"Loh, teh rose?"Mark yang membuka pintu sedikit terkejut melihat siapa yang bertamu.
Rose tersenyum kikuk, "ehh iya mark.."
"Ini, teteh teh mau titipin ini buat mas jaehyun.." rose menyerahkan sesuatu yang dibawanya kepada mark.
Mark menerima wadah tupperw*re pink dari rose, "ohh iya tehh, nanti mark kasihin ke bang jae.. mampir dulu teh?"
"Ehh engga usah.." rose menggeleng menolak, "teteh teh cuma mau ngasih itu doang kok, bilangin sama mas jaehyun, maaf gara-gara teteh mas jaehyun teh jadi demam.." lanjutnya, mengingat mereka yang kehujanan bersama.
Mark mengangguk paham, "Iyaa nanti mark sampaiin, makasih yaa tehh.."
"Iyaa.. kalau gitu teteh pamit yaa.. assalamu'alaikum.."
"Wa'alaikumsalam.."
"Chann!! Chann!!"
Jaemin datang dengan rusuh menghampiri haechan dan yang lainnya di pos ronda, yang sedang asik main monopoli.
"Ihh apasih.. liat, gara-gara kamu, saya teh jadi nginjek tanah si jisung, mana hotel nya teh ada lima lagi!" Haechan jadi uring-uringan tak terima atas kekalahan nya.
Jaemin memutar bola matanya malas, "yeuhh, itu mah kamu aja atuh yang apes.. kenapa jadi salahin saya?"
Haechan menyimpan kasar uang kertas monopolinya, "tau ahh, saya mah mau udahan aja.."
"Ehh, kok gitu kamu teh?" tanya renjun.
Haechan menatapnya sebal, "yaa gimana saya weh atuh, terserah saya!"
"Alahh bilang aja, kamu teh gak terima kalau kalah, uang kamu teh habis kan.. ckckck kasian, nihh ambil uang saya ajaa lah.." chenle menatap haechan, meledeknya.
Jaemin jadi bingung, kenapa jadi berantem gini. "Ehh udah atuhh, ini teh saya mau ngasih tau kamu chan!"
"Apa atuh?"
Jaemin menunjuk ke arah luar pos, "itu, tadi teh saya liat, teh jisoo sama aa orang kota itu lagi jalan berdua.."
Mendengar ucapan jaemin, sontak membuat mata haechan melotot tajam, "Apa?!"
Haechan dengan terburu keluar dari pos ronda, memakai sendal nya pergi. "Ini tehh gak bisa dibiarin, echan teh harus ngasih tau a idoy! Seenak nya pisan, mentang-mentang kemarin echan biarin, gak bisa dibiarin kali ini teh gak bisa.." omel nya selama perjalanan pulang.
"Kamu suka banget bantu orang ya?"
Jisoo berbalik, dirinya sedikit kaget dengan teguran seseorang dari belakang, "ehh mas taeyong.."
"Mas teh lagi ngapain? Kok ada disini?" tanya jisoo.
Taeyong berjalan mendekat, "saya baru pulang ngecek proyek ke lapangan, kebetulan liat kamu disini.."
"Ohh.." jisoo tersenyum, mengangguk paham.
"Abah gimana keadaannya?" Mereka berjalan bersama beranjak dari tempat.
Jisoo melirik ke samping sebentar, kembali lulus ke jalanan, "alhamdulillah, abah teh udah mendingan, mungkin besok teh udah bakalan kerja lagi.."
"Yahh berarti gak bisa barengan lagi dong.." gumamnya pelan.
"Huh? Kenapa mas?" tanya jisoo tak mendengar suara lelaki di sampingnya.
Taeyong sontak menggeleng cepat, "ehh engga kok.. syukur kalau abah udah baikan."
Tiba-tiba aja jisoo berhenti jalan, membuat taeyong ikutan juga. Taeyong menatap bingung jisoo, "loh kenapa berhenti jis?"
Jisoo tersenyum membalas tatapan bingung taeyong, "mas mau temenin saya gak?"
"Huh?" Taeyong mengangkat sebelah alisnya, lagi-lagi bingung dengan pertanyaan jisoo.
Melihat jisoo yang malah tersenyum menatapnya, taeyong pun mengangguk menyetujui ajakan si gadis.
Jisoo yang senang bahwa taeyong akan menemaninya, dia dengan bersemangat langsung menarik tangan taeyong membawa nya pergi.
Taeyong sih ikut aja, bibirnya melengkung tersenyum melihat jisoo yang menarik tangannya. Mereka sampai di tempat abah, tapi jisoo menarik tangan taeyong lagi, pergi ke dalam seperti hutan, mungkin.
Mereka sampai, taeyong sempat terkejut dengan apa yang ada di hadapannya, di sampingnya jisoo tersenyum melihat ekspresi kaget taeyong.
Jisoo menarik taeyong masuk ke dalam rumah kayu tersebut. Didalam sana hanya ada lemari yang diisi banyak buku, dan juga sofa lumayan besar.
Jisoo berjalan ke arah lemari, mengambil salah satu buku koleksinya, "Tempat ini teh hadiah dari abah pas kelulusan saya, saya teh suka disini, suka tempat ini, keadaanya tehh nyaman, terus teh emang gak ada yang tau.."
"Gak ada yang tau?" tanya taeyong.
"Iyaa, kecuali keluarga.. mungkin juga ini teh kan masih tanah abah, karena tanah disini kurang bagus jadinya teh cuma pohon-pohon gitu, jadi jarang ada petani-petani." jelas jisoo, dia mendudukan di sofa besar.
Taeyong masih terdiam, dirinya berpikir ucapan jisoo.
Lohh ini maksudnya gimana? Taeyong spesial kah sampai diajak ke tempat favorit gadis itu? Tolong yang paham kasih tau dia. Jadi geer kan dia..
Taeyong jadi senyum-senyum mendengar jisoo tadi, tolong jangan biarkan dia terbang..
"Mas??"
Teguran jisoo membuat taeyong tersadar, "kamu sering ke tempat ini?" berjalan mendekat, duduk di samping jisoo.
Jisoo tersenyum mengangguk, "Iyaa.."
"Tapi akhir-akhir ini teh jarang, soalnya a jaewon nya teh sibuk terus, jadi gak bisa temenin saya.. saya teh mana berani kesini sendirian, kebetulan ada mas jadi saya minta temenin deh.."
Kretek..
Ada yang patah tapi bukan ranting..
Ada yang jatuh padahal tadi terbang tinggi..Hhehe, siap tidak?
Babay..
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh! | taesoo ft. jaeros
FanfictionWishlist tahun ini 'Semoga ketemu jodoh, biar puasa tahun depan ada yang temenin...' ps; lokal ver. (edisi ramadhan) ©piiroroo | 2020