"Aduhh, saya teh lupa gak bawa payung lagi..""Kita diem aja dulu disini, sampai hujannya lumayan reda.."
Jaehyun dan rose memilih untuk berteduh di dalam saung yang ada di kebun. Padahal sudah hampir dekat mereka sampai, tapi hujan turun langsung deras, membuat mereka terpaksa untuk berteduh.
Mereka masuk ke bagian dalam saung, agar tidak terciprat air hujan. Hujan nya benar-benar deras, sepertinya ini akan lumayan lama.
Rose mengusap tangannya, dia sedikit kedinginan, baju nya juga sedikit basah karena kehujanan.
Jaehyun yang melihatnya pun berinisiatif, dia melepaskan jaket denimnya, disampaikannya di bahu rose. Untung dia yang berlari cepat jadi jaketnnya itu tidak basah.
"Lohh mas jae.." rose merasakan ada yang menggantung di kedua bahunya, menoleh ke arah jaehyun yang tersenyum kepada nya.
"Kamu pake aja, pasti dingin.. baju kamu juga lumayan basah.." titahnya.
Rose dengan tersenyum malu pun mengangguk, "makasih mas.."
Sambil menunggu hujan, mereka asik mengobrol menceritakan tentang cerita nya masing-masing.
"Loh jadi kamu pernah kerja di sana?" tanya jaehyun sedikit antusias mendengar cerita rose.
Rose mengangguk, "iyaa, jadi pas saya teh selesai kuliah, saya teh dapet tawaran dari perusahaan itu buat kerja disitu. Saya kerja disana teh gak lama, cuma sekitar 8 bulanan lah, terus keluar."
"Loh kenapa keluar?" Jaehyun menyerngit bingung.
"Saya kurang nyaman kerja disana teh, jadinya keluar." jawab rose sesekali melirik ke arah jaehyun.
"Terus kamu gak ada niatan lagi buat kerja gitu?" tanya nya lagi.
Rose menggeleng, "saya teh gak kepikiran buat kerja lagi. Lagian saya teh punya rencana sama teh jisoo."
"Rencana?"
Rose mengangguk yakin, "iyaa.. saya sama teh jisoo punya rencana mau bikin cafe kecil-kecilan gitu disini."
"Kalian yakin? Maaf bukan nya saya ngeraguin kalian, tap--"
Rose paham, dia langsung memotong ucapan jaehyun, "emang sih terlalu beresiko kalau ini teh sampai gagal, tapi kalau menurut saya pribadi teh yaa, desa ini teh belum pelosok-pelosok amat, masih banyak orang kota yang sering bulak-balik ke desa ini. Asalkan kita teh bisa pinter-pinter buat menarik perhatian si pelanggan, insya allah bakalan lancar.."
"Masih jarang-jarang kan cafe-cafe di desa gitu, di alam gitu.. setahu saya teh anak jaman sekarang, mau sejauh mana juga di kejar atuh buat nongkrong, yang penting mah instagram-able dulu nomor satu.. kalau sukses kan lumayan bisa bantu perekonomian di desa ini." lanjutnya, Jaehyun terlalu asik menyimak rose yang dari tadi berbicara panjang lebar.
Emang gak salah pilih, makin aja jaehyun jatuh cinta sama gadis di sampingnya ini.
Jisoo berjalan menyalakan mesih penghangat, "kaya nya teh hujannya masih lama.."
Taeyong mengangguk setuju, mereka berdua terjebak hujan disini, "saya pikir juga begitu.."
Mereka sama-sama terdiam, menikmati suara hujan deras di luar sana.
"Saya denger cerita dari abah, kamu kuliah di jerman?"
Jisoo menoleh ke arah taeyong sebentar, kembali menatap ke luar jendela sana, "Ahh iyaa.. pasti abah cerita banyak yaa.."
Jisoo sangat tau sifat abahnya itu, dia pasti akan menceritakan tentang anaknya dengan bangga kepada orang lain. Tentu saja jiyong tak pernah main-main, pendidikan anaknya itu sangat penting menurutnya. Yahh bisa dibilang sifat jelek abah jiyong tuh, agak sombong.
Untungnya ketiga anaknya itu tidak mewarisi sifat sombong jiyong. Mereka mewarisi sifat sederhana seperti dara.
"Gapapa kok.." taeyong seolah paham melihat sikap jisoo. "Kenapa gak lanjut kerja? Sayang juga pendidikan kamu yang bagus tapi dibiarin gitu aja.."
Jisoo tersenyum, merlirik sekilas taeyong, "saya teh nyaman disini.."
Taeyong menatap heran gadis yang duduk tak jauh darinya, "loh kenapa?"
"Suasana nya bikin saya nyaman tinggal disini.." jawab jisoo.
"Kamu punya pacar?"
Jisoo sedikit kaget mendengarnya, matanya melihat taeyong yang salah tingkah, jisoo tersenyum menjawab, "abah teh gak ngijinin saya buat pacaran, umur saya teh udah bukan untuk main-main lagi, pacaran kaya gitu."
Taeyong merasa senang mendengar jawaban jisoo, "kalau kamu menikah, terus kamu harus pergi dari sini sama suami kamu, gimana?"
"Huh?" Jisoo menatap bingung taeyong yang lagi-lagi terlihat salah tingkah.
Taeyong mengusap lehernya, dia merutuki dirinya sendiri dalam hati, "Eumm, maksud saya tuh, kamu gak ada niatan buat tinggal di kota?"
"Engga.." Jisoo menggeleng, tersenyum menatap taeyong begitu paham dengan pertanyaan lelaki itu. Jawabannya membuat raut wajah taeyong berubah.
"Kalau untuk sekarang, saya teh gak tau kalau kedepannya.."
Makin deket aja mereka, Hhehe..
Babay..
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh! | taesoo ft. jaeros
FanfictionWishlist tahun ini 'Semoga ketemu jodoh, biar puasa tahun depan ada yang temenin...' ps; lokal ver. (edisi ramadhan) ©piiroroo | 2020