20 - Jeka vs Suga [Final]

1.5K 127 51
                                    

1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 Tentang Cukai s.t.d.t.d Undang-undang Republik Indonesia Nomor 39 Pasal 54 Tahun 2007

2. Undang-Undang No.35 Tahun 2009 Tentang Narkotika, pihak yang meng-Impor narkotika secara melawan hukum (Pasal 1 angka 4 jo Pasal 113).

3. Pihak yang melakukan Peredaran Gelap Narkotika dan Preskusor Narkotika (Pasal 1 angka 6 jo 111,112, 129).

*Terdapat adegan berbahaya. Mohon tidak diikuti.


❄️❄️❄️

        Rendra tidak merasa asing dengan dermaga. Rutinitas sehari-hari dalam pekerjaannya. Perbedaannya ini jalur tikus, atau jalur tidak resmi karena tidak ada pemeriksaan dokumen pengiriman atau pemeriksaan barang bongkar muat. "Salah satu cara tercepat ingin menjadi kaya." Sindir Jessi, ia menoleh pada Rendra di samping kirinya, lima menit lalu pria ini baru saja tiba menyusul kemari setelah dihubungi oleh Jessi. Tempat pengintaian sudah jelas dan pasti. Regu tambahan disini lebih banyak dari pada regu yang bersama (Amber dan Jimin). Bukan main-main. Angkatan Laut bersenjata ikut mengirimkan bantuan. Jika boleh, Jessi meminta di rudal saja Nana dan pasukannya. Tapi ia masih bisa berfikir jernih dan waras. Mereka tidak ingin gagal. Berdasarkan pengalaman yang sudah terjadi.

      Di dalam area pelabuhan, sudah ada tiga truk yang menjemput barang. Kapal sudah bersandar sejak dua puluh menit lalu, sebagian barang juga sudah masuk dalam truk pengangkut.

      "Masih banyak yang masuk tanpa pita cukai ya pak." Jessi berdecak kesal, ber-bal-bal tumpukan rokok-rokok itu di pindahkan ke dalam truk.

      "Senjata api ilegal, obat-obatan terlarang, ganja." Sambung Jessi sambil mengeluarkan umpatan-umpatan kasar untuk Nana.

      "Cukup sering terlebih dengan garis pantai panjang seperti di daerah ini. Tapi ya, ukuran kapalnya terbatas. Tidak bisa jenis mother vessel. Saya tidak kaget. Kasus yang cukup sering adalah yang di depan mata kita ini."

      "Udah biasa sih ini dia pak. Gak ada masalah sama barang sang datang. Cukup cepat juga urusnya." Jessi berdecak, dan menggeleng tidak habis pikir.

       Rendra menunjukkan cara penyergapan yang biasa ia lakukan terhadap mafia di sekitar wilayah pabean, agar tidak membahayakan dirinya dan Jessi. Wanita itu setuju. Urusan taktik, Rendra lebih handal darinya. Mereka memberikan aba-aba pada yang anggota lainnya agar bersiap. Nana keluar dari truk, dengan wajah angkuh, kacamata hitam, aura serius dan mengerikan langsung memenuhi tempat itu. Rendra masih ingat bagaimana wanita itu membuat semuanya sulit.

1...2...3...

Helikopter milik angkatan laut terbang rendah di atas mereka.

      "Berbaring di tanah, jangan melawan. Kami sudah mengepung lokasi ini." Pengeras suara sengaja di arahkan agar semua orang mendengar terkhusus untuk Nana.

       Wanita itu panik. Ia memutar tubuhnya, melihat ke seluruh lokasi  sekitarnya, anak buahnya sudah dilumpuhkan dan tidak bisa membantunya. Ada yang terluka di kaki dan ada yang lengan terikat ke belakang oleh pasukan Jessi dan Rendra.

      "Haha, wow," Jessi mengajak Rendra merayakan ini.

      "Siapa ini pak Rendra. Kucing yang ingin jadi Harimau."

       Rendra melepaskan kacamatanya, wajah tampan pria itu mengintimidasi keadaan. Nana tidak bisa menggunakan senjatanya disaat seperti ini. Ia lebih terkejut mengetahui Rendra masih hidup. Jessi tidak menunda untuk menodongkan pistolnya tepat di pelipis kiri wanita itu. "Satu kata aja yang keluar dari mulut lo. Pelatuknya gue tekan. Dor." Jessi memberi isyarat kepada Rendra dengan gerakan matanya.

Kill My Pain || Blackbangtan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang