Nyatanya posisi gua memang sudah tergantikan.
Leon Abiel Mahendra.
***
HAPPY READING!
Malam ini, tepat ulang tahun Zura akan diadakan. Saat di perkemahan kemarin, gadis itu sengaja mengundang seluruh siswa maupun siswi kelas sepuluh sampai dengan sebelas agar turut hadir di pesta ulang tahunnya.
Via, gadis itu tengah duduk di depan meja rias seraya memandangi alat make up yang sengaja Zura pinjamkan kepadanya.
"Ish, ini gimana sih pakenya?"
"Ini pake di pipi apa bukan ya?"
"Jadi cewe ribet banget sih harus pake beginian segala."
Setelah lumayan lama berkutat dengan alat make up, kini Via sudah siap dengan balutan dress berwarna hitam putih yang panjangnya berada satu senti di atas lutut. Rambut yang biasa ia gerai kini ia gulung ke atas menjadi satu sehingga menimbulkan kesan elegan. Tak lupa dengan tas tangan berwarna putih sebagai pelengkapnya.
Ting!
Varo Aldric
Gua d dpn.
Ok Kak."Bi, Via pamit dulu ya," pamit Via seraya menyalimi tangan Bi Inah.
"Iya, hati-hati Non!"
Ceklek! Perlahan pintu rumah Via terbuka, memperlihatkan seorang gadis cantik dari dalam rumahnya.
Varo, laki-laki itu sampai tak berkedip saat manik matanya melihat penampilan Via sekarang. Sampai pada akhirnya, jentikkan tangan Via di hadapan wajah Varo langsung menyadarkan cowok tersebut. "Kak?"
"Cantik." Kata-kata itu langsung meluncur dari mulut Varo tanpa diperintah.
"Hah?" Varo yang sedikit salah tingkah langsung meninggalkan Via begitu saja di depan teras rumahnya.
"Gemes banget sih, jadi pengen milikin," gumam Via lantas berjalan menyusul Varo menuju mobil laki-laki itu.
***
Di dalam mobil, hanya ada suara radio serta suara Via yang sesekali ikut bernyanyi jika ada lagu kesukaannya.
Mobil Varo telah sampai di salah satu hotel berbintang lima yang terletak di kota Jakarta. Kali ini Zura mengadakan pesta ulang tahunnya di sebuah hotel, berhubung tamu yang gadis itu undang pun lumayan banyak. Warna hitam dan putih menjadi dresscode yang diangkat pada ulang tahun Zura kali ini.
"Anjir, Via cakep banget sumpah."
"Itu mereka berangkat bareng ya?"
"Fiks udah pacaran itu mah."
"Jadi hari patah hati nasional Bakti Jaya nih kalau sampe mereka berdua beneran jadian."
Kini tuturan-tuturan seperti itu sudah sangat biasa di telinga Via. Jika tak ingin dibicarakan oleh khalayak ramai, maka janganlah dekat dengan seorang most wanted bukan?
Seorang perempuan tiba-tiba saja datang dan langsung bergelayut manja pada lengan kekar Varo. "Varo, kamu kok ngga jemput aku sih? Malah jemput cewek bitch ini lagi," tutur Silla. Via yang menyaksikan kejadian tersebut langsung melenggang pergi ke dalam hotel tanpa berkata barang satu kata pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMIT (END)
Teen FictionPertemuan klise pada saat tahun ajaran baru, membuat Varo menaruh hati pada gadis bernama Via. Varo mendekati Via dengan caranya sendiri. Cara seorang laki-laki dingin, yang sebelumnya tak pernah merasakan jatuh cinta. Saat keduanya tengah dimabuk a...