Semoga kebahagiaanku ini tak hanya sesaat.
Stevia Almira Gustav.
***
HAPPY READING!
Suasana liburan sudah mulai dirasakan oleh seluruh siswa maupun siswi SMK Bakti Jaya setelah beberapa hari kemarin pembagian raport sudah dilaksanakan.
Via sedari tadi berjalan mondar-mandir seraya menggerutu tak jelas karena teman-temannya yang lain tak kunjung datang.
Tin! Tin!
"Kalian pada ke mana dulu sih? Lama amat sampenya," gerutu Via.
"Biasa noh si Zura, lama banget dandannya," celetuk Bima.
"Iri bilang Bos!"
"Dari pada kebanyakan bacot, mending langsung berangkat," ucap Leon menengahi perdebatan antara Bima dan Zura.
Varo mengambil alih tas berisi snack yang sedang Via genggam. "Gua bawain."
"Makasih pacar."
"YANG JOMBLO HARAP MEREM YA SAHABAT," teriak Leon lalu berjalan masuk ke dalam mobil.
***
Dua mobil berwarna hitam mulai bergerak meninggalkan pekarangan rumah Via.
Di mobil pertama berisi Rama sebagai sang supir dan di sebelahnya terdapat Zura sedangkan di kursi penumpang terdapat Bima dan Cici, pacar Bima yang duduk bersebelahan. Di mobil ke dua berisi Leon sebagai sang supir dan di sebelahnya terdapat Agnes sedangkan di kursi penumpang terdapat Via dan Varo yang duduk bersebelahan.
Tuk! Tuk! Tuk!
Pemandangan Varo yang tengah memegangi kepala Via guna laki-laki letakkan pada bahunya tak lepas dari penglihatan Leon maupun Agnes. Mereka berdua hanya bisa menghela napas tanpa berniat mengganggu keduanya.
***
"Anak cewek di kamar nomer 257 kalo anak cowok di kamar nomer 312," jelas Leon seraya memberikan satu buah kunci ke arah Via.
Bima yang merasa tak terima langsung berkata. "Lah, gua pikir gua se kamar sama Cici."
"Mesum banget najis!" Sarkas ke tujuh orang tersebut secara bersamaan.
***
Ke empat remaja tersebut sedang asik bergosip ria di dalam kamar. "By the way, kemaren Varo pas nembak lo kayak gimana Vi? Ngga romantis ya pasti," tebak Cici. Belum sempat Via menjawab, bel yang terletak di depan pintu dibunyikan oleh seseorang.
"Buka noh Vi," titah Zura.
Ceklek! Pintu terbuka dengan sempurna, menampilkan laki-laki dengan tubuh yang dibalut kaos berwarna hitam dengan celana levis berwarna senada.
"Makan dulu." Via mengangkat jempolnya lalu memundurkan tubuhnya satu langkah ke dalam kamar. "WOY, DISURUH MAKAN DULU KATANYA."
"OTW!" Balas ke tiga cewek tersebut.
***
"Dunia berasa milik berdua kayaknya, yang lain ngontrak!" Sindir Leon yang melihat Varo tengah merangkul pundak Via seraya berjalan kian mendekat. Via hanya menjulurkan lidahnya sebagai respon.
"Habis ini kita mau ke mana nih?" Tanya Zura.
"Gimana kalau kita belajar bikin kerajinan tangan yang ada di pinggir pantai?" Usul Cici.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMIT (END)
Teen FictionPertemuan klise pada saat tahun ajaran baru, membuat Varo menaruh hati pada gadis bernama Via. Varo mendekati Via dengan caranya sendiri. Cara seorang laki-laki dingin, yang sebelumnya tak pernah merasakan jatuh cinta. Saat keduanya tengah dimabuk a...