💵 - 19

1.6K 135 2
                                    

"Teh Ima tolong bangunkan Lala ya, biar saya saja yang menyiapkan sarapan nya." Kata Jesi sambil menata piring di atas meja makan. Jesi memang baru sampai dini hari tadi tapi dia sudah terbiasa bangun pagi-pagi sekali. "Kok masih disini teh?"

"Anu mba Jes, saya tidak berani." Jawab teh Ima dengan ragu-ragu.

"Lho kok tidak berani teh? Kan bangunkan seperti biasa, langsung masuk saja ke kamarnya. Terus buka tirai tirai nya. Nanti juga Lala bangun." Kata Jesi.

"Tapi mba Jes, kan sekarang mba Lala sudah punya suami." Kata teh Ima sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Oh ya ampun saya lupa. Ya sudah biar saya yang bangun kan." Jesi naik ke lantai dua untuk membangun kan Lala.

Tok tok tok... "La..."

Tok... tiba-tiba pintu kamar terbuka, "oh kak Jes, Lala sedang mandi kak." Sepertinya Jaki habis selesai mandi karena masih mengenakan piyama towel dan dia sambil mengeringkan rambut nya dengan handuk kecil.

"Sorry kakak ganggu Jak, Lala ada pemotretan siang ini. Selesai mandi tolong langsung ke bawah ya, sarapan sudah siap." Kata Jesi.

"Oke kak." Kemudian Jaki menutup pintu nya kembali.

Saat ini Jaki, Lala, Jesi, dan Yuna sedang menikmati sarapan nya. Jesi duduk bersebelahan dengan Yuna, Jaki dan Lala juga bersebelahan.

"Yun sorry ya, kamu jadi buru-buru balik kesini. Karena pemotretan nya dadakan sekali. Kakak aja sampai meeting di Skype sama agensi nya." Kata Jesi.

"Iya kak Jesi, no worries. Ngomong-ngomong kak, aku harus menutup luka memar di leher kak Lala. " Yuna berbisik di telinga Jesi, agar tidak terdengar oleh Jaki dan Lala memang tidak memperhatikan karena asik dengan makanannya sendiri.

"Ya ampun Yun, anak kecil jangan lihat. Hihi..." Yuna dan Jesi cekikikan.

"Kak Jes lusa aku ada jadwal apa?" Tanya Lala.

"Lusa ada casting di Falcon ya La. untuk film horror rintihan malam pengantin. Pemeran pria nya Vito." Jawab Jesi.

"Uhukk uhukk uhukk." Jaki tersedak mendengan kata Vito. "Rintihan malam pengantin? Dengan Vito? Tanya Jaki. "Terus ada adegan..."

"Paling kissing aja Jak tenang aja. Lala kan sebelumnya udh pernah main film dua kali sama Vito." Jesi menjawab dengan santai.

Lala menatap Jesi dengan tatapan yang sulit di tebak, lalu Jesi melihat ke arah Jaki lalu ke Lala lagi bergantian. "Ups sorry Jak, ini profesional karena pekerjaan ya. Kamu harus terbiasa."

Sarapan telah selesai satu jam yang lalu. Yuna sibuk menyiapkan wardrobe yang akan dipakai Lala. Sementara Jesi sedang sibuk mondar-mandir sambil menelpon di lantai satu. Kemudian Jesi gak sengaja melewati kamar tamu dan melihat bi Ima sedang membereskan nya.

"Teh, kok diganti sprei nya, memang habis ada tamu yang habis menginap disini?" Jesi masuk ke kamar tamu yang ditempati oleh Luna.

"Kata mba Lala sekarang kamar ini ada yang nempatin mba Jes. Jadi mba Lala bilang harus dibersihkan.

"Ada yang nempatin? Siapa?" Tanya Jesi.

"Kurang tau mba Jes."

Jesi pun segera pergi ke kamar Lala.

"Lala, La..." Panggl Jesi.

"Kenapa kak?" Tanya Lala.

"Itu kamar tamu siapa yang nempatin?" Tanya Jesi.

Sebenarnya Lala tidak tahu harus bilang apa ke Jesi, takut kalau Jesi marah. Ya meskipun Jesi sudah tahu kalau Jaki menikahi Luna secara siri, tapi Jesi belum tahu kalau Luna akan ditanggal satu atap dengan nya, di rumah ini, "Luna kak." Jawab Lala, singkat.

So, I Bought Your Husband ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang