18 - S.O.S

1.1K 119 21
                                    

Note: semua typo yang membuat mata perih, akan diperbaiki setelah cerita selesai.  

❄️❄️❄️

       Mengucap rasa syukur kepada Tuhan YME, ini yang Jimin lakukan untuk kesekian kalinya dalam beberapa alasan, pertama: ia mendapatkan bantuan media komunikasi berupa ponsel pribadi Rosa, dan yang kedua: bersyukur karena tidak membawa benda yang penting a.k.a laptopnya yang berisi data-data sangat rahasia sekaligus penting. Untunglah bertugas kemari secara mendadak, jadi tidak banyak persiapan. Berbahaya, jika benda itu Nana dapatkan saat menyandera dirinya dan teman-temannya. Tentu saja akan berpindah tangan ke Suga atau Seokjin. Situasi akan sangat menyulitkan semua orang. Kabar baiknya, hanya pakaian di badan satu-satunya yang berhasil selamat dari kobaran api yang dibuat oleh Nana.

Pengalaman tak terlupakan selama bertugas.

        "Saya pinjam sebentar identitas dirinya." Maksud Jimin adalah KTP milik Harry, sekaligus ia mempersiapkan aplikasi perekam untuk merekam pembicaraan mereka berdua. Harry mengeluarkan benda yang diperlukan dari saku dompetnya lalu diserahkan kepada Jimin. Setelah itu, Jimin melihat secara keseluruhan dan fokus pada sekumpulan angka-angka. Oke, ia menekan tombol merah yang tandanya pembicaraan sudah direkam oleh aplikasi ini.

        "Disini Jimin Christian Lando, nomor BIN 781206988 merekam pernyataan Saudara Harry Rivaldo Atmaja, NIK 3187775212970009, di rumah sakit Johns Hopkins pada tanggal seperti yang tertera di atas, telah disumpah dan dinyatakan kebenarannya. Saudara Harry tahu bahwa dirinya telah memperoleh kekebalan hukum dari pihak-pihak berwenang lokal dalam sebuah memorandum gabungan terlampir, yang telah disumpah dan dinyatakan kebenarannya."

        "Silahkan Anda ceritakan kronologi kejadian yang Anda ketahui tentang penembakan pada saudara Tony."

        "Baik pak. Menurut pernyataan Rosa, ia tidak mengetahui jam berapa pastinya kejadian. Tetapi kemungkinan sekitar Jam 9 malam, Tony ditembak orang tidak dikenal. 3 jam setelah operasi dikeluarkannya peluru yang ditangani oleh dokter Rosa sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Dia langsung kabarin saya, dia telepon, kalau Tony kena luka tembak di depan rumahnya, saya kaget dan langsung ke klinik sekitar jam 12 malam lewat 10 menit. Lalu, saat di klinik saat saya bilang akan membuat laporan ke polres. Rosa menyampaikan pesan Tony, yang tidak mau dibawa ke rumah sakit. Saya gak tau kenapa, Rosa juga gak tau kenapa. Tony tidak menjelaskan alasannya baik ke saya atau Rosa. Pemulihan pasca operasi masih dilakukan oleh dokter Rosa dengan obat-obatan seadanya yang dia pakai buat hewan di klinik yang dosisnya hampir sama yang bisa digunakan ke manusia, dikarenakan masih was-was bisa jadi pelaku datang kembali dan tidak ada yang menjaga Tony jika ia pergi keluar."

        "Dua hari di rawat di klinik hewan milik Rosa, kami putuskan menggunakan opsi lain, karena banyak penjagaan di sekitar kediaman Rosa setelah kejadian itu. Saya bilang biar sepupu saya yang perawat untuk jemput Tony dan dirawat di rumahnya. Tetap, dirahasiakan. Jadi jumlah yang mengetahui bertambah 1 orang." Harry berhenti menjelaskan. Jimin mengerutkan dahi dengan jeda waktu diamnya pria itu, "sudah selesai?,"

      "sudah pak." Sahut Harry gugup. Wajahnya hampir menjadi pucat.

Jimin mengangguk, "berarti saudara Harry tidak ada di tempat saat kejadian penembakan berlangsung."

     "Benar, saya tidak disana. Rosa yang ada disana. Dia mengatakan saat kejadian jam 9 malam itu tidak mendengar suara gaduh depan rumah atau di teras rumah. Untungnya Rosa cepat keluar, karena Tony belum datang ke rumahnya sesuai jam janji ketemu mereka. Ternyata sudah di tanah berdarah-darah. Saya kesana, ya setelah mendapat kabar."

     "Baik, waktu pak Jeka hubungi saudara Tony. Kalian sedang dalam perjalanan. Akan pergi kemana saat itu?"

     "Selama dirawat di kliniknya Rosa, Tony tidak menyalakan hp-nya, karena menghindari komunikasi dengan orang terdekat baik keluarga atau pacarnya, relasi dan lain-lain. Hp dinyalakan waktu dia dirawat di rumah sepupu saya. Itu ada satu pesan masuk dari Lisa pacarnya, yang sekarang di rawat di rumah sakit ini. Tony pikir memang Lisa kirim pesan karena khawatir (Tony) gak ada kasih kabar beberapa hari. Ternyata bukan, isi pesannya tertulis kalau Lisa sudah meninggal. Bantu kumpulkan tulang belulangnya. saya juga baca isi pesan yang dikirim. Maksudnya apa? kami gak ngerti. Tony panik, khawatir karena dia coba hubungi ke nomor itu, tapi gak bisa terhubung. Jadi kami pergi cari Lisa, perkiraan kami kalau isi pesannya demikian. Mungkin Lisa pergi ke kota ini..."

Kill My Pain || Blackbangtan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang