08

650 112 0
                                    

"Niel mau kemana? Rapi amat." kata Jennie saat melihat Daniel sedang duduk di depan rumah dengan pakaian rapi.

Daniel menatap jam tangannya, "mau ke RS."

"Oh, ikut!"

"Sokin aja. Tapi jangan aneh-aneh."

"Oke."





















"Permisi, pasien yang datang sepuluh bulan lalu, daftar namanya siapa saja ya sus? Saya agak lupa namanya. Dia pasien kecelakaan. Saya yang menolongnya dulu." Tanya Hanbin pada suster di bagian informasi

"Daftar pasien sepuluh bulan lalu yang kecelakaan... Oh, ini. Kim Taeyeon, Park Chanyeol, Kim Sejeong—"

"Oh itu! Kim Sejeong, dirawat di ruangan mana sus?"

"Kamar Dahlia nomor 1."

"Oke sus. Makasih."

Hanbin menghampiri Daniel dan Doyoung yang duduk tak jauh dari pintu masuk.

"Kamar Dahlia nomor 1 dimana yak?" tanya Hanbin ke Daniel dan Doyoung

"Lah gatau." jawab Doyoung kaget

"Dih, cari informasi setengah-setengah." tukas Daniel kesal

"Ya maap, grogi gua lama-lama ditatap sama si suster cantik."

"Kampret." sungut Daniel

Hanbin menatap sekitar, lalu melihat seorang dokter yang familiar.

"Dokter!" panggil Hanbin lalu menghampiri si dokter

Dokter dengan nama 'Kim Namjoon' di jas nya itu menoleh dan menatap Hanbin.

Daniel, Jennie, dan Doyoung mengikuti Hanbin.

"Dokter yang nanganin pasien yang bernama Kim Sejeong kan?"

"Oh, iya. Kamu yang nolong waktu itu kan? Kenapa?"

"Ruangannya dimana ya dok?"

"Ayo, saya juga baru mau mengecek keadaan pasien." Jawab dokter Namjoon lalu berjalan mendahului mereka

"Ayo." ajak Hanbin ke temannya lalu berjalan menyusul dokter Namjoon.

Daniel dan Doyoung saling tatap-tatapan sebelum akhirnya mengekori Hanbin.

Jangan lupakan Jennie yang melayang mengikuti mereka.

"Jen, jangan jauh-jauh. Tar gua dah balik, lu masih di sini gua mampus in." ujar Daniel berbisik

"Iya iya." balas Jennie

Hening hingga Daniel bertanya ke Doyoung dengan volume yang dikecilkan.

"Siapa ya yang sakit?"

Doyoung mengendikkan bahu, tanda tak tahu.

"Saudaranya kali yang sakit?" ujar Doyoung tak yakin

"Tapi masa sambil ditemenin begini." balas Daniel bingung

"Gatau deh."

Hingga akhirnya dokter tadi berhenti di depan suatu ruangan.

"Siapin mental kalian." ujar Hanbin mendramatisir

"Apasih bege. Buruan buka ngapa sih?" kata Daniel sedikit emosi sama muka Hanbin yang sok-sok an

"Iya iya, sabar sayang." ujar Hanbin

"Bangsat gua masih lurus woi." kesal Daniel

"Ssst. Jangan ribut, ini RS." ujar Doyoung menengahi

Ceklek

Pintu ruangan dibuka sama dokter Namjoon, menampakkan seorang pasien sedang terbaring di kasur rumah sakit. Dengan langkah perlahan, dokter Namjoon masuk diikuti oleh Doyoung, Hanbin, Daniel dan Jennie.

Saat sampai di samping pasien itu, Doyoung,  Daniel, dan Jennie terkejut sedangkan Hanbin membuang napasnya lega sambil tersenyum lebar.

"Nahkan bener! Berarti kemarinan itu ketuker antara Kim Sejeong sama Kim Jennie!" pekik Hanbin
































































Darah segar mengalir dari kepala gadis itu.

"Pusing."

Gadis itu menatap ke arah orang yang mendorongnya tadi, tapi ternyata di sana sudah tidak ada orang.

"Sialan, bagaimana kalau aku—"

TIIIIIIINNNN!




























Dor.

Wkwkwkwk

Iya sih emang jadinya agak ga surprise, tapi gapapa. Demi kalian, aku up sekarang nih yang harusnya chapter buat minggu depan hahaha ❤

(96 Line) HELP ME ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang