💵 - 14

1.6K 146 10
                                    

"K-kalian..."

Terlihat tangan kiri Vito menampa sebuah mangkok berisi bubur, dan tangan kanan nya memegang sendok. Vito sedang menyuapi Lala

"Hai Vit." Jaki mencoba bersikap se ramah mungkin terhadap Vito. "Ku kira tadi dokter Jay."

"Kak Jay ada operasi mendadak jadi aku kesini untuk menemani Lala." Kata Vito.

Sementara Lala hanya diam dan memakan sisa bubur nya.

"Kak Jay?" Tanya Jaki.

"Iya, dokter Jay adalah kakak kandungku. La aku ada shooting jam lima nanti. Dan Jaki juga sudah datang. Aku Panin sekarang ya." Vito meletakkan mangkuk bubur nya di atas meja.

"Thank you ya Vit." Kata Lala.

"Jaga Lala ku." Vito berbisik saat ia berpapasan depan di sebelah Jaki.

'cihh, dia Lala ku.' batin Jaki. "Thank you Vit."

Setelah memastikan Vito sudah pergi, Jaki mendekati Lala dan duduk di tempat yang diduduki Vito tadi. "Bagaimana perutnya apakah masih sakit?" Tanya Jaki sambil memegangi perut Lala.

Lala hanya menggeleng. Sepertinya dia masih kesal dengan Jaki.

"Maaf La, gara-gara aku kamu sampai tidak makan. Kemarin kamu masak tapi aku malah makan di luar dengan Luna." Jaki mengusap-usap punggung tangan Lala.

'kenapa dia melunak?' kata Lala di dalam hati. "Jangan lupa kamu tidur bersama wanita lain di malam pertama kita. Hiks... Kamu keterlaluan Jaki." Tangisan Lala pecah, kini hati nya perih setiap kali melihat Jaki dan membayangkan apa yang dia lakukan bersama Luna kemarin.

"Maaf..." Jaki menarik Lala ke dalam pelukannya, Jaki mengusap rambut panjangnya. Hanya kata maaf yang dia ucapkan. Jaki menyadari bahwa dia sudah sangat menyakiti Lala.

"Aku tidak tahu bagaimana bisa Luna mempunya ide untuk merela kan mu demi uang."

"Jadi itu ide nya Luna?" Tanya Jaki, masih memeluk Lala.

"Tentu saja, dia memanggil ku ke studio kalian. Dan mengatakan akan membagi mu asalkan aku memberikan nya uang lima puluh milyar." Lala menceritakan kembali apa yang terjadi hari itu, tentang bagaimana Jaki datang di saat yang tidak tepat sehingga salah faham terhadap Lala.

"Aku percaya pada mu La." Jujur Lala tidak menyangka bahwa Jaki akan mempercayai nya.

"Apa? Sungguh? Tapi kenapa ka-, mmphh..." Omongan Lala terpotong karena Jaki tiba-tiba saja mencium bibir nya. "Jak..."

"Maafkan aku, dan aku mohon jangan terlalu dekat dengan Vito atau pun pria lain." Jaki kembali menciumi Lala, Lala membalasnya walaupun dengan perasaan bingung. 'kenapa Jaki berubah seratus delapan puluh derajat?'

Lala melepaskan ciuman Jaki. "Tunggu, apa kamu tadi menabrak? Kepala mu terbentur? Dimana Luna?" Lala mengecek  kepala Jaki, khawatir kepalanya luka. Haha...

"Haha... Kamu lucu sekali, aku baik-baik saja. Luna akan berlibur di Korea Selatan selama dua Minggu." Jaki tertawa sambil mengelus pipi Lala.

"Wow, aku terkejut dia tidak mengajak mu."

"Dia mengajak ku, tapi aku tidak mau. Ya sudah sekarang kamu istirahat ya biar cepat sembuh." Jaki membaringkan Lala dan menyelimuti nya. "Aku akan memasak dulu untuk makan malam nanti."

"Ooo ini sangat aneh..." Lala terus saja memegangi bibir nya. Rasa sakit yang Jaki buat sebelumnya langsung hilang sekejap.

Jaki tengah sibuk dengan masakan yang sedang dibuatnya, dia terus tersenyum manis semanis gula. Dia tidak mengerti apa yang terjadi dengan hati nya. Apakah hati nya telah berubah dan mulai terbuka untuk Lala? Karena kini dia tidak ingin Lala sakit dan terluka.

So, I Bought Your Husband ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang