Kamu dan Seokjin udah dari lima belas menit yang lalu meninggalkan gedung tempat resepsi pernikahan kalian dilaksanakan tadi, sekarang kalian berdua masih didalam mobil memecah jalan raya Seoul yang indah malam ini.
"Dirumah belum ada bahan masakan, mau beli sekarang atau nanti aja?" Seokjin meminta pendapat kamu.
Kamu terdiam sejenak, iya ya. Kalian udah tinggal bareng sekarang, kamu baru sadar lagi kalau sekarang kamu ga pulang ke rumah yang biasanya, sekarang pulang kerumah baru kamu.
"Bisa, sekarang aja. Biar sekalian" Jawabmu.
Kamu juga mikirnya sekalian beresin barang - barang kalian kan, kayak pakaian dan perlengkapan pribadi. Jadi kenapa ga sekalian semuanya aja yang kalian beresin?
"Kita ke lotte aja ya" Seokjin mengarahkan mobil menuju lotte mart.
Kamu mengangguk, sejujurnya kamu kurang begitu hapal sama belanja bulanan gini. Pertama, karena ada Bi Inem dan biasanya beliau yang bertugas belanja bulanan buat dapur. Kedua, karena kamu jarang banget keluar rumah. Tapi kamu pernah kok ikut Bunda belanja bulanan kesini.
"Mau kemana dulu?" Tanya Seokjin setelah kalian sudah melangkahkan kaki masuk kedalam pusat perbelanjaan ini. Seokjin udah bawa satu troli.
"Langsung ke bahan makanan aja deh, aku lagi ga ada yang dibutuhin sih" Kamu mengikuti langkah Seokjin yang membawa troli ke tempat bahan makanan.
"Oppa, kita masak ga malam ini?" Kamu tanya kedia yang lagi fokus masukin sayur kedalam troli.
"Kamu mau masak?" Tanyanya balik sambil liatin kamu yang dorong troli ngikutin dia jalan. Malah kebalik gini kalian, harusnya kan kamu yang pilih belanjaan dan dia yang dorong ya. Heheh.
"Oppa gamau masak?" Nah kan kamu malah ngebalikin pertanyaan bikin Seokjin gak kuat buat gak terkekeh pelan.
"Gamau" Jawabnya singkat.
Kamu jadi menggaruk tengkukmu yang sama sekali ga gatal sambil liatin dia bingung, gatau juga kamu. Pengin aja gitu bingung. Gatau bingung kenapa.
"Iya aku masak, gausah bingung gitu ntar banyak yang mau"
"Hah?! Apasih!"
Kamu langsung salah tingkah, dengan pipi meronamu kamu mengalihkan pandangan menatap kumpulan pisang yang ada didepan kamu. Kamu pasti udah gila. Kamu lihat pisang ngetawain kamu. Mereka. Pisang. Ngetawain kamu berjamaah. Buset. Malu banget kamu, ke lotte diketawain pisang.
Kamu langsung menggeleng cepat. Pikiran gila macam apa tadi itu? Ya ampunn. Kamu lama - lama bisa gila gini ya jadi istrinya Kim Seokjin. Baru juga beberapa jam. Belum nyampe sehari udah dibikin halusinasi kamu.
"Yang ini aja, yang kamu lihat tadi kurang masak jadi rasanya ga enak" Seokjin yang gatau apa - apa, dia kira kamu lagi liatin mana pisang yang bagus, jadi dia bantu kamu milih. Padahal kamu lagi halu, pisang ngetawain kamu.
"Eh? Ohh aku mau apel juga" Kamu mengalihkan pandanganmu ketumpukan apel.
"Yang ini bagus ga?" Kamu nunjukin apel merah ke Seokjin.
"Bagus kok" Jawabnya tanpa ngeliat karena dia juga lagi sibuk milih wortel.
"Liat dulu ih, siapa tau ada racunnya kayak di snow white" Celutukmu bikin Seokjin terkekeh. Ada - ada aja nih istrinya. Kok malah jadi bobrok pikirannya.
"Kamu ga liat ada nenek sihir kan? Kalau ga ada berarti ga ada racunnya, Sayang" Seokjin membalas ucapanmu tadi. Dia ngeladenin aja ke bobrokan kamu. Sungguh, anak - anak murid yang hampir sekarat dia ajarin fisika akan muntah pelangi menyaksikan percakapan tidak berfaedah ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher is My Husband -Kim Seokjin [1]
RomanceApa jadinya kalau kamu terlibat masalah hati dan percintaan dengan gurumu sendiri? Setelah saling mengenal untuk pertama kalinya, semua terlalu mengejutkan dan tidak pernah kamu bayangkan sebelumnya Kim Seokjin. Itu dia, dia yang mampu membuatmu yan...