Apa mungkin, mundur tanpa maju selangkahpun adalah jalan yang terbaik?
Agnes Jovinka Putri.
***
HAPPY READING!
Sinar matahari pagi mulai memasuki celah-celah kamar Via. Jam yang berada di atas nakasnya sedari tadi telah berdering, namun sang empunya tak berniat sedikitpun untuk meninggalkan alam mimpinya.
"Arghh! Berisik! Ganggu gua tidur aja lo!" Tanpa minat Via mengambil jam weaker-nya yang terletak di atas nakas.
Dalam hitungan detik, matanya langsung terbelalak dengan sempurna kala melihat jarum jam pada jam weaker tersebut. "Mampus, gua telat lagi!" Panik Via langsung menyibak selimutnya, dan berlari ke arah kamar mandi, tak perduli dengan nasib jam weaker-nya yang sudah mengenaskan di atas lantai karena gadis itu banting.
***
Agnes sedari tadi mondar-mandir di depan gerbang sekolah, namun sampai saat ini Via belum menunjukkan batang hidungnya. "Via ke mana sih?" Monolog Agnes seraya melihat jam yang tertera pada ponselnya.
Menyalakan ponselnya lalu membuka aplikasi line yang ia miliki.
Stevia Almira
Lo di mana, Vi?
Merasa tak akan ada tanda-tanda Via menjawab pesannya, Agnes memutuskan untuk menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku rok.
"S-s-sorry parah Nes, gua baru dateng, gua telat bangun terus tadi jalanan macet total. Ini aja gua turun dari bus terus lari, takut telat lagi," jelas Via dengan napas yang masih tersengal-sengal.
"Napas dulu kali, santai aja. Lagian belum masuk juga kok," balas Agnes melihat keringat yang bercucuran di pelipis Via.
***
"Saya Varo, selaku ketua osis. Untuk mekanisme kegiatan hari ini nanti akan dijelaskan oleh Jojo selaku wakil ketua osis!" Tegas Varo.
Dibanding dengan mendengarkan tuturan Varo barusan, para kaum hawa justru hanya fokus memandangi wajah Varo yang menurut mereka dua kali lebih tampan jika sedang terkena sinar matahari.
Beda halnya dengan Via, gadis itu justru asik berjongkok di barisan paling belakang karena kakinya sudah sangat pegal dan serasa ingin patah.
Kini giliran Jojo, sang wakil ketua osis itu angkat bicara. Laki-laki itu tengah membagi nama-nama adik kelasnya menjadi beberapa kelompok yang nantinya dari kelompok-kelompok tersebut akan digunakan untuk berkeliling sekolah.
"Yang namanya saya sebutkan silahkan memisahkan diri dan membentuk barisan baru."
"Dikelompok pertama ada Dhea, Jelita, Cinta, Gladys, Stevia, Hasan, Rayhand, Audi, Agnes serta Rangga. Silahkan, untuk nama-nama yang dipanggil barusan bisa langsung atur barisan kalian dengan rapih dan tidak ada suara. Untuk Kakak pembimbing kelompok satu ada saya sendiri, dan juga Varo," jelas Jojo panjang lebar.
Saat diumumkan kalau Kakak pembimbing kelompok satu adalah Varo, banyak sekali gadis yang memekik kegirangan. Ya, siapa lagi kalau bukan para gadis yang tergabung dalam kelompok satu, terkecuali Agnes yang hanya diam sedangkan Via justru mendengus kasar dan memutar bola matanya jengah. Jojo lanjut melaksanakan tugasnya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMIT (END)
Teen FictionPertemuan klise pada saat tahun ajaran baru, membuat Varo menaruh hati pada gadis bernama Via. Varo mendekati Via dengan caranya sendiri. Cara seorang laki-laki dingin, yang sebelumnya tak pernah merasakan jatuh cinta. Saat keduanya tengah dimabuk a...