. kalo Shasha udah masuk islam. Amin."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] I. Different // Yeh Shuhua
Teen Fiction"Kalo gitu, gue bisa gak masuk islam?" "Hah?!" ------------------------------------ Kamu, laki-laki yang membuat aku langsung tertarik.. kamu membuatku penasaran dan kamu terlihat lebih menonjol dari pada orang lain disekitar. Kamu memiliki kharisma...