💵 - 24

2K 150 10
                                    

"enghhh... Jak..." Lala sedang berada di puncak kenikmatan. Jaki terus menghantamnya dengan keras dari belakang, memang Lala paling suka posisi doggy style. Tentu saja Jaki akan menuruti semua permintaan Lala, diatas ranjang.

"Sayang aku sebentar lagi... Ahh..." Jaki semakin mempercepat temponya.

"Aku juga... Emhh..."

Ini adalah sesi ketiga di malam ini, sesi paling panjang dan melelahkan. Setelah membersihkan diri Lala dan Jaki kembali keatas ranjang, kali ini untuk tidur sungguhan tentunya. Jaki menarik Lala ke dalam pelukan nya.

"I love you..." Kata Lala sambil menatap mata Jaki.

"I love you too..." Jawab Jaki, lalu mencium kening Lala.

**

Selama satu minggu terakhir Lala sangat bahagia karena Jaki menunjuk kan rasa cinta nya. Hari-hari dijalani layaknya sepasang suami istri yang harmonis. Ditengah-tengah kesibukan nya Lala berusaha menyempatkan diri untuk mampir ke studio Jaki. Atau sesekali mereka akan bertemu di restoran milik Lala.

Jaki dan Lala sedang bersantai di leaving room yang berada di lantai dua. Di rumah Lala ini lantai dua dikhususkan sebagai tempat privasi yang hanya ada tiga kamar yaitu kamar Lala, Jesi, dan satu kamar lagi sengaja dibiarkan kosong. Sedangkan lantai satu tempat penghuni rumah lain seperti para pegawai dan kamar tamu yang diisi oleh Luna.

"Bukan kah hari ini Luna pulang? Kamu tidak menjemputnya di bandara?" Tanya Lala.

"Biar dia naik taksi saja." Jawab Jaki dengan malas.

"Kalau begitu biar pak Soji saja yang jemput. Datangnya malam kan?" Tanya Lala lagi.

"Iya pesawatnya tiba jam delapan malam. Kamu katanya mau ke restoran? Biar aku yang antar."

"Emm, sepertinya besok saja Jak. Aku kurang enak badan, kepala aku pusing. Atau nanti kak Jesi saja yang ke restoran." Jawab Lala sambil menyandarkan kepalanya di bahu Lala.

"Kamu sakit?" Jaki menempelkan punggung tangan nya di kening Lala. "Tapi suhu badan nya normal La."

"Tidak tau nih Jak, uweeek..." Lala berlari ke kamar mandi. Lalu Jaki menyusulnya. Lala muntah-muntah, Jaki membatu mengusap punggung nya.

"Kamu masuk angin sayang, pulang malam terus sih. Ke dokter yuk?" Kata Jaki.

"Emm, boleh deh."

Lala pergi ke klinik tempat praktek dokter Bambang. Tadi dokter bambang melakukan beberapa pemeriksaan termasuk test urin.

Saat ini Lala sudah tertidur pulas di kamarnya. Sementara Jaki sibuk membuat bubur untuk Lala, iya, Jaki yang membuatnya karena tadi Lala yang meminta nya. Lala tidak ingin makan bubur yang dibeli dan tidak ingin dibuatkan oleh teh Imah.

"Lalaaaa sayang kamu kenapa dek?" Jesi datang dan buru-buru menghampiri Lala.

"Lala tidak apa-apa kak. Biarkan dia istirahat dulu." Kata Jaki yang membawa baki berisi bubur dan segelas juice orange.

"Sini biar kakak yang nyuapi Lala." Jesi mengulurkan tangan nya berniat untuk mengambil alih baki yang sedang dipegang Jaki.

"Biar Jaki saja kak," Lala terbangun. "Kak Jes tolong ke restoran ya. Ambil laporan di Agus. Kepala aku pusing banget." Kata Lala sambil memegang kepalanya.

"Iya iya, Jak tolong rawat Lala ya. Kakak pergi dulu."

"Iya kak hati-hati." Jaki duduk di samping Lala. "Makan dulu ya sayang, setelah itu minum obat nya."

"Ini kamu yang buat kan Jak?" Tanya Lala.

"Iya aku yang buat kok, tanya aja teh Ima." Jaki meniup sesendok bubur lalu menyuapi nya ke mulut Lala. "Hati-hati sayang masih panas"

So, I Bought Your Husband ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang