8

3K 339 9
                                    

Hai everyting
Kangen gak?

Jan lupa vote dan comment ya
Semangad dari kalian tu berarti banget buat aku

***
Lain dengan kondisi di dalam ruangan khusus yang sudah dialih fungsikan oleh nyonya rumah

Lauren selaku nyonya rumah sekaligus profesi dadakannya
Demi mencari asisten rumah tangga yang sesuai dengan kriterianya

Dia dan 'calon' pembantu hanya dipisahkan oleh meja panjang

Dengan kacamata yang bertengger di hidung mancung wanita asia
Usianya memang tidak lagi muda namun wajahnya masih cantik meski kerutan di wajah sudah tak dapat di akali

"kamu yakin bisa ngurusin anak saya"
Lauren membaca CV dengan teliti namun dia masih merasa tidak ada kecocokan dengan perempuan muda di depannya

Sebenarnya jika di telisik
Tidak ada yang salah dari penampilan
Ia cantik dengan make up
Baju dengan model bagus
Kuku yang di polish
Tubuh yang ramping

"saya yakin" jawaban tanpa gentar terucap dari bibir merah nya

"maaf kamu gagal" balas lauren

Perempuan muda di depan nya menatap seakan tidak percaya

Benar apa kata sepupunya,
Sepupunya kemarin juga di tolak mentah mentah
Entah apa yang salah.
Intinya seleksi menjadi pembantu dari anak wanita paruh baya di depannya itu sulit sekali, padahal ia sudah rela berdandan dan mati matian agar terlihat cantik namun apa yang di terimanya sekarang

Kalimat penolakan

Dengan berat hati ia meninggalkan ruangan.

Lauren menatap asisten pribadinnya lalu menggeleng seakan memberi tanda bahwa belum ada yang cocok

Yang artinya perjuangannya masih panjang di seleksi hari ini.

---
(Kondisi di luar)

setelah salah satu dari peserta keluar dari ruangan dengan air mata yang menganak sungai

Tanpa kata mereka tahu bahwa perempuan itu 'gagal'

Reaksi yang terlihat pun berbeda beda

Ada yang senang yang berarti dia masih memiliki harapan

Ada yang murung memikirkan bahwa kemungkinan ia juga akan bernasip sama dengan perempuan tadi

Ada yang cuek acuh tak acuh
Dan itu adalah reaksi dari inah dan julitan

Inah optimis
Sedangkan julitan sama sekali masa bodoh toh dia nggak ikut seleksi, ngapain dia sedih...julitan membunuh rasa bosannya dengan bermain cacing.

Inah masih menunggu giliran sesekali melihat jam di lengan kirinya.

Satu persatu masuk dan juga keluar dari ruangan seleksi
Dan mayoritas mereka menunjukan raut wajah kecewa

Jam yang tadinya pukul sembilan sekarang sudah menunjukkan pukul satu siang lewat lima menit

Julitan tertidur di bahu inah
Sedangkan inah masih tetap terjaga karena setelah ini adalah gilirannya,
Ia hanya tinggal menunggu perempuan menor tadi keluar dengan make up luntur karena air mata

Sedangkan peserta lainnya yang ia ketahui sudah mencapai 60 peserta termasuk dirinya

Yang inah tunggu akhirnya terjadi
Namun perkiraan nya agak meleset
Perempuan menor make-up nya sama sekali tidak luntur meski matanya sudah mengeluarkan tetes demi tetes cairan bening
'Mungkin make-up nya water proof' inah bermonolog dalam hati

"35"
Panggilan ditujukan ke inah
Saking semangatnya inah langsung berdiri, menyebabkan kepala julitan terhantuk pinggiran sofa namun hal itu tidak mengganggu tidurnya

"dasar kebo" inah melangkah dengan terburu buru dan langsung masuk

Inah memperhatikan wanita paruh baya di depannya
Wajahnya cantik meskipun umur tidak dapat di bohongi

"silahkan duduk" ucap lauren dengan kacamata yang masih bertengger di hidungnya

Raut lelah pun terlihat

"baik " jawab inah seadanya dan berusaha sopan meski lidahnya nanti akan terasa pegal karena berbicara baku yang sungguh sama sekali bukan dirinya

"mana CV kamu?" telapak tangan laurent mengadah

Inah kaget
Dia kan nggak ada persiapan sama sekali, bi astuti juga nggak bilang kalo ngelamar mesti bawa CV
Dengan memberanikan diri inah memilih berkata jujur

"maaf saya ngga bawa CV" inah menjawab dengan tenang

"oke tidak masalah, kamh jujur saya suka orang yang jujur." lauren menatap penampilan perempuan muda di depannya

Biasa saja tidak ada yang menarik
Memang agak berbeda dengan seluruh peserta yang pernah duduk di kursi yang sama ditempati oleh inah

lauren menyatukan kedua telapak tangannya di bawah dagu

"nama kamu?"
"Raina eriena"

"umur?"
"emm 23"

"bisa masak?"
"bisa nyonya"

"jangan panggil saya nyonya, panggil aja tante"
"baik tante"

"bisa berberes rumah?"
"bisa tante" inah mengangguk dengan yakin

Lauren diam sejenak
Entah kenapa hatinya mantap dengan  perempuan di depanya
Ia merasakan chemistry
Keputusannya bulat

"kamu di terima" ucapan lauren mengangetkan inah dan juga asisten lauren

Meski begitu asisten lauren juga lega karena akhirnya hari ini berakhir sudah penderitaanya

"tante serius" inah bertanya seakan tidak percaya

"saya serius" lauren menjawab dengan yakin

"kenapa tante? Apa ada alasan khusus" inah kepo sumpah

"saya nyari pelayan rumah tangga, bukan pelayan ranjang untuk anak saya" lauren menjawab

Meskipun agak tertohok
Tapi yaudah lah ya
Sing penting dapet duit
'makanan im coming' inah berucap dalam hati

"kalau begitu lusa kamu sudah bisa mulai kerja, asisten saya yang akan menyampaikan sisanya...saya mau istirahat maklum udah tua cepet lelah" senyum pun akhirnya menghiasi wajah keibuan lauren menambah kecantikannya menjadi haqiqi

Inah mengangguk dengan antusias
Setelah semuanya di sampaikan

Inah keluar dengan wajah yang berseri seri, menghampiri julitan yang ternyata sudah bagun.

Inah menarik julitan menuju JJ
Di tengah perjalanan ia mendengar teriakan protes dan bahkan ada yang menangis dengan histeris karena posisi yang mereka inginkan sudah tidak lagi lowong

Julitan membawa motornya pulang menuju kos sedangkan inah di kursi belakang  masih berbahagia, di otaknya terisi berbagai list makanan yang akan ia nikmati.

Makanan i'm coming

Senin, 4 mei 2020

***
Jujur aku sedih banget soalnya silent reader pada bertebaran tapi yang vote dikit 😢

Tenang aja vote gratis kok
🥺





POKOKNYA (HARUS BULE).....HARUS TITIK [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang