Lelah.
Setelah menahan rasa sakit yang tersisa, kini tubuh itu harus bergerak demi beberapa lembar won untuk biaya sehari-harinya. Otot-otot di tubuhnya seolah sudah meronta-ronta ingin segera di istirahatkan, namun nyatanya tubuh itu tidak bisa semudah itu beristirahat. Baik beristirahat dari rasa sakit maupun dari kerasnya hidup yang ia alami.
Tapi sekali lagi, tidak apa-apa selama Jungkook masih merasa kuat. Selama presensi itu masih merasa bisa bertahan dengan segala yang terjadi pada hidupnya. Maka ia tidak akan menyerah, keyakinan bahwa 'setelah badai pasti akan ada pelangi' masih di genggam kuat. Dengan harapan suatu saat nanti akan ada pelangi indah yang menghiasi hidupnya setelah dipenuhi oleh badai yang sudah berkali-kali menorehkan luka padanya.
Tapi beruntung, ditengah badai hidupnya ia masih memiliki orang-orang yang mau mengulurkan tangannya untuk membantunya berdiri dan merengkuh dirinya dengan hangat. Jungkook benar-benar bersyukur akan hal itu.
"Jungkook, jam kerjamu sudah habis. Pulanglah dan beristirahat, kau kan baru saja sembuh. Dasar anak nakal, seharusnya masuk kerja saat sudah benar-benar tidak sakit lagi," oceh pria bermarga Byun itu sembari menatap Jungkook dengan tatapan kesal yang dibuat-buat, membuat Jungkook terkekeh kecil dan menggaruk belakang kepalanya pelan.
Memang benar, sebenarnya tubuhnya masih sakit, tapi hanya sedikit dan Jungkook rasa ia masih kuat menahannya. Ditambah lagi dengan Jimin dan Taehyung yang benar-benar menunggunya sampai selesai bekerja. Mereka memberitahu Baekhyun kalau Jungkook masih kurang sehat, dan mereka harus menjaganya. Mau tidak mau, Jungkook terkena omelan Baekhyun ketika dirinya kekeuh masih ingin tetap bekerja walau pria itu menyuruhnya pulang saja.
"Maaf hyung, aku kan karyawan mu. Tidak baik bolos kerja terus menerus."
"Bolos kerja apanya, kau ini izin. Izin!"
Jungkook tertawa pelan melihat reaksi Bosnya yang sepertinya memang sedang kesal, "jangan marah begitu dong. Nanti Jungkookie tambah sakit," ucapnya dengan nada lucu. Membuat Baekhyun gemas dan tidak tega memarahi pemuda itu lagi.
"Baiklah, sudah ya. Pulanglah, kasihan teman-temanmu sudah menunggu."
Jungkook mengangguk pelan, "terima kasih, hyung. Sampai jumpa!" pemuda itupun langsung bergegas mengganti baju dan langsung menghampiri Jimin dan Taehyung yang sudah menunggunya dengan duduk di meja paling belakang.
"Sudah selesai?" tanya Jimin pelan.
"Iya hyung, maaf sudah membuat kalian menungguku. Besok-besok lebih baik kalian langsung pulang saja, aku akan baik-baik saja kok. Jangan khawatir, ada Baekhyun hyung yang baik padaku disini." Jimin dan Taehyung mengangguk mengerti, mereka sudah melihat dengan jelas pria bernama Baekhyun itu memang baik kepada Jungkook. Melihat itu, mereka menjadi sedikit lebih tenang. Walau awalnya mereka tidak menyangka jika Jungkook bekerja di sebuah Bar, tapi setelah melihat bagaimana Jungkook bekerja dan bagaimana Bosnya. Kekhawatiran merekapun hilang.
"Kalau begitu, ayo pulang."
"Brengsek!"
Jungkook, Taehyung, dan Jimin yang baru saja hendak melangkah, seketika menghentikan langkahnya karena tiba-tiba suara gaduh yang yang berada tak jauh dari posisi mereka begitu menarik perhatian. Jangan lupakan Jimin dan Taehyung yang baru pertama kali memasuki Bar ini, pemandangan seperti itu tentu baru bagi mereka. Sedangkan Jungkook, pemuda itu justru dibuat heran dengan suara teriakan barusan. Suaranya seperti familiar di telinganya, seperti suara ...
Yoongi.
Jungkook langsung mendelikkan matanya setelah benar-benar yakin kalau itu adalah suara Yoongi, kakaknya. Pemuda itupun segera mempercepat langkahnya menuju asal keributan sedang terjadi, mengabaikan teriakan Jimin dan Taehyung yang memanggilnya berkali-kali.

KAMU SEDANG MEMBACA
FOR MEMORIES | Jjk
Fanfiction[Brothership/Friendship] "I'm happy in my sadness." Jjk Beritahu kami, apa ada kata lain yang melebihi dari kata menyesal? "Aku sangat menyesal telah melukainya." ___________ start110919 Enjoy the stories~ -Rayeon💜