*Lala POV*
Hai, aku Lala Monalisa. Kalian bisa memanggilku Lala. Aku cantik, populer, dan bergelimang harta. Saat ini aku adalah model dengan bayaran paling tinggi di Indonesia, dan aku mulai melebarkan sayap ku di Asia Tenggara. Usia ku dua puluh delapan tahun. Selain model, aku juga membintangi beberapa film, dan menjadi brand ambassador beberapa brand ternama.
"Kak Jesi apa saja jadwal ku hari ini?""Jam delapan pagi ini kita meeting dengan Penshoppe, jam sebelas jumpa fans di GI, jam lima sore pemotretan dengan Elle." Jesi menjelaskan jadwal ku hari ini, padat seperti biasa.
Ini Jesi, manajer ku. Dia lahir lebih dulu dua tahun dari aku. Sangat cantik bukan? Tentu saja karena dia juga adalah sepupu ku.
"Always busy like hell, tidak ada jam untuk istirahat, huh?" Seperti biasa aku akan komplain saat Jesi menjabarkan kegiatan ku hari ini. Jika kami bukan sepupu, mungkin dia sudah kabur. Tapi kami saling menyayangi.
"Hey kamu harus bekerja keras saat masih muda, ada kalanya nanti kamu hanya tinggal menikmati hasil yang diraih saat ini." Jawab Jesi, sabar seperti biasa. Ya, aku setuju dengan apa yang dia katakan. "Sebentar Jeno menelpon, ya sayang..."
Jika aku sangat sibuk, maka bisa dibilang Jesi jauh lebih sibuk, super sibuk. Dimana ada aku disitu ada Jesi, ditambah dia harus mengatur jadwal dan bertemu dengan beberapa klien. Tapi nasib percintaan nya jauh lebih beruntung dari aku. Ditengah aktivitas nya yang super sibuk Jesi masih memiliki waktu untuk hanya sekedar sarapan bersama dengan kekasih nya, Jeno. Seorang pengusaha percetakan yang penyayang, ramah, baik, dan super ganteng. Itu kata Jesi.
KAMU SEDANG MEMBACA
So, I Bought Your Husband ✓
Fanfiction"Aku akan berbagi dengan mu, tapi kau harus memberikan seluruh harta mu kepadaku." "Luna apa kau sudah tidak waras? kau menjual suami mu sendiri!" "Kau pikir harta mu itu bisa membeli hati ku? tidak akan pernah, Lala." "100 milyar tidak ada artinya...