09

634 106 6
                                    

Line!

Daniel melihat ponselnya yang menyala dan menampilkan notifikasi dari aplikasi berwarna hijau.

Ia membuka layar kunci ponselnya lalu melihat siapa yang mengirimkan pesan.

Line.

Doyoung

|Gimana? Dia masih belum kelihatan lagi semenjak kemarin an?

Iya, gua jadi khawatir sumpah ga boong |

|pergi kemana ya?

Gatau gua|
Lagian yang indigo bertahun-tahun kan elu|
Kok nanya gua|

|ya soalnya gua juga gatau
|lagian yang deket sama dia kan elu
|siapa tau ada ikatan batin/?

Anjir, emang bisa?|

|gatau sih wkwkwk

Sialan|

|moga aja dia ga apa apa

Iya, aamiin|
Read

Daniel menghela napasnya pelan, sudah seminggu terakhir kali Daniel melihat Jennie.

Ingatannya berputar ulang saat mengunjungi rumah sakit dan mendengarkan penjelasan dari dokter.

Flashback

"Dokter? Jennie kenapa?" tanya Daniel

Dokter Namjoon terlihat bingung, "Jennie siapa?"

"Ini, pasien ini namanya Jennie Kim dok. Bukan Kim Sejeong. Kayaknya mereka ke tuker deh datanya soalnya masuk bareng kan?" ujar Hanbin

"Wah, kesalahan fatal dong? Kalau begitu nanti saya akan mengabari keluarga Jennie."

"Gak usah, biar saya aja yang bilang ke ibunya Jennie, dok. Dokter bilang aja sama keluarganya Sejeong." ujar Daniel

Jennie mendekati Daniel dari belakang, lalu berbisik, "jangan bilangin ibu gue dulu. Sebelum gue bangun. Plis."

Daniel diam.

"Oh, Sejeong itu tinggal sendiri. Nggak punya sanak saudara." jawab dokter Namjoon

"Jadi, dia kenapa?" tanya Doyoung sambil menunjuk Jennie

Dokter Namjoon menghela napasnya pelan sebelum menjawab, "sudah beberapa bulan ini pasien dalam masa koma nya."

"Kenapa bisa?" tanya Doyoung lagi

"Pasien saat dibawa ke rumah sakit kondisinya sangat kritis, sebab ia mengalami keadaan syok berat dan juga keguguran. Hampir saja nyawanya tak tertolong. Kalau kalian bertanya kronologi sebelum Jennie dibawa ke RS bisa ditanya ke saudara Hanbin, saya hanya bisa menjawab itu."  jawab Dokter Namjoon, lalu mengecek keadaan Jennie.

Setelah selesai mengecek keadaan Jennie, dokter Namjoon pamit keluar ruangan.

"Bin, ceritain." tuntut Daniel, pandangan matanya tak lepas dari Jennie yang sedang terbaring pucat.

"Oke gue ceritain. Ini kejadiannya udah lama banget sumpah deh. Gue lupa-lupa inget." ujar Hanbin

"Gapapa." jawab Daniel

"Pas itu kalau gak salah hujan lumayan deres, gue jalan kaki keluar kos buat beli makanan di Mcd yang lumayan deket sama kosan. Tapi ternyata Mcd udah tutup, gue akhirnya mutusin buat cari warung, emang sih keadaan gelap banget kalau gue inget-inget di sana lampu jalannya gak berfungsi dengan baik makanya gue bawa senter. Terus gue lihat ada payung merah di deket trotoar. Kan gue bingung. Masa ada payung doang, gak ada orangnya. Gue terus noleh ke kanan kiri dan nemuin dua orang di tengah jalan. Banyak darah. Alhasil gue telpon ambulans." Jelas Hanbin

"Dua orang kata lu?" tanya Doyoung

Hanbin mengangguk, "iya. Sejeong sama Jennie. Gue lihat di dompet mereka sih, siapa nama mereka. TAPI GUE GA NYOLONG DOMPETNYA SUMPAH. DOMPETNYA GUE KASIH KE RUMAH SAKIT MALAH PAS MEREKA MAU DIRAWAT. SOALNYA SUSTER BINGUNG MAU NYATET NAMA MEREKA SIAPA."

"Oh, terus berarti karena itu mereka ke tuker gitu?" Tanya Daniel

"Iya bisa jadi. Soalnya waktu itu muka Sejeong udah setengah hancur, badannya juga. Mungkin suster kelewat panik jadi salah nulis? idk."

Doyoung yang menyadari Jennie tak ada di belakang Daniel lagi, akhirnya bertanya pada Daniel.

"Daniel, Jennie kok ga ada?"

Hanbin mengerutkan keningnya. "Hah? itu lagi baring gitu loh."

"Dia ada di bel—LOH?!" Daniel terkejut

"Apa sih?" tanya Hanbin tak paham

"Roh Jennie tadi ikut ke sini." Jawab Doyoung

"Anjir, gue harus cari dia." ujar Daniel lalu pergi keluar ruangan, mencari Jennie.

Dan tentu saja, Daniel tak dapat menemukan keberadaan Jennie.

Flashback off.

"Jen, lu di mana?" gumam Daniel



























































BRAK!

Dari arah seberang, seseorang mendorong gadis yang duduk ditengah jalan hingga kepala gadis itu terbentur lagi untuk yang kedua kalinya bersamaan dengan mobil yang melintas tanpa berniat menginjak pedal rem.

Gyut.

Tubuh orang yang menolong gadis itu terlindas oleh mobil.

"H-hah... Rambut merah. Rambut pirang. Rambut merah. Rambut pirang. Rambut merah. Rambut pi—" gumam orang yang terlindas itu hingga akhirnya ia tak sadarkan diri.

Sedangkan gadis yang ditolong tadi sudah pingsan sejak ia merasa perutnya sakit. Lebih sakit dari luka di kepalanya.





















Maaf, aku gatau suara mobil ngelindes badan itu gimana bunyinya ಥ_ಥ

Apakah Gyut? Krenyes? Atau gimana? ╥﹏╥

(96 Line) HELP ME ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang