22

607 86 1
                                        

"Hmh...." Lenguh Taeyong di atas sofa.

Jisoo yang duduk di samping Taeyong menoleh, lalu mengelus kepala suaminya. "Udah bangun?"

(*posisinya tuh kepala Taeyong di pahanya Jisoo gitu)

Taeyong sontak bangun dan memeluk Jisoo dengan bahunya yang bergetar.

Jisoo memeluk balik Taeyong. Wanita itu mengelus pelan surai milik suaminya dengan lembut, berusaha menyalurkan ketenangan.

"Sayang, aku mau jujur." Lirih Taeyong tanpa melepaskan pelukannya. Dapat Jisoo rasakan bahwa bahunya saat ini basah.

'Ah, apa dia nangis?' batin Jisoo

"Hm? Jujur apa?" Tanya Jisoo

Taeyong melepaskan pelukannya lalu menatap lekat manik milik Jisoo, "aku... Aku orang jahat Soo. Aku ba**ng*n yang nabrak temen kamu, si Jennie."

Jisoo melebarkan matanya, "hah?"

Taeyong lantas berlutut di depan Jisoo sambil memegang tangan Jisoo, pria itu masih meneteskan air matanya. "A-aku bener-bener minta maaf."

Jisoo menangis, ia melepaskan genggaman Taeyong dari tangannya lalu ia menutup wajahnya dengan telapak tangan.

"Kenapa? Kenapa Yong? Kenapa kamu lakuin itu ke sahabat aku?!" Pekik Jisoo sambil menangis.

Taeyong panik, ia memeluk kaki Jisoo. "Aku belum siap jadi ayah waktu itu, Soo." Lirih Taeyong

Jisoo mendorong Taeyong, "maksud kamu?!"

Taeyong menunduk, tak berani menatap mata Jisoo yang merah seperti menahan amarah dan luka.

"Aku... Aku ha—"

"Cukup! Gausah dilanjut! Aku tau kelanjutannya. Brengsek kamu Yong." Geram Jisoo

Taeyong mengangkat kepalanya perlahan, mencoba menatap Jisoo.

"Besok, aku mau kamu serahin diri ke polisi. Aku gamau tau."

"Iya! Aku akan ke kantor polisi. Aku pasti akan ke sana. Aku gak kuat diteror Jennie lagi." Ujar Taeyong sambil mengacak rambutnya frustasi

"Jangan lupa minta maaf sama ibu Jennie dan juga Jennie." Desis Jisoo, lalu berjalan meninggalkan sofa.

Baru lima langkah, Jisoo berhenti.

"Jangan tidur sama aku. Aku gamau tidur sama pem-bu-nuh." Ujar Jisoo lalu berjalan menuju kamarnya dan mengunci pintunya.

"Jisoo...." lirih Taeyong.

Malam itu Taeyong berakhir tidur di sofa.





















Keesokan pagi pukul sembilan,Taeyong sudah mandi dan bersiap menuju ke kantor polisi. Tentu saja setelah Jisoo membuka pintu kamarnya.

"Kamu harus ngaku semua perbuatan kamu." Ujar Jisoo dingin pada Taeyong saat mereka sudah ada di mobil.

"Iya. Tapi kenapa Daniel juga ikut?" Tanya Taeyong, membuat Daniel yang duduk di kursi belakang meringis.

"Ya kalau kamu mau macam-macam sama aku, Daniel bakal lindungin aku." Sinis Jisoo

"Yaampun sayang, aku ga akan celakain kamu. Kamu istri aku."

"Berisik. Cepat jalan ke kantor polisi."

Tanpa babibu Taeyong langsung menjalankan mobilnya. Sedangkan di kursi belakang, tampak Daniel sedang sibuk dengan ponselnya.


















Sesampainya di kantor polisi, Taeyong dan Jisoo masuk ke sana sedangkan Daniel berdiri di samping mobil, ia tampak sedang berusaha menghubungi seseorang.

"Doyoung!" Pekik Daniel begitu panggilan tersambung.

"Bengek! Gausah teriak! Kuping gue pengang jir."

"Lah? Kok suara lo jadi kaya Hanbin sih Doy?"

"Bangsta, gue emang Hanbin cuy. Doyoung lagi nyupir mobil ini."

"Dah sampe mana lo pada woi?"

"Lagi di jalan, tinggal lima menit lagi sampe."

"Daritadi lo juga bilang lim menit lagi ya pas chat sama gue! Nyatanya gue duluan yang nyampe. Bangke."

"Ya maap,  tadi berhenti sebentar buat gantian nyupir nya. Lo tau kan gue kalo nyupir kaya siput? Doyoung greget. Jadinya doi nawarin buat gantian nyupir. Wkwk."

"Njir, sabodo teuing. Tapi Kun ada sama lo kan?"

"Aman, dia lagi duduk di kursi belakang sama gue."

"Oke. Cepetan ya woi."

"Iye."

Tut.

Begitu sambungan diputus oleh Hanbin, Daniel gantian menghubungi Jennie. Beruntung, pada panggilan pertama langsung dijawab oleh Jennie.

"Ya? Kenapa?"

"Lo dah sampe mana?"

"Gue di dalem kantor polisi njir, lo dimana bahlul?"

"Oh?! Bentar, gue mau masuk."

Tut.

Dengan langkah lebar, Daniel masuk ke dalam kantor polisi.





































Semua kebohongan akan diungkap.

Setiap perbuatan harus dipertanggung jawabkan.

Meski sulit untuk mencari keadilan, namun pada akhirnya, mulai hari ini, keadilan akan berdiri tegak.













Jangan takut menegakkan keadilan, sebab jika kita berusaha,kita akan membuahkan hasil yang manis.









End






Ehehehe
Tinggal epilog~




TAPI BENTAR DULU, KEMARIN KEKNYA AKU GA BUAT PROLOG YA?

NJIR😭😭😭

(96 Line) HELP ME ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang