Thanks dufan, l'm so happy for today.
Stevia Almira Gustav.
***
HAPPY READING!
Pemandangan yang sangat jarang terjadi kini tiba-tiba saja terjadi di dalam kamar Via. Di Minggu pagi ini, kini gadis itu telah terbangun dari tidurnya. Padahal hari Minggu adalah hari quality time-nya bersama sang kasur kesayangan.
Begitu besar bukan, efek seorang Varo Aldric Mahatma bagi seorang Stevia Almira Gustav. Bahkan Leon pun tak bisa mengubah kebiasaan Via yang satu ini.
Ting! Tong!
Bi Inah datang dengan tergopoh-gopoh untuk membukakan pintu. "Maaf, mau cari siapa ya?" Tanya Bi Inah sopan.
Varo menyalimi tangan Bi Inah lalu berucap. "Saya Varo teman sekolahnya Via, Vianya ada ngga ya?" Tanya Varo tak kalah sopan.
"Mangga atuh Den, asup heula!" Ajak bi Inah. [Ayo atuh Den, masuk dulu!]
"Sebentar ya Den, bibi panggilkan dulu Non Vianya," pamit Bi Inah. Varo menganggukkan kepalanya.
***
Tok! Tok! Tok!
"Non Via, itu Den Varo sudah menunggu di ruang tamu," ucap Bi Inah seraya mengetuk pintu kamar Via.
"Iya Bi, sebentar lagi Via turun," jawab Via dari balik pintu kamarnya.
"Ini gua salah pake baju ngga ya?" Monolog Via seraya menatap dirinya di pantulan cermin.
"Bodo amat lah." Persetan dengan salah baju, siapa suruh cowok itu tak memberitahunya kemanakah mereka berdua akan pergi. Via langsung keluar dari kamarnya untuk menemui Varo.
***
"Lah, kok outfit kita mirip Kak?" Kaget Via, pasalnya ia dan Varo tak janjian sama sekali.
Lihat saja, Via mengenakan atasan berwarna putih dengan bawahan celana army dipadukan dengan sneakers berwarna putih. Sedangkan Varo, laki-laki itu mengenakan kaos army dengan bawahan celana levis hitam selutut dipadukan dengan sneakers berwarna hitam.
"Jodoh kali," Jawab Varo tanpa beban.
***
"Ini sebenernya gua mau dihukum apaan sih Kak? Terus kita mau kemana? Kok ngga sampe-sampe sih," cerocos Via. Varo hanya fokus menyetir dan tak berniat menjawab pertanyaan yang Via lontarkan barusan.
Rasa kantuk mulai menyerang Via karena biasanya jam-jam segini gadis itu masih asik bergelut dengan kasur dan selimut kesayangannya. Via menyenderkan tubuhnya guna mencari posisi ternyaman untuk tidur. Selang beberapa menit, hembusan napas teratur langsung terdengar di indra pendengaran Varo.
***
Via mengerjapkan matanya dua kali. "Kita dima- hah, dufan?!" Kaget Via seraya mengucek matanya dua kali.
"Turun!" Titah Varo. Laki-laki itu langsung turun dari dalam mobilnya.
"Hukuman apa Kak yang ada di dufan kayak gini?" Bingung Via.
"Seharian temenin gua di sini," jawab Varo seraya menolehkan kepala ke arahnya. Varo langsung berjalan ke arah loket tanpa menunggu jawaban apa yang akan Via lontarkan.
"Ini sih bukan hukuman, tapi rezeki nomplok," tutur Via kegirangan.
***
"Kak kita naik komedi putar yuk!" Ajak Via.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMIT (END)
Teen FictionPertemuan klise pada saat tahun ajaran baru, membuat Varo menaruh hati pada gadis bernama Via. Varo mendekati Via dengan caranya sendiri. Cara seorang laki-laki dingin, yang sebelumnya tak pernah merasakan jatuh cinta. Saat keduanya tengah dimabuk a...