01

1.6K 150 2
                                        

"Jennie!" panggil Daniel pada seorang perempuan yang sedang duduk di bangku taman rumah sakit.

Perempuan yang dipanggil tadi menoleh ke arah Daniel dengan alis tertaut, bingung.

Daniel menghampiri perempuan yang ia panggil Jennie tadi dan duduk di sampingnya.

"Kok lu bisa ada disini?" tanya Jennie pada Daniel.

"Gua nganterin sepupu gua periksa dan gua pergi jalan jalan ke taman, terus gua lihat elu." Jawab Daniel.

"Long time no see," ujar Jennie dengan senyum tipis yang terlukis di wajahnya.

Daniel mengangguk, membenarkan apa yang dikatakan Jennie.

"Lu kemana aja sih? Lu kapan pulang ke Korea? Setahu gua lu ikut ke New Zealand. Terus, lu juga ngapain di sini?" tanya Daniel beruntun.

"Gua ga kemana-mana, kok. Gua udah lama di Korea. Sebenernya gua ke sini karena-" ucapan Jennie belum selesai karena ada yang memotongnya.

"Daniel?! Dicariin malah di sini." seorang wanita datang menghampiri Daniel dengan perut yang buncit. Dia adalah sepupu Daniel, Jisoo namanya.
Wanita itu sedang hamil 7 bulan dan meminta Daniel untuk menemaninya periksa kandungan dikarenakan Taeyong, suaminya, tak bisa mengantarnya.

"Udah selesai, kak?" tanya Daniel yang dijawab anggukan oleh Jisoo.

Jisoo berdiri di depan Daniel dan menyilangkan kedua tangannya di depan dada. "Lu ngapain?" tanya Jisoo pada Daniel.

Daniel hanya meringis, dan menunjuk ke arah Jennie. "Gua lagi ngobrol ama temen lama gua. Hehehe."

Alis Jisoo bertaut, "Temen? Mana?"

"Ini lho," tunjuk Daniel ke Jennie dengan senyum yang mengembang, sedangkan Jennie hanya tersenyum lemah ke arah Daniel.

"Lu ngigo ya? Ga ada siapa-siapa di samping lu. Udah ayo balik. Kakak tunggu di mobil. Kalo sampe ntar lu belom balik dalam sepuluh menit, lu gua tinggal!" Jisoo berjalan menjauhi Daniel yang masih bingung.

"Hah? Masa iya kak Jisoo ga liat elu sih?" tanya Daniel ke Jennie sembari menatap Jennie.

Jennie tersenyum, lalu berkata, "Lihat diri gua dengan baik, iel. Apa lu ga ngerasa aneh?"

Alis Daniel tertaut, berpikir.

Hingga akhirnya mata Daniel membelalak sempurna.

"L-lo ga napak."

Jennie mengangguk, kemudian menangis.

"E-eh? L-lo kok bi-bisa kaya begini? Kenapa cuma gua yang bisa lihat lo?" tanya Daniel terbata-bata.

"Ceritanya panjang. Gua pengen minta bantuan lu iel. Lo satu satunya orang yang bisa berinteraksi sama gua. Lo satu satunya orang yang bisa melihat dan ngomong sama gua. Dan cuma lo yang bisa nolongin gua," jelas Jennie sembari menatap Daniel nanar

Wajah Daniel sudah pucat. Ia tak tahu harus bereaksi apa, karena ia sangat terkejut dengan apa yang saat ini tengah ia alami.

"G-gua bakal bantuin lo." Daniel berucap setelah tau Jennie menanti jawaban darinya.

Jennie tersenyum, lalu menghilang dari hadapan Daniel. Meninggalkan Daniel yang tengah terdiam mencerna kejadian tersebut.

"Apa gua halusinasi?" tanya Daniel pada dirinya sendiri.

Tiba-tiba ponsel Daniel berdering, membuat Daniel tersadar. Pria itu merogoh sakunya dan mengambil ponselnya.

Kak Jisoo is calling you....

"Kenapa kak?"

"Lo ngapain, sih? Buruan ke mobil!"

"Iya iya ini otw. Tunggu."

Tut.

Daniel mematikan panggilan tersebut dan bergegas menuju ke mobilnya.






























Malam itu sangat sunyi.
Hanya deru hujan yang meramaikan malam.
Dinginnya malam bagai menembus tulang.
Seorang wanita berdiri di dekat lampu jalan dengan payung berwarna merah di tangannya.
Gadis tersebut terlihat sedang menunggu seseorang.








Halo, jadi ini work pernah aku unpub tahun 2018, tapi sekarang aku publish lagi.

Aku mau seriusin cerita ini.

Asik.

Soalnya aku gamau ide yang ada di sini sia-sia hehehe.

selamat membaca :)))

Aku updatenya mungkin seminggu sekali. Kalau memungkinkan, aku bakal update seminggu dua kali. Hehehe




terakhir revisi : 9/11/21

(96 Line) HELP ME ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang