04

764 118 3
                                        

Semenjak mengetahui bahwa Jennie dibunuh, Daniel sudah bertekad untuk tak memberitahu Jisoo, sebab kondisi Jisoo yang sedang hamil membuatnya berpikir dua kali sebelum memberitahu wanita itu.

"Daniel, tolong buatin Jisoo susu hamilnya ya, gua mau berangkat ke kantor dulu," ucap Taeyong ke Daniel sembari melangkah menuju pintu.

"Yak! Gua juga mau kuliah. Tar gua ga keburu," ujar Daniel.

Taeyong membalikkan badannya, menatap Daniel.

"Ya kan gua juga udah hampir telat ini. Udah sana buatin. Gua duluan."

Setelah mengatakan itu, Taeyong langsung menuju ke mobilnya, meninggalkan Daniel yang misuh-misuh sendiri.

Pada akhirnya Daniel pergi ke dapur untuk membuatkan Jisoo susu hamilnya.

Yap. Daniel, Jisoo, dan Taeyong tinggal bersama di rumah milik Taeyong.

Kenapa ada Daniel? Sebab Taeyong ingin ada yang memperhatikan dan menjaga Jisoo disaat dirinya sedang sibuk dengan pekerjaannya sehingga ia bisa bekerja tanpa gelisah dengan keadaan Jisoo.

Sebenarnya ada satu lagi yang tinggal di sana, yakni adik dari Taeyong. Namun adik Taeyong tengah ikut pertukaran pelajar, alhasil tinggal mereka bertiga yang ada di rumah.

"Loh? Ngapain lu disitu? Ga kuliah lu?" tanya Jisoo saat mendapati Daniel yang sibuk di dapur.

Daniel menoleh dan meringis, "gua lagi buatin susu hamil buat elu ini."

Jisoo mendekati daniel, dan menatapnya bingung. "Emang Taeyong ke mana?"

"Dah berangkat kerja."

Jisoo mengangguk, "udah belum?"

"Nih minum sampai habis," ucap Daniel sembari menyodorkan gelas berisi susu ibu hamil pada Jisoo.

Jisoo mengambil gelas tersebut, "Makasih Niel. Tiati di jalan."

"Sama-sama."

Daniel langsung pergi ke kampusnya dengan cepat. Ia tidak boleh malas, sebab ia adalah mahasiswa semester akhir.

-at Kampus-

"Hoi Daniel!" panggil teman Daniel ketika melihat Daniel.

Daniel menoleh dan mendapati teman-temannya sedang duduk di kantin kampus.

Daniel yang tadinya akan menuju ke kelasnya akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan teman-temannya dulu.

"Yo wassup bro." ujar Daniel sembari bersalaman dengan teman temannya ala anak muda jaman now.

"Tumbenan lu nelat." ujar salah satu temannya, saat Daniel duduk di salah satu kursi yang kosong.

"Ada yang harus gua selesai in dulu tadi di rumah." jawab Daniel.

"Oh iya Ten. Si Hanbin mana? Kok cuma ada elu, Doyoung, sama Jaehwan doang?" tanya Daniel.

"Hanbin katanya sakit panas, jadi ga masuk kuliah." jawab temen daniel bernama Ten.

"Oh."

"Heh Niel! Lu tau ga?" tanya Jaehwan.

Daniel menatap Jaehwan penuh tanda tanya, "Apa?"

Jaehwan menunjukkan smirk ke Ten, sedangkan Ten berpura pura tidak mendengar Jaehwan.

"Si Ten udah jadian sama Lisa! Buru minta pj geh. Makanan gua sama Doyoung ini juga minta bayar Ten." jelas Jaehwan yang membuat Daniel tersenyum dan langsung memesan makanan yang ia inginkan, kemudian meminta Ten untuk membayarnya.

"Kapan lu nembak si Lisa?" tanya Daniel.

"Kemarin."  Jawab Ten dengan senyum yang mengembang di pipinya.

"Eh lu pada mau jenguk Hanbin ga habis selese kuliah?" tanya Doyoung.

Daniel, Ten, juga Jaehwan langsung mengangguk semangat.

-skip pulang kuliah-

Sepulang kuliah, Doyoung, Ten, Daniel, juga Jaehwan langsung ke rumah Hanbin. Mereka sekarang ada di kamar Hanbin. Sedangkan Hanbin tiduran, karena badannya panas.

"Gimana? Udah mendingan?" tanya Jaehwan ke Hanbin.

Hanbin mengangguk lemah, "Udah."

"Udah makan belum lu?" tanya Daniel.

"Udah."

"Minum obat?" tanya Doyoung.

"Iya udah juga." jawab Hanbin.

"Nih gue bawain donat." ujar Ten sambil menyodorkan plastik berisi donat.

Hanbin menatap Ten dengan alis terangkat satu, "Ada acara apaan? Tumben."

"Dia jadian sama Lisa." jawab Jaehwan.

"Oalah."

Hening beberapa saat hingga Hanbin membuka suara.

"Tau ga kenapa gua panas?" tanya Hanbin.

Temannya sontak menggeleng.

"Kecapekan?"  Jawab Daniel tak pasti.

"Hujan-hujanan kali lu?" jawab Jaehwan sembari mengendikkan bahu.

Hanbin mendengus. "Enak aja. Dikata gua anak kecil apa yang suka main ujan."

"Terus kenapa emang?" tanya Doyoung.























"Gua habis lihat setan." jawab Hanbin.

"HAH?!" teriak Ten, Jaehwan, dan Daniel bersamaan. Berbeda dengan Doyoung yang tampak tersenyum.

"Kok lu senyum kripi gitu sih Doy?" tanya Ten

Doyoung mengangkat bahunya,"orang yang gak terbiasa lihat hantu pasti bakalan demam."

Daniel mengerutkan alisnya.

"Gua kan ga terbiasa lihat hantu, tapi kenapa gua ga demam ya kaya Hanbin?" batin Daniel.













































Wanita tersebut menutup payungnya dan menatap ke langit.
"Well, setidaknya bukan hanya aku saja yang menangis. Langit pun menangis."
















udah dapat cluenya kan?

Vote dan komen juseyo^^




Hey minggu ini aku triple update ya? ;-;




Terakhir rebisi : 9/11/21

(96 Line) HELP ME ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang