💵 - 11

1.4K 125 1
                                    

Lala dan Jaki melakukan pernikahan secara diam-diam, tanpa diketahui awak media, tanpa diketahui kerabat. Tentu saja ini adalah permintaan Jaki. Dan tanpa harus dipaksa pun Lala menyetujui nya karena ingin melindungi Jaki, Lala khawatir orang-orang akan memandang buruk Jaki, suami nya. Pernikahan hanya dihadiri Jesi, Yuna, pak Soji, dan dua orang teman Jaki serta Luna. Entah apa yang ada dipikiran Luna saat ini, suami nya menikah dengan orang lain tapi wajahnya terlihat sangat bahagia seolah-olah dia yang sedang melangsungkan pernikahan.

"Wanita mata duitan." Gumam Jesi.

Lala telah mengosongkan jadwal nya selama dua minggu ke depan, agar bisa menjalani Minggu pergama sebagai seorang istri. Jesi memutuskan untuk pergi liburan ke Australia bersama Jeno, sedangkan Yuni berlibur ke kampung halaman nya di Jogjakarta.

"Jaki tolong jaga Lala ya. Jangan pernah sekalipun mencoba menyakiti nya. La, kakak berangkat sekarang ya. Jeno sudah menjemput." Sebenarnya Jesi merasa tidak tega meninggalkan Lala sendiri, ditambah dia tidak yakin Jaki bisa membahagiakan nya. Seperti ada firasat buruk...

Lala juga meliburkan para asisten rumah tangga dan pak Soji, driver setia yang telah bekerja selama hampir delapan tahun. Lala berpikir, agar yang lain nya bisa sekalian istirahat. Lala ingin mereka bisa menjalankan quality time dengan keluarga masing-masing. Selama dua Minggu ke depan hanya akan ada orang yang membersihkan rumah di pagi hari.

Sebenarnya Lala memiliki impian pernikahan nya sendiri, resepsi romantis di taman, honeymoon mewah di Eropa. Tapi apa mau dikata dia menikah dengan cara seperti ini, Jaki tidak menginginkan nya. Tapi Lala akan berusaha menjadi istri yang baik. Lala tidak akan memaksa Jaki untuk mencintai nya karena cinta tidak bisa dipaksa. Biarlah cinta tumbuh dengan sendiri nya.

Waktu menunjukan pukul sebelas, Lala sedang sibuk dengan alat-alat perang nya di dapur. Selama jadi model Lala memang hampir tidak pernah menyentuh peralatan memasak, tapi jauh sebelumnya dia adalah anak dari keluarga miskin yang selalu membuat masakannya sendiri walaupun sederhana. Lala tentu saja kemampuan memasak nya tidak hilang begitu saja.

"Aku harap Jaki akan menyukai masakan ku." Lala mencicipi satu sendok tumisan yang sedang ia buat. "Hemm lezat..." Raut kebahagiaan terpancar di wajahnya.

"Ooh aku sangat haus apakah ada air dingin di kulkas?" Jaki baru saja turun dari kamar nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ooh aku sangat haus apakah ada air dingin di kulkas?" Jaki baru saja turun dari kamar nya.

"Kamu bisa mengambil nya dari dispenser, duduk lah, aku akan mengambilkan nya untuk mu." Sambil mengambil gelas Lala memberitahu Jaki dimana saja letak alat makan. "Lama-lama kamu akan terbiasa."

"Ya ya, aku tidak bisa memprediksi berapa lama aku akan tinggal disini." Tentu saja omongan Jaki ini sangat menyakitkan hati Lala. "Kamu masak apa?"

"Aku sudah lama sekali tidak memasak, jadi hanya membuat yang simple saja. Aku harap kamu akan suka Jak." Lala tersenyum sumringah.

"Oke lah."

Ting tol, bel rumah berbunyi.

"Siapa yang datang jam segini? Aku tidak ingat mengundang seseorang." Lala hendak pergi untuk membuka kan pintu tapi kemudian ditahan oleh Jaki.

"Biar aku saja, itu pasti Luna."

'Hah, Luna? Kenapa dia kesini?' kemudian Lala menyusul Jaki.

"Sayang..." Luna langsung memeluk Jaki.

"Apa ini? Kenapa kamu membawa banyak koper?" Tanya Lala kebingungan melihat dua koper besar yang dibawa Luna.

"Apa ini? Kenapa kamu membawa banyak koper?" Tanya Lala kebingungan melihat dua koper besar yang dibawa Luna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa Jaki tidak memberitahu mu? Aku akan tinggal disini bersama kalian." Jawab Luna sambil melengos ke dalam rumah.

"Bisa jelaskan ini Jaki?"

"Apa yang perlu dijelaskan La? Sudah aku bilang aku akan menikahi Luna secara siri."

"T-tapi tidak tinggal satu rumah juga Jak, apa yang akan dikatakan orang?" Ini adalah hari pertamanya menjadi istri Jaki, tapi Lala sudah dikecewakan oleh kelakuan Jaki dan Luna.

"Sudahlah Lala kamu tidak bisa melawan keinginan suami mu. Sekarang tolong tunjukan dimana kamarku. Ah yang pasti kasur nya harus besar dan cukup untuk tidur berdua." Luna mengedipkan sebelah matanya lalu menerobos masuk ke dalam rumah Lala.

Dengan terpaksa Lala memberikan satu kamar untuk Luna, satu-satu nya kamar yang kosong adalah di lantai satu. 

"Hei kamu mengganti gaya rambut mu?" Jaki mengusap rambut Luna.

"Yah, kamu suka? Aku baru saja dari salon. Lihat lah, aku membeli baju-baju baru yang bermerk." Luna menunjukan dua koper besar yang dibawa nya.

"Waw banyak sekali, apa kah satu koper itu untuk ku?" Tanya Jaki.

"Sorry beb ini semua milik ku. Kamu bisa beli sendiri aku yakin istrimu masih memiliki banyak uang. Dia tidak mungkin memberikan semuanya."

Lala menyaksikan Jaki dan Luna sedang bercanda mesra di kamar nya. Dia tidak bisa membayangkan kehidupannya nanti akan seperti apa. Belum lagi Jesi pasti sangat marah dan tambah membenci Jaki. Lala menghapus air mata yang dia sendiri tidak tahu kapan mulai jatuh, sebelum memanggil Jaki untuk makan siang.

"Jaki makanannya sudah siap, mari kita makan siang."

"Oh baiklah." Jaki hendak keluar dari kamar, namun Luna menahan nya.

"Tunggu, aku sangat ingin makan steak, mari kita makan di luar."

"T-tapi Lala sudah masak Lun." Jaki merasa sedikit bersalah pada Lala.

"Apa kamu yakin masakan nya enak? Mungkin saja dia memasukan sesuatu ke dalam nya. Ayo kita makan di luar saja."

Kebucinan Jaki terhadap Luna membuatnya menuruti apa saja kemauan Luna.

"Jaki..." Lala memanggil Jaki yang sudah di depan pintu. Air mata mengalir dari sudut matanya.

Jaki hanya berbalik sekilas tanpa mengatakan apapun...

Lala tidak henti melihat jam, sekarang sudah jam delapan malam tapi Jaki dan Luna belum juga kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lala tidak henti melihat jam, sekarang sudah jam delapan malam tapi Jaki dan Luna belum juga kembali. sebenar nya perut Lala terasa perih karena dari siang belum memakan apapun, tapi dia tidak berselera makan.

Ting tong. bel rumah berbunyi. "ah akhirnya mereka pulang." Lala berlari untuk membuka pintu. "akhir nya kalian pulang ju-ga... kamu, kenapa dating kesini?"


So, I Bought Your Husband ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang