💵 - 21

1.6K 133 1
                                    

Luna sudah tiba di rumah sebelum jam lima pagi. Dia terkejut melihat kamar nya kosong, "dimana Jaki tidur?" Luna buru-buru naik ke lantai dua untuk mencari Jaki. Luna menggedor pintu kamar Lala dengan cukup keras, "Jaki... Jaki..."

Baru saja datang namun Luna sudah membuat keributan. "Lala cepat buka pintu nya, aku tahu Jaki ada di dalam. Jaki... Jaki..."

Beberapa saat kemudian seseorang menarik tangan Luna.

"Ishh nenek lampir, subuh-subuh sudah bikin gaduh rumah orang ya!" Jesi menghempas kasar tangan Luna.

"Apa sih!"

"Lala mengijinkan kamu tinggal di rumah ini bukan berarti kamu bisa mengganggu nya ya. Bukan nya kamu sekarang kaya raya, kenapa tidak beli rumah sendiri sih?" tanya Jesi dengan kesal.

"Iya bisa, tapi aku harus mengeluarkan setengah dari uang ku untuk bisa membeli rumah sebesar ini di Pondok Indah, so..."

Jesi mendorong Luna agar kembali ke kamarnya, "dasar nenek lampir serakah! Cepat kembali ke alam mu!"

"Dengar ya, kalau aku tinggal terpisah, Lala akan terus menangis karena Jaki tidak akan pernah berkunjung kesini. Jadi berterimakasih lah karena aku membantu adik bodoh mu itu!" Luna masih merasa lelah karena perjalanan panjang dari Seoul ke Jakarta. Jadi untuk saat ini dia malas berdebat panjang dengan Jesi. Akhir nya Luna kembali ke kamar nya lalu tidur.

 Akhir nya Luna kembali ke kamar nya lalu tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jesi merasa semakin kesal dengan sikap Luna. Dia bahkan sama sekali tidak bisa membayangkan bagaimana rasa nya di posisi Lala.

Jaki, Lala, dan Jesi sedang sarapan bersama. Satu jam lagi Lala dan Jaki akan berangkat ke rumah sakit. Sementara Jesi ingin mengunjungi Jeno dan tante Airin sebentar, lalu menyusul Lala ke rumah sakit.

"Teh Ima, tadi jam berapa Luna sampai?" Tanya Jaki.

"Sekitar jam setengah lima mas Jaki. Mba Luna sempat nyari mas Jaki." Jawab Teh Ima.

"O ya? Sekarang tolong bangunkan Luna ya biar dia sarapan." Kata Jaki.

Lala dan Jesi saling bertatapan, melihat betapa perhatian nya Jaki terhadap Luna. Jesi seakan tidak percaya Jaki melakukan hal ini di depan Lala. Untuk Lala sendiri dia mengerti bahwa Jaki memang sangat mencintai Luna.

"Ah biarkan saja mba Ima, tidak perlu dibangun kan." Kata Jaki lagi. Jaki menyadari mood Lala berubah karena dia begitu perhatian kepada Luna.

Jaki dan Lala sudah siap berangkat ke rumah sakit, diantar oleh pak Soji. Lalu Lala berbisik kepada Jesi, "kak jangan beritahu Luna ya."

"Oke." Jesi menjawab Lala dengan berbisik juga.

***

Jaki sudah berganti dengan pakaian untuk operasi. Meskipun bukan operasi besar namun tindakan nya akan tetap dilakukan di ruang operasi. Saat ini sedang menunggu dokter anestesi.

So, I Bought Your Husband ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang