Terakhir Kali

217 14 18
                                    

Apa kebahagiaanku hanya sampai di sini?

Stevia Almira Gustav

***


HAPPY READING!

"Zura, lo pake bedak berapa lapis sih? Lama amat dandannya, njir!" Gerutu Via.

"Iye-iye, udah nih," jawab Zura yang baru saja keluar dari rumah Via.

Selepas Varo pergi, Zura memang memutuskan untuk tinggal bersama Via di rumah gadis itu karena di rumahnya pun, Zura merasa kesepian sebab kedua orang tuanya sering bolak-balik ke luar kota.

Mobil berwarna merah berhenti tepat di depan pekarangan rumah Via, yang membuat kerutan di kening kedua gadis itu timbul.

"Tante Tata?!" Via berlari lalu memeluk tubuh wanita paruh baya itu.

Zura menyikut lengan Via. "Siapa?" Gumam Zura.

"Mamanya Kak Varo."

"Zura Tan, sahabatnya Via." Tata mengembangkan senyumnya lalu mengangguk.

"Ayo Tan, kita masuk dulu," ajak Via.

"Kamu belum mau berangkat sekolah kan Vi?" Tanya Tata memastikan.

"Belum Tan, masih nunggu Mang Ujang."

Tata mulai berjalan memasuki kediaman Via. Namun, baru saja menginjakkan kakinya di dekat carport mobil, pandangan Tata langsung tertuju pada mobil hitam yang terparkir di sana. Bukan, Tata bukan fokus pada mobilnya, melainkan pada plat mobil yang terletak di bagian depan mobil tersebut.

Tata memberanikan diri untuk membuka suaranya. "I-ini mobil siapa Vi?"

"Dulunya ini mobil Papah, kenapa emangnya Tan?"

Prang! Rantang yang Tata bawa langsung terlepas dari genggaman wanita itu. "Tan? Tante kenapa?"

"Mamah! Mamah mau ke mana? Kok Dena ditinggalin sih?"

"Gua duluan Vi," pamit Dena langsung berlari menyusul Mamahnya yang sudah lebih dulu pergi ke mobilnya.

"Tante Tata kenapa ya Zur?" Zura hanya mangangkat bahunya sebagai jawaban.

***

Selepas pulang dari sekolah, ke tiga remaja tersebut memutuskan untuk pergi ke suatu Mall.

"Mau ke mana dulu nih?"

Tanpa berpikir dua kali, Via langsung menjawab. "Makan."

"Mau pada pesen apaan?" Tanya Zura.

"Apa aja deh, yang penting enak."

"Lo apa Nes?"

"Samain." Zura menganggukkan kepalanya lalu memesan beberapa menu yang menurutnya nikmat kepada pramusaji yang ada di hadapannya.

"Kenapa lagi? Kak Varo belum telfon lo lagi?" Tebak Zura.

"Dua Minggu. Dua Minggu Zur, sesusah itu kah, sampe dia lupa buat kabarin gua?" Via tersenyum getir.

"Lo yang sabar aja, bentar lagi juga-" perkataan Zura terputus kala nada dering dari ponsel Via berbunyi. "Tuh kan, baru juga gua bilang."

"Angkat Vi," titah Agnes.

Via mengangkat sambungan video call tersebut dengan malas.

"Masih inget kalo punya pacar?" Sindir Via saat panggilannya telah terhubung dengan Varo.

RUMIT (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang