Jungkook kecil terduduk di pojok ruangan, sendirian sambil menangis tersedu setelah Yoongi mendorongnya cukup keras.
Jungkook hanya tidak sengaja menabrak kakaknya yang sedang sibuk menelfon sambil membawa segelas cokelat panas. Jungkook sama sekali tidak bermaksud membuat baju kakaknya itu basah dan kotor akibat tumpahan cokelat panas, ia benar-benar tidak sengaja. Namun hendak meminta maaf saja Jungkook tidak berani, lidahnya mendadak kelu saat Yoongi menatapnya dengan begitu tajam dan dingin. Alhasil Jungkook hanya bisa menunduk dalam tanpa mengatakan sepatah katapun, dan selang beberapa saat dirinya sudah terdorong jauh kebelakang.
Junhon sedang tidak ada, kembarannya itu belum pulang dari sekolah. Sebenarnya, Jungkook dan Junghon bersekolah di sekolahan yang sama. Namun bedanya, Junghon mengikuti satu kelas lain untuk mengasah keterampilannya lagi sehingga Junghon akan pulang lebih lambat dari pada Jungkook.
Kini Jungkook begitu menginginkan Junghon agar cepat pulang, ia ingin dipeluk. Tubuhnya tidak begitu sakit, namun rasa sakit dihatinya itu begitu mengganggunya. Jungkook tidak tahu kenapa didalam sana juga bisa merasa sakit, Jungkook masih belum mengerti sama sekali.
"Astaga Jungkook!"
Kepala yang sedari tadi tertunduk sambil meneteskan air mata itu seketika terangkat, melihat sosok yang ia inginkan akhirnya datang. Akhirnya berlari menuju ke arahnya.
"Hyung," ucapnya parau. Junghon dengan begitu sigap langsung memeluk adik kembarnya yang entah sudah berapa lama menangis sendirian di pojok ruangan. Junghon khawatir, Jungkook itu selalu membuatnya was-was jika sedang berada di rumah sendirian tanpa dirinya. Sesuatu bisa saja terjadi, dan dia tidak ada di sana untuk membantu.
"Kau kenapa?"
"Aku tidak sengaja menabrak Yoongi hyung. Yoongi hyung marah padaku, dan mendorongku."
"Apa begitu sakit?"
Jungkook kecil mengangguk polos sambil menunjuk dadanya sendiri, "disini ... disini yang sakit. Aku tidak tahu kenapa, tapi tadi rasanya sakit."
"Tadi?" ucap Junghon bingung.
"Iya, tadi. Sekarang tidak sakit setelah kau memelukku."
Jungkook tersenyum lebar dan dibalas senyum juga oleh Junghon. Sepasang anak kembar itu akhirnya saling merasa lega hanya dengan sebuah pelukan.
"Kau pasti bosan menungguku pulang, bagaimana kalau kita pergi keluar? Membeli susu pisang misalnya," tawar Junghon dengan antusias.
"Memangnya tidak apa-apa? Nanti uangmu habis lho."
"Tidak apa-apa, asalkan Jungkookie senang, aku juga senang."
"Benarkah?" ucap Jungkook dengan binar bahagia. Junghon hanya mengangguk sambil tersenyum, tidak apalah jika tabungannya harus terkuras. Demi senyuman manis itu, ia rela melakukan apapun.
Terkadang Jungkook membenci takdirnya, terlahir dari rahim lemah yang membuat hidupnya kian merasakan penderitaan. Namun perasaan itu tidak pernah bertahan lama, setelah membayangkan betapa sakitnya sang ibu yang berusaha melahirkannya dan juga kembarannya. Ditambah dengan pengorbanan Junghon terhadapnya. Mereka seolah sudah mati-matian agar membuatnya tetap hidup, berharap ia akan menjalani hidup yang bahagia. Namun nyatanya tidak sama sekali. Ia harus selalu siap untuk menerima rasa sakit yang bisa saja menikam hati dan fisiknya tanpa bisa diduga. Seperti sekarang.

KAMU SEDANG MEMBACA
FOR MEMORIES | Jjk
Fanfiction[Brothership/Friendship] "I'm happy in my sadness." Jjk Beritahu kami, apa ada kata lain yang melebihi dari kata menyesal? "Aku sangat menyesal telah melukainya." ___________ start110919 Enjoy the stories~ -Rayeon💜