27

3.2K 236 9
                                    

"ehmm papa... kenalin ini Alaric Adawolf pria pilihan aku"

Sumpah gue gugup banget padahal ngomong sama papa sendiri tapi rasanya kaya di introgasi sama polisi gara gara nyeludupin narkoba tapi bedanya gue nyeludupin pria.

"jadi ini pilihan kamu"
Papa bertanya dengan tegas lalu karena gugup gue reflek mengangguk

"perkenalkan om...saya Alaric Adawolf dan saya berbicara sebagai seorang pria menentang pernikahan ini karena saya mencintai putri om Raina Ariena dengan sepenuh hati saya"

"benar kamu mencintai putri om? Kamu yakin? Tidak akan menyesal? Putri saya memiliki banyak kekurangan"

"saya serius dan yakin bahwa saya akan menikahi putri om"

"apa yang membuat mu yakin dengan menikahi putri saya?"

"menurut saya menikah itu tentang tiga hal

(-menikah karena kamu mau sama dia
Bukan karena kamu ingin ngerubah dia-)

Saya menikahi ina karena saya cinta sama ina bukan karena saya ingin merubah ina dan bagaimanapun ina saya akan tetap mencintainya.

(-menikah dengan orang yang nggak perlu kamu rubah dan nggak berniat merubah kamu-)

Saya menikahi ina dengan segala kekurangan dan kelebihannya, bagi saya kekurangan ina adalah kelebihannya saya tidak akan merubahnya.
Ina tahu kekurangan dan kelebihan saya selama ini tapi dia tidak pernah mengeluh dan tidak pernah sedikitpun berniat merubah saya.

(-menikah karena dia orangnya bukan karena sudah waktunya-)

Saya menikahi ina karena ina adalah perempuan yang selama ini saya tunggu dan nantikan untuk menghabiskan sisa hidup saya bersamanya hingga hari tua dan maut memisahkan kami, bukan karena sudah waktunya saya menikah ataupun karena desakan umur.

Saya ingin menikahi putri om
Menjadikannya istri saya
Saya mau dia yang menjadi satu satunya wanita yang saya cintai seumur hidup saya
Dan saya akan terus mencintainya hingga tuhan mengambil nyawa saya"

"baiklah papa rasa kamu tidak salah pilih"

papa menatap gue tepat di mata
Gue bisa merasakan kesedihan di matanya seakan tidak rela melepas putri sulungnya bahkan pria kuat itu tidak mampu menahan bulir bening
Tapi tetap berusaha terlihat kuat di hadapan banyak orang.

Mama bahkan ikut meneteskan airmatanya padahal mereka berdua tadinya biasa saja saat akan menikahkan gue dengan Zidan
Tapi sekarang mereka terlihat lebih sedih dan tidak rela.

Gue berlari ke pelukan papa lalu mama pun bergabung begitu pula dengan Lai Lai hingga kami berempat menangis dan berpelukan layaknya telletubies.

"papa rasanya nggak rela ngelepas kamu untuk jadi istri orang"

"Mama juga nggak rela jadinya"

"Lana juga deh"

"kok baru sekarang sih perasaan nggak rela nya baru muncul? Kenapa nggak kemaren aja?"

"yaudah kamu nggak usah nikah aja!kita batalin pernikahan ini lagipula bagi papa kamu itu putri kecil papa yang rasanya baru aja kemaren lahir dan papa gendong"

"kamu juga selamanya putri kecil mama"

"nggak bisa gitu ya pa ma! Aku tetep mau nikah tapi mempelai prianya harus Alaric Adawolf" gue protes

"yaudah iya" balas papa

"ehmm...nggak bisa batal seenaknya aja pak bagaimana dengan kami?" tanya pak kades yang mencari kejelasan atas acara akad pagi ini

POKOKNYA (HARUS BULE).....HARUS TITIK [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang