💵 - 6

1.2K 140 2
                                    

"Hei sayang, ada tamu ya." Tiba-tiba saja Luna muncul dari belakang studio.

"L-Luna?" Lala terkejut melihat sosok Luna yang kini ada di hadapannya.

"L-Lala? Aktris Lala?" Luna sama terkejutnya dengan Lala. "Aku fans kamu La." Luna tiba-tiba memeluk Lala.

"Eh tunggu, kamu hanya tahu kalau aku Lala? Kamu tidak kenal siapa sebenarnya aku?"

"Iya kamu Lala Manolisa kan. Artis top Indonesia?" Luna balik tanya, sepertinya dia juga bingung dengan pertanyaan Lala.

"Aku Lisa, Manolisa." Jawab Lala singkat.

"L-Lisa?" Luna tidak percaya dengan apa yang dilihat nya. Setau Luna, Lisa dulu anak kampung yang sama sekali tidak terlihat cantik. Lisa juga sangat miskin dan tidak memiliki banyak teman. Luna terpaksa mendekati nya hanya karena Lisa pandai.

Jadi nama asli Lala adalah Manolisa, tidak banyak teman sekolah nya yang tahu nama itu, mereka biasanya hanya memanggil Lisa. Saat Lisa terjun ke dunia modeling, dia mengganti namanya menjadi Lala Manolisa.

"Tunggu, kenapa kamu disini?" Tanya Lala, perasaan nya mulai tidak enak.

"Kenapa? Tentu saja karena aku istrinya Jaki. Apa Jaki tidak cerita?" Luna berbalik ke arah Jaki. "Sayang, apa kamu tidak bilang sama Lisa?"

"La, aku sudah menikah dengan Luna lima tahun yang lalu." Jawab Jaki dengan sangat pelan. "Maaf."

Deg, rasanya seperti baru  saja disambar petir tepat di bagian jantung. Air mata Lala menghambur tidak dapat tertahan lagi. Kecewa, sedih, terluka, patah hati, semua menjadi satu.

"You are not to be sorry to me. Ini, kartu nama salah satu staff Harper's Bazaar, kamu masih bisa membantu hari Jumat nanti, kalau mau." Lisa langsung pergi, dia tidak ingin kebodohan nya dilihat orang lain.

"Lala mau kemana La?" Jesi yang entah dari mana tiba-tiba muncul dan terkejut melihat Lala berlari dan menangis. Kemudian Jesi melihat Luna di samping Jaki, tidak salah lagi ini pasti karena mereka.

"Jak, sudah aku bilang jangan sampai kalian bertemu lagi. Tapi kenapa kamu memberikan alamat studio ini hah? Tega ya kamu sama Lala." Jesi sangat kesal dan ingin sekali melampiaskan kekesalan nya pada Jaki.

"Maaf kak, aku kira kakak sudah memberitahu Lala." Sebenarnya Jaki juga merasa tidak enak hati, telah membuat Lala menangis. Biar bagaimana pun Lala dulu adalah sahabatnya.

Kemudian Jesi  pergi mengajar Lala yang sudah berada di dalam mobil. "La..."

"Ayo pak Soji kita jalan ke RCTI."

"Baik non."

Sepanjang perjalanan Lala hanya bisa menangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sepanjang perjalanan Lala hanya bisa menangis. "Maaf kak, aku tidak ingin merusak make up ku tapi air mata ku tidak bisa berhenti mengalir." Kata Lala, terisak. "Maaf juga karena aku tidak mendengar kan kak Jesi. Aku tahu sejak awal kakak ingin memberi tahu tentang pernikahan Jaki."

"Haisshh... Apa kamu mau pulang saja? Kita reschedule syutingnya?" Tanya Jesi.

"Tidak kak, kakak akan kesulitan membuat schedule baru. Aku akan berusaha untuk shooting hari ini." Jawab Lala.

Shooting berjalan hingga pukul dua belas malam, Jesi merasa lega karena untuk sementara pikiran Lala tentang Jaki bisa teralihkan.

"Aku ingin langsung tidur kak Jes." Lala membaringkan tubuhnya diatas kasur.

"Mandi dulu La biar kamu rileks, kakak sudah siapkan air hangat."

Lala hanya bisa menuruti Jesi, jika tidak Jesi akan marah. Dia mulai mengingat kembali kejadian tadi siang di studio Jaki. Selesai mandi Lala sudah tidak bisa menahan tangis nya. Lala menghambur dan memeluk Jesi.

"Kak... Hiks..." Lala menangis sejadi-jadi nya. "Aku sangat mencintai Jaki kak."

Jesi hanya mendengarkan, membiarkan Lala menumpahkan segala kesedihan nya.

"Kenapa Luna? Jadi gadis yang ingin dia kejar hingga ke Bali, adalah Luna?"

*Flashback*

Saat itu Manolisa baru masuk SMA kelas satu, orang-orang memanggilnya Lisa. Dia berasal dari kalangan bawah sehingga tidak banyak yang ingin berteman dengan nya, bahkan mungkin tidak ada. Sedangkan Jesi sudah kelas tiga jadi dia sangat sibuk dan memiliki geng nya sendiri. Walaupun tidak memilihi teman, banyak anak dari kelas lain yang mengenalnya karena Lisa terkenal sangat cerdas.

"Lis dipanggil tuh." Saat jam istirahat Lisa duduk di kursinya mengerjakan soal-soal matematika yang belum bisa ia pecahkan.

"Hai Lis, aku Jaki dari kelas B, bisa bantu ajarin aku soal algoritma? Ini sangat susah, please."

Sejak saat itu Lisa dan Jaki mulai dekat sebagai teman. Lisa sangat pandai dalam semua mata pelajaran kecuali bahasa Inggris. Sebagai timbal balik nya Jaki akan membantu Lisa belajar bahasa Inggris. Beberapa bulan kemudian Lisa mendapat teman baru yaitu Luna. Luna adalah teman sekelas Jaki, dia pandai bernyanyi dan suara nya sangat bagus. Lisa membantu Luna dalam pelajaran Matematika, bisa dibilang saat ini Lisa lebih dekat dengan Luna ketimbang dengan Jaki.

"Lis, kamu suka ya sama Jaki?" Tanya Luna tiba-tiba.

Tentu saja Lisa dibuat gelagapan oleh pertanyaan Luna itu, "hah, apa? Ng-gak Lun..."

"Sudah lah Lis aku tau kok, kamu itu kelihatan Jelas banget tau." Kata Luna sambil tersenyum.

"Lun, jangan bilang Jaki please. Karena tidak mungkin Jaki suka sama aku kan, aku takut dia malah jadi menjauh Lun."

"Lisa tidak merasa ya? Jaki mulai menjauh kan. Karena Lisa sangat terlihat jelas menyukai Jaki. Maaf Lis tapi Luna harus kasih tahu ini sama Lisa. Jaki cerita katanya dia sudah punya pacar, jadi dia tidak mau memberikan harapan palsu ke Lisa. Lisa mengerti kan maksud Luna?"

"Terus Lisa harus bagaimana Lun?"

"Lebih baik sekarang Lisa jangan terlalu dekat dengan Jaki."

Setelah itu Lisa mulai menjaga jarak dari Jaki. Namun saat naik ke kelas dua, Luna pindah ke Bali. Dan Lisa mulai kembali dekat dengan Jaki.

*Flashback Off*

"Aku merasa dihianati oleh dua orang kak Jes, jadi waktu itu Luna juga suka sama Jaki? Tapi dia mensabotase Lala Kak." Tangisan Lala semakin pecah.

"Kak, Lala tidak akan pernah bisa mencintai pria lain. Sekarang Lala akan menjadi perawan tua kak, Lala tidak akan menikah selamanya. Karena Lala sangat mencintai Jaki."

"La, tuhan sudah menuliskan siapa jodoh Lala. Belajar move on kakak mohon La. Coba dengan Vito ya? Kakak yakin Vito sangat baik."

Lala mengangguk, tanda setuju dengan nasehat Jesi. "Baik kak, Lal akan mencoba membuka hati Lala untuk Vito."

Sementara itu di rumah Jaki dan Luna.

"Sayang aku tidak bermaksud menyembunyikan pernikahan kita dari Lala, tapi kak Jesi bilang dia sendiri yang akan menceritakan nya ke Lala." Jaki membujuk Luna karena dari tadi siang Luna masih saja marah.

"Terus kenapa Lala datang ke studio? Dia mau merebut kamu dari aku Jak, kamu tau kan Lala sejak lama suka sama ka-" omongan Luna terpotong, dia sadar sudah berbicara terlalu banyak hingga keceplosan.

"Apa Lun, kamu mau bilang kalau Lala aka Lisa sudah suka sama aku sejak kelas satu SMA? Kamu mau bilang kalau dua belas tahun yang lalu kamu berhasil menjauhkan Lala dari aku?" Cecar Jaki.

So, I Bought Your Husband ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang