Saranghae

3.3K 216 103
                                    

Hari ini udah tepat keempat harinya Mamah mertuamu di rawat di rumah sakit dan menurut Dokter sih Mamah udah boleh pulang, jadilah siang ini setelah kerja kamu langsung ke ruang inap mertuamu itu.

Disana kamu udah disambut sama Papah dan Mamah. Seokjin tadi pagi sebelum berangkat kerja juga kesini, katanya semua diserahin ke kamu. Soalnya disekolah lagi ada acara debat calon ketua osis dan mengharus seluruh guru berhadir. Awalnya, Seokjin berencana buat izin aja ke Pak Siwon, tapi kamu meyakinkan suamimu itu kalau kamu bisa urus semuanya kok.

"Mah, udah baikan kan?" Tanyamu pada Mamah yang sekarang duduk diatas ranjang sambil liatin kamu yang ikut merapikan barang - barang punya Mamah.

Mamah mengulas senyuman hangat sembari mengangkat tangan untuk menyelipkan rambutmu kebelakang telinga, "Sudah, Sayang. Gak usah khawatir" Jawab Mamah.

Kamu terkekeh dan menggeleng, "Gak bisa gitu, Mah. Malam ini aku sama Seokjin Oppa bakalan tetap nginap dirumah Mamah pokoknya" Ucapmu keukeuh.

Kamu sama Seokjin emang berencana buat nginap dirumah mertuamu hanya untuk memastikan kalau Mamah mertuamu udah sepenuhnya sembuh. Pas tahu kalian mau nginap, Mamah bilang gak usah katanya takut ngerepotin, tapi kamu sama Seokjin tetap ngotot pengin nginap.

Mamah terkekeh, kalau masalah begini kamu sama Seokjin pasti gak jauh berbeda, pasti bakalan tetap sama pendirian dan gak bisa dikasih tahu. Alias keras kepala. "Yasudah, Mamah gak bisa nolak kalau gitu" Balas Mamah akhirnya.

"Udah beres semua? Ayo kita pulang kerumah" Ajak Papah yang sudah menenteng satu tas yang cukup besar.

Kamu mengangguk, "Iya, Pah" Jawabmu sebelum membantu Mamah untuk turun dari atas ranjang.

"Semuanya udah aku urus, Mah, Pah. Tinggal pulang aja" Ucapmu.

"Makasih, Nak" Papah menepuk - nepuk pundakmu sambil tersenyum.

Kamu balas tersenyum dan mengangguk, "Iya, Pah. Papah sama Mamah duluan aja, aku mau jemput Oppa dulu ke sekolah" Tukasmu.

"Oh ya? Kalau begitu kami duluan ya, Sayang. Kamu hati - hati" Ujar Mamah.

Kamu mengangguk, "Iya, Mah. Mamah dan Papah juga hati - hati" Kamu menyalimi tangan kedua mertuamu ini.

Setelah berpamitan sama kamu keduanya berlalu ninggalin kamu sendirian diruang inap bekas Mamah mertuamu ini. Kamu kembali memandangi seluruh penjuru ruangan memastikan apakah ada yang ketinggalan atau tidak sebelum akhirnya kamu juga ikut keluar dari ruangan ini.

Jadi kamu mau jemput Seokjin ke sekolah hari ini, jujur setelah sekian lama, baru kali ini lagi kamu datang kesekolah itu. Sekolah tempat kamu belajar dulu, kalau diingat - ingat sekolah juga yang mempertemukan kamu sama Seokjin sampai bisa sejauh ini.

Kamu masih mengingat dengan jelas gimana hebohnya Daehwi waktu itu, dia langsung nyebar keseluruh kelas kalau sekolah kedatangan murid baru dan ternyata bukannya murid, tapi kalian malah dikagetkan dengan seorang guru ganteng dan pemarahnya luar biasa masuk kekelas kalian.

Kamu juga mengingat bagaimana caranya Seokjin dan kamu berkenalan, waktu itu cuma kamu yang paham sama apa yang dia jelasin dan kamu akhirnya maju kedepan lalu sebut nama. Kamu juga ingat waktu nyusul ulangan karena kamu sakit, gimana gugupnya kamu ngebayangin kalau harus cuma berduaan sama si Bapak killer ini didalam ruang guru.

Sudut bibirmu terangkat ketika menyadari kalau kamu gak melupakan semua itu, walau gak ingat sampai detail kejadiannya, tapi kamu tetap bersyukur karena masih bisa ingat rasanya. Ingat gimana jantung kamu yang selalu terpacu setiap kali sama dia.

"Senyum mulu, Bu, hati - hati ada yang kecantol"

Kamu tersentak dan menatap sesosok manusia yang sukses bikin jantung kamu mau copot itu. Kamu melotot, "Taehyung! Dasar sialan!" Umpatmu.

My Teacher is My Husband -Kim Seokjin [1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang