💵 - 25

2.1K 141 5
                                    

"Jangan sakiti Lala! Dan iya, Lala sedang hamil. Anak aku." Jaki mengusap kepala Lala, "sayang jangan dipikirin ya, ke atas yuk."

Luna diam seribu bahasa melihat pemandangan di depan nya, Jaki lebih memilih Lala, ketimbang diri nya. Dada nya serasa sesak, jantung nya serasa ingin meledak. Sifat egois nya telah membakar jiwa nya. Luna memang sangat egois, dia ingin semua dimiliki nya.

Jaki dan Lala sedang duduk di sofa kamar mereka, untuk hanya sekedar bercanda. Jaki ingin menghibur hati Lala, dan mengembalikan mood baik nya.

"Jaki apa kamu tidak terlalu kasar sama Luna?" Tanya Lala.

"Kasar? Tidak sayang, dia terlalu egois, dia selalu memikirkan dirinya sendiri." Kata Jaki, sambil mengusap pipi Lala.

"Apa sekarang kamu mencintaiku?" Tanya Lala lagi.

"Hemm? Tidak. Tapi aku sangat sangat sangat cinta Lala Manolisa. Lisa ku..." Jaki menarik dagu Lala lalu mencium bibir nya.

"Sayang kata dokter kita tidak boleh melakukan nya sampai usia kandungan ku lima bulan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sayang kata dokter kita tidak boleh melakukan nya sampai usia kandungan ku lima bulan. Dan juga ini masih pagi-" Jaki kembali mencium bibir Lala yang menurut nya, cerewet.

Tiba-tiba pintu terbuka dan, "sialan kamu Lala." Luna berjalan cepat dan hendak menyerang Lala, namun Jaki berhasil menahan nya dan menyeret nya keluar kamar.

"Kamu itu mau nya apa hah? Ingat kamu tinggal di rumah orang, jaga sikap! Mulai sekarang jangan pernah menginjakkan kaki kamu di lantai dua!" Jaki membawa Luna ke kamar nya.

"Kamu tidak adil Jak, kamu sudah tidak cinta sama aku lagi. Hiks hiks..." Luna mulai menangis.

"Jangan lagi Luna, cara itu sudah tidak lagi mempan, aku tidak akan tertipu dengan air mata palsu mu itu. Ubah lah sikap mu." Lalu Jaki pergi dari kamar Luna.

"Kak Jesi, teh Imah, yang lain nya juga. Mulai sekarang jangan sampai Luna menginjakan kaki di lantai dua ya." Kata Jaki. Dijawab 'iya' oleh semua orang yang mendengar ucapan Jaki.

Hari-hari berikut nya Jaki semakin perhatian dengan Lala dan terus mengabaikan Luna. Hal ini membuat Luna semakin frustasi dan membenci Lala. Luna memang tidak bisa dilarang, dia akan mengendap-endap naik ke lantai dua untuk mencari Jaki. Walau pun pada akhir nya dia sendiri yang akan kecewa melihat Jaki dan Lala bermesraan.

"Jaki, aku mohon bicara lah pada ku. Sayang aku sangat merindukan mu." Luna terus membuntuti Jaki yang sedang sibuk menyiapkan kamera nya.

"Kenapa sih Lun? Kan kita masih bertemu tiap hari nya." Jaki menjawab dengan santai.

"Tapi kamu terus mengabaikan ku Jak, kamu tidak pernah lagi masuk kamar aku," kata Luna. "Ah bagaimana kalau kita kembali tinggal di ruko? Aku akan mengembalikan semua uang Lala."

Jaki menghentikan kegiatan nya sesaat setelah mendengar kalimat terakhir dari Luna. "Semua sudah terlambat Luna, aku sudah sangat mencintai Lala, dan Lala juga sedang mengandung anak kami."

So, I Bought Your Husband ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang