Terpilih Olimpiade

247 36 10
                                    

Gimana rasanya kepilih olimpiade bareng gebetan? Fokus ngga, ambyar iya.

Stevia Almira Gustav.

***




HAPPY READING!

Varo baru saja menginjakkan kakinya di dalam kelas setelah satu hari kemarin laki-laki itu tak masuk ke sekolah karena alerginya kambuh. Jangankan alerginya dengan air kaporit, bahkan nyawa pun akan laki-laki itu korbankan untuk Via. Terdengar berlebihan memangnya, namun itu memang benar adanya.

Jojo menghampiri Varo yang baru saja mendaratkan bokongnya di kursi. "Var, abis istirahat lo dipanggil Bu Sonya ke ruang guru." Varo hanya berdehem sebagai jawaban.

"Udah masuk lo Bro?" Tanya Rama seraya meletakkan tasnya di atas meja. Varo hanya melirik tanpa minat.

"By the way, kemaren gimana sama doi?" Tanya Rama penasaran.

"Ngga gimana-gimana," jawab Varo seadanya. Laki-laki itu langsung mengeluarkan buku Akuntansi Dagang dari dalam tasnya, mengingat hari ini kelasnya akan mengadakan ulangan harian.

"Belajar yang rajin Bro, nanti gua tinggal nyalin jawaban lo," ucap Rama seraya memainkan gadgetnya.

"Ogah!"

Kring! Kring! Kring!

Hening, satu kata yang mendefinisikan kelas Varo saat ini karena ulangan harian telah dimulai.

"Var! Var! Varo! Si anjing budek beneran mampus lo!" Umpat Rama.

"Paan sih nyet, ganggu!"

"Nomer tiga sama tujuh apa?" Tanya Rama dengan suara berbisik.

"C, A."

"Var! Nomer lima belas sama tujuh belas apa?" Tanyanya kembali.

Varo menggeram. "D, E," jawab Varo tanpa minat.

"Var! Dua lagi Var, nomer satu sama lima apa?"

Varo yang mulai jengah langsung berteriak. "APA RAM? NOMER BERAPA?"

Bu Clara menoleh ke arah Rama dengan tatapan yang sangat sulit untuk diartikan. "Rama!Kumpulkan kertas ulangan kamu sekarang juga!"

"Ta-tapi Bu sa-"

"TIDAK ADA BANTAHAN RAMA!" Teriak Bu Clara tak mau dibantah.

"Lemes amat mulut lo kayak cewek," sindir Rama saat dirinya melewati bangku Varo sementara yang disindir hanya mengangkat bahunya acuh.

***

"Vi, lo ngitung balance ngga sih? Kok punya gua ngga balance terus ya?" Keluh Zura seraya memegang kepalanya yang lumayan pening.

"Balance. Lo ngga teliti kali ngitungnya," jawab Via.

"Nyontek punya lo dong," pinta Zura.

"Ngga ah, lo itung aja dulu sampe nyerah," jawab Via.

Senyum Zura merekah. "Kalo gua udah nyerah, lo bakal kasih contek gitu?"

RUMIT (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang